74
Berbicara tentang pengarahan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi untuk Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, sebagai informasi tambahan, mereka
juga memperhatikan daerah lain yang ada di kawasan Mebidangro, seperti Kabupaten Karo dan Kota Binjai. Keadaan masing – masing daerah saat ini
adalah Karo tidak terlalu efektif dan Binjai kemungkinan bisa. Namun Binjai sampai saat ini masih mampu menangani masalah volume sampahnya karena
belum limit. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kesatuan tindakan
ditentukan oleh bagaimana koordinator mengarahkan dan menguatkannya dalam sebuah intervensi. Hal ini akan membantu setiap kegiatan berjalan sesuai target.
Dalam masalah ini mungkin belum dapat dilihat apakah pengarahan yang dilakukan sudah cukup efektif atau belum, karena dilakukan hanya untuk
mengerahkan masing – masing pihak untuk sepakat terlebih dahulu dan belum menyentuh masalah teknis. Untuk kedepannya Pemerintah Provinsi diharapkan
bisa lebih aktif, mengingat ada juga beberapa program serupa, yaitu pembangunan TPA Terpadu antara Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi.
6.2. Komunikasi
Informasi harus dikomunikasikan agar pihak yang terkait memiliki dasar perencanaan dan rencana – rencana tersebut harus dikomunikasikan agar
dilaksanakan Handoko, 2003 : 271. Menurut George Edward III komunikasi akan membuat pemahaman pelaksana kebijakan semakin baik, dan pemahaman isi
kebijakan yang dikomunikasikan akan menekan terjadinya distorsi atau penolakan.
Universitas Sumatera Utara
75
Komunikasi akan dibagi dalam beberapa segmentasi dalam penelitian ini, petama berupa metode sosialisasi tentang kebijakan yang mengatur koordinasi
dalam pengelolaan sampah di TPA terpadu. Kedua, akan dipaparkan melalui respon masing – masing pihak yang berkoordinasi dan terakhir bagaimana pola
interaksi yang mereka lakukan dilihat dari pertemuan – pertemuan antara Medan dan Deli Serdang.
Sebelum ada Mebidang, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan belum pernah menyentuh wacana koordinasi pengelolaan sampah di TPA Terpadu,
menurut informan. Setelah Mebidang ada, hal tersebut masih berupa wacana – wacana biasa. Kalaupun ada kerjasama yang terjadi, biasanya tidak dalam skala
yang besar. Lalu setelah Mebidangro ada dan masuk dalam RTR Perpres No.622011 yang secara eksplisit menyatakan adanya TPA Terpadu Regional,
barulah secara intensif masing – masing pihak membicarakan hal tersebut. Adapun Perpres ini telah menerima masukan – masukan dari proses – proses
maupun kajian – kajian untuk menguatkannya dan siap untuk disosialisasikan. Berdasarkan wawancara dengan para informan, Perpres No.622011 pada saat
itu disosialisasikan oleh lebih dari satu pihak, yaitu dari kementrian pusat dan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman. Dalam hal ini
juga termasuk himbauan agar perencanaan pembangunan di daerah disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang RTR dalam kebijakan tersebut.
Secara khusus didapati bahwa Kabupaten Deli Serdang setelah menerima sosialisasi, juga menyebarkan isi sosialisasi kepada masyarakat melalui
Musrenbang, agar masyarakat juga menjadi aware terhadap Perpres tersebut berikut dengan program di dalamnya. Dalam hal ini kita melihat pola sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
76
yang dinamis, artinya berlanjut dan tidak stagnan di Pemerintah Kabupaten saja. Dapat dilihat bahwa masyarakat juga diikutsertakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan sekalipun wacana ini belum berjalan. Pola interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam koordinasi ini juga
terwujud dalam setiap rapat atau pertemuan antara pihak yang bersangkutan dan ditengahi oleh Pemerintah Provinsi. Sampai saat ini pihak Kabupaten Deli
Serdang dan Kota Medan selalu mengadakan pertemuan rutin sekali dalam setiap dua bulan untuk membicarakan koordinasi sebagai daerah regional, termasuk juga
pembicaraan mengenai pengelolaan sampah di TPA Terpadu. Adapun respon yang dilontarkan oleh masing – masing pihak yang akan
berkoordinasi memiliki pertimbangan tertentu. Kabupaten Deli Serdang menyambut koordinasi dalam pengelolaan sampah ini. Mereka akan
melaksanakannya karena ini merupakan ketentuan hukum yang harus dijalankan meskipun ada kondisi tertentu yang mereka minta untuk dipenuhi.
Deli Serdang memiliki lahan yang memadai dan telah dilakukan studi kelayakannya. Sebelumnya telah diusulkan beberapa lokasi dan akhirnya
dilakukan kajian pada tiga lokasi yang dipilih. Hasil dari kajian tersebut menunjukkan TPA STM Hilir Kabupaten Deli Serdang adalah tempat yang
paling memungkinkan. Menurut informan dari BAPPEDASU, meskipun Deli Serdang menanggapi
hal ini dengan positif, akan tetapi ada reaksi tidak setuju pada awalnya karena perspektif mereka melihat bahwa mereka adalah pihak yang dirugikan. Alasannya
mereka menyediakan lahan TPA untuk menampung sampah dari daerah lain. Namun apabila kita berpikir regional tiap – tiap daerah seyogianya harus saling
Universitas Sumatera Utara
77
berinteraksi dengan daerah lain. Kebetulan lahan di sana masih memungkinkan secara bentuk dan luas dibandingkan Medan yang sudah relatif sulit untuk
menampung karena luasnya yang tidak memadai. Pada sisi yang berbeda, yaitu berdasarkan penuturan informan dari
BAPPEDA Kabupaten Deli Serdang, mereka menyatakan bahwa suka tidak suka ataupun mau tidak mau, kebijakan tersebut merupakan sebuah amanat
perundangan dan ketentuan hukum. Jadi tidak benar apabila mereka merespon negatif wacana tersebut. Akan tetapi harus ada kajian – kajian yang harus
dijadikan perhitungan sebelum memulai melakukan koordinasi agar tidak menempatkan mereka sebagai ‘objek penderita’.
Untuk saat ini Kabupaten Deli Serdang mengaku masih bisa menangani sendiri masalah pengelolaan sampah di TPA. Masyarakat pun terlibat di
dalamnya, yaitu langsung di sumber sampah. Dalam artian mereka terlibat dalam pemilahan di awal dengan prinsip 3 tiga R. Kami juga memiliki project untuk
kelompok swadaya masyarakat yang menangani sampah, mirip dengan bank sampah.
Pihak Kota Medan merupakan wilayah yang akan bertindak sebagai distributor dalam koordinasi pengelolaan sampah terpadu nantinya. Meskipun
merasa masih dapat menanggung sendiri pengelolaan sampah dan belum menerima secara gamblang koordinasi ini, mereka mendukung kerjasama ini
karena sangat membantu. Sehingga menurut informan, tidak perlu memberikan anggaran yang berlebihan untuk Dinas Kebersihan karena kita hanya berfokus
pada satu TPA saja.
Universitas Sumatera Utara
78
Berbicara tentang pendistribusian sampah, Dinas Kebersihan Kota Medan sendiri mengaku tidak pernah membuang sampahnya ke TPA milik Kabupaten
Deli Serdang, kecuali pada TPA milik Kota Medan sendiri di wilayah Deli Serdang yang bernama TPA Namobintang. Menurut informan, yaitu KTU UPTD
TPA Namobintang, TPA tersebut untuk sementara ditutup dengan alasan tidak sanggup membiayai pengelolaan kedua TPA Kota Medan secara bersama – sama.
Selain itu sistem open dumping yang diterapkan tidak dapat dilakukan lagi, sehingga berfokus pada TPA Terjun.Namun apabila walikota telah mencabut SK
penutupannya maka boleh beroperasi lagi. Penutupan TPA Namobintang ini menyebabkan kegiatan operasional
pengangkutan sampah menjadi lambat. Pasalnya kendaraan yang harusnya dapat dibagi dua ke TPA Medan menjadi terintegrasi dalam satu TPA saja. Sehingga
antrian pembuangan di TPA Terjun menjadi banyak dan tidak memungkinkan kendaraan pengangkut untuk mengambil sampah lagi.
Menurut Laporan Periodik Cawu – I TPA Terjun 1 Januari – 30 April 2014, TPA milik Kota Medan tersebut diperkirakan kondisinya akan mencapai
limit dalam kurun waktu lima tahun lagi. Komposisi dari TPA Terjun adalah 10 Ha dipergunakan untuk penimbunan sampah dengan sistem open dumping dan 4
Ha sebagai lokasi cadangan yang direncakan untuk pembuangan sampah sistem sanitary landfill
. Berdasarkan hal – hal tersebutlah Kota Medan menyambut baik pengelolaan sampah di TPA Terpadu ini.
Wacana kerjasama di luar dengan pihak lain ternyata juga dimiliki oleh pihak Kota Medan dalam pengelolaan sampahnya. Selama hampir 2 tahun mereka telah
mengikat kesepakatan untuk bekerjasama dengan PT. Agro Mulia Abadi. Mereka
Universitas Sumatera Utara
79
telah melakukan dua tahap pengkajian tentang sampah. Meskipun masih dalam proses, pihak tersebut nantinya ingin men-zero-kan atau menghabiskan sampah
Kota Medan, dan bahkan Medan akan mengimpor sampah dari daerah lain, seperti Deli Serdang, Binjai, dan Karo. Apabila hal ini terjadi kemungkinan Kota medan
tidak lagi memerlukan TPA Terpadu melainkan menciptakan wajah koordinasi baru dengan daerah lain, termasuk Deli Serdang.
6.3. Pembagian Kerja