Kesatuan Tindakan Koordinasi Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan dalam Pengelolaan Sampah di TPA Terpadu

71 BAB VI ANALISIS DATA Setelah mengurutkan, mengatur dan mengelompokkan data – data atau informasi yang didapatkan baik melalui studi pustaka, wawancara dan observasi selama penelitian di lapangan maka dilakukan analisis. Melakukan analisis akan memperoleh temuan, baik temuan formal maupun temuan substantif yang dapat menjawab fokus atau masalah penelitian. Analisis data yang dilakukan peneliti juga disesuaikan dengan teori koordinasi dengan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya.

6.1. Kesatuan Tindakan

Berdasarkan Perpres No.622011 pasal 46, TPA Terpadu Regional diarahkan terutama untuk melakukan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sampah. Beberapa kabupatenkota di Kawasan Mebidangro cukup memiliki satu lokasi TPA saja. Sehingga, lahan TPA yang ada di kabupatenkota dapat diarahkan dan dimanfaatkan untuk penggunaan kepentingan lain. Karena menyangkut hubungan antara lebih dari satu daerah dan merupakan kegiatan lintas wilayah, maka Pemerintah Provinsi sebagai koordinator mengarahkan kedua belah pihak untuk saling berinteraksi. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Terry, koordinasi meliputi beberapa hal termasuk salah satunya adalah directing pengarahan. Pengarahan menjadi penting agar pihak yang ditengahi, dalam hal ini Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, memiliki pandangan dan arah yang sama menuju goal dari aktivitas yang akan dilakukan. Adapun kesatuan tindakan juga memerlukan intervensi dari koordinator, yang dalam bentuk apapun akan sangat mempengaruhi arah yang ditempuh. Universitas Sumatera Utara 72 Kesatuan tindakan merupakan inti dari koordinasi yang merujuk pada penyesuaian antara diri dan tugasnya dengan anggota maupun satuan organisasi lainnya. Kesatuan ini merupakan tugas dari pemimpin untuk mengatur rupa – rupa usaha sehingga muncullah keserasian. Pemerintah Provinsi berperan sangat penting sebagai koordinator berjalannya kegiatan yang direncanakan. Dalam hal ini koordinator memegang peran sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat yang membangun wacana Kawasan Strategis Nasional KSN Mebidangro berikut dengan berbagai macam program yang ada di dalamnya. Artinya koordinator tidak hanya mengarahkan, tetapi juga memastikan bahwa program berjalan sesuai ketentuan. Menurut informan dari BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara BAPPEDASU, koordinasi yang ada dalam Perpres No.622011 pasal 46 mengenai pengelolaan sampah dalam TPA Regional Terpadu, ternyata belumlah terlaksana. Tapi ini bukanlah bentuk dari ketidakpedulian mereka. Telah dilakukan oleh pihak Pemerintah Provinsi beberapa hal yang bentuknya persuasif untuk membuat pihak Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan menjadi aware terhadap program tersebut. Usaha awal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi sebagai koordinator dalam aktivitas ini adalah mendorong kedua belah pihak untuk mau berkoordinasi terlebih dahulu. Menurut informan dari BAPPEDA Kabupaten Deli Serdang, pengarahan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi sudah cukup jelas. Namun masing – masing pihak dapat dikatakan belum tergerak dalam melakukan arahan yang disampaikan Pemerintah Provinsi dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Hal inilah yang mungkin menjadi faktor dominan yang membuat program tidak terlaksana. Universitas Sumatera Utara 73 Meskipun memiliki wewenang untuk mengawasi bahkan memastikan program berjalan di provinsi, menurut informan dari BAPPEDASU, mereka menghormati kedaulatan tiap – tiap daerah sebagai sebuah wilayah yang otonom. Menurut penuturannya, hal pertama yang akan mereka lakukan adalah mendorong mereka untuk sepakat terlebih dahulu untuk memiliki TPA Terpadu Regional. Meskipun di sisi lain koordinasi sudah ditetapkan, namun jika salah satu daerah menolak, tetap saja koordinasi tidak akan bisa berjalan. Tidak mungkin Pemerintah Provinsi atau pusat secara tiba – tiba membangun TPA di Deli Serdang tanpa persetujuan dan koordinasi daerah yang memiliki wilayah. Selain berbicara mengenai pengarahan directing dari Pemerintah Provinsi, penting pula kita menaruh perhatian terhadap bentuk intervensi yang mereka miliki untuk menjamin kesatuan tindakan antara pihak Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Menurut informan, bentuk intervensi yang mereka lakukan adalah memastikan bahwa setiap aktivitas, termasuk pengelolaan sampah terpadu, harus dilaksanakan. Adapun bentuk konkret dari campur tangan pemerintah adalah dengan memfasilitasi pertemuan masing – masing pihak untuk duduk bersama membicarakan pengelolaan sampah di TPA Terpadu nantinya. Setelah melakukan berbagai pertemuan dan menerima pengarahan, diharapkan kedua belah pihak akan membangun sebuah koordinasi yang aktif dan dinamis. Artinya ada sebuah interaksi dan saling ketergantungan. Adapun interaksi ini akan dibakukan dengan membangun kelembagaan Mebidangro yang khusus untuk mengatur dan mengarahkan daerah secara teknis dalam pelaksanaan program dalam kebijakan. Universitas Sumatera Utara 74 Berbicara tentang pengarahan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi untuk Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, sebagai informasi tambahan, mereka juga memperhatikan daerah lain yang ada di kawasan Mebidangro, seperti Kabupaten Karo dan Kota Binjai. Keadaan masing – masing daerah saat ini adalah Karo tidak terlalu efektif dan Binjai kemungkinan bisa. Namun Binjai sampai saat ini masih mampu menangani masalah volume sampahnya karena belum limit. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kesatuan tindakan ditentukan oleh bagaimana koordinator mengarahkan dan menguatkannya dalam sebuah intervensi. Hal ini akan membantu setiap kegiatan berjalan sesuai target. Dalam masalah ini mungkin belum dapat dilihat apakah pengarahan yang dilakukan sudah cukup efektif atau belum, karena dilakukan hanya untuk mengerahkan masing – masing pihak untuk sepakat terlebih dahulu dan belum menyentuh masalah teknis. Untuk kedepannya Pemerintah Provinsi diharapkan bisa lebih aktif, mengingat ada juga beberapa program serupa, yaitu pembangunan TPA Terpadu antara Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi.

6.2. Komunikasi