40 melaksanakan kegiatan yang telah disepakati. Monitoring dapat dilaksanakan
melalui kegiatan observasi pembelajaran di kelas, diskusi formal dan informal bersama para guru, memeriksa perencanaan individual setiap guru, dan melakukan
analisis atas hash tes yang dilakukan oleh guru. 3 tahap evaluasi yaitu membuat kesepakatan bersama guru tentang waktu evaluasi. Para guru dan kepala sekolah
harus memberi perhatian penuh dan waktu yang cukup luas dalam melakukan evaluasi. Evaluasi bertolak dari hash evaluasi diri setiap guru untuk menemukan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan masalah yang dihadapi guru. Berdasarkan uraian tersebut, ruang lingkup manajemen kinerja guru, meliputi
upaya membangun kesepakatan antara kepala sekolah dan guru tentang peran guru untuk meraih tujuan sekolah, kemampuan-kamampuan yang harus
ditunjukkan guru dalam tugasnya, dan harapan-harapan sekolah terhadap kinerja guru. Kesepakatan tersebut dilaksanakan melalui tahap perencanaan, tahap
monitoring, dan tahap evaluasi kinerja.
d. Model-Model Manajemen Kinerja
Wibowo 2008: 22-28 menjelaskan beberapa model manajemen kinerja, a Model Deming, menggambarkan pelaksanaan manajemen kinerja sebagai
suatu keseluruhan proses yang meliputi penyusunan rencana, melakukan tindakan pelaksanaan, memonitor jalannya proses dan hasilnya, serta
melakukan review atau tinjauan kembali atas semua proses untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai dan upaya perbaikan kinerja yang masih
kurang sesuai rencana. Model Deming berlangsung dalam suatu siklus proses manajemen kinerja untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
41 b Model Torrington dan Hall, menggambarkan pelaksanaan manajemen kinerja
dalam 4 tahap yaitu merumuskan harapan-harapan atas kinerja. menentukan dukungan agar kinerja dapat mewujudkan tujuan, melakukan peninjauan dan
penilaian kinerja selama proses pelaksanaan, dan mengelola standar kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan secara efektif.
c Model Costello, menggambarkan manajemen kinerja dalam bentuk siklis yang diawali dengan perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, monitoring, dan
review. Pencapaian kemajuan dilaksanakan melalui proses pelatihan coaching dan review secara berkala dalam setiap tahapan proses manajemen
kinerja. d Model Armstrong dan Baron, menggambarkan proses manajemen kinerja
sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berurutan agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Rangkaian aktivitas tersebut diawali dengan
perumusan mini dan tujuan strategis organisasi sebagai pemberi arah atas semua aktivitas. Selanjutnya dirumuskan rencana dan tujuan setiap kegiatan,
kesepakatan contract kinerja dan pengembangannya, rencana kinerja dan pengembangannya, tindakan kerja dan pengembangannya, monitoring dan
umpan balik berkelanjutan, review formal dan umpan baliknya, dan penilaian kinerja secara menyeluruh.
Model-model manajemen kinerja tersebut menawarkan proses perencanaan yang dimulai dari perumusan misi dan tujuan strategis sekolah, tujuan dan sasaran
kegiatan-kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler, kontrak kinerja antara para guru, kepala sekolah, dan stakeholder lainnya, pelaksanaan kinerja yang disertai review
42 dan pelatihan coaching berkesinambungan, monitoring dan umpan balik, serta
penilaian menyeluruh yang melibatkan standar kinerja tertentu untuk menjaga kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru. Model-model
manajemen kinerja tersebut diterapkan secara selektif pada setiap organisasi termasuk sekolah. Setiap sekolah sesuai situasi dan kondisinya menentukan
langkah-langkah dalam melaksanakan suatu model manajemen kinerja.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru