Kelemahan Problem Solving Kajian Teori tentang Problem Solving

27 5. Menyampaikan hasil Pada tahap terakhir, anak menyampaikan hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh anak-anak. Dalam penelitian ini, peneliti membuat sendiri persoalanpermasalahan yang diberikan pada anak dengan mempertimbangkan karakteristik perkembangan kognitif anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Problem Solving dalam Pengukuran Jenis Pengukur an Permasalahan Alat Ukur Benda yang di Ukur Pemecahan MasalahProblem Solving Panjang Doni ingin membuat menara dari sedotan, dengan tingggi sama dengan tinggi meja anak- anak. Namun, tinggi satu potongan sedotan tidak ada yang sama dengan tinggi meja anak-anak. Apa yang akan kalian lakukan untuk membantu Doni membuat menara itu? Non standar Jengkal Potongan Sedotan Meja Menara 1. Anak mengukur tinggi meja menggunakan jengkal 2. Anak mengukur tinggi meja menggunakan sedotan 3. Anak mengukur tinggi menara menggunakan jengkal. Standar Meteran Meja Menara 4. Anak mengukur tinggi meja menggunakan meteran 5. Anak mengukur tinggi menara menggunakan meteran Volume Ada 2 botol air dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Air yang berada di botol satu berwarna merah dan yang satunya lagi berwarna hijau. Namun, Nina diminta Ibunya untuk mengambil 1 botol saja yang mempunyai isi paling banyak. Apa yang akan kalian lakukan untuk membantu Nina? Non standar Gelas kecil Air 1. Anak mengukur volume air yang berwarna merah menggunakan gelas kecil 2. Anak mengukur volume air yang berwarna hijau menggunakan gelas kecil Standar Gelas ukur Air 3. Anak mengukur volume air yang berwarna merah menggunakan gelas ukur 4. Anak mengukur volume air yang berwarna hijau menggunakan gelas ukur Massa Ibu ingin membeli kentang dengan berat sama dengan berat sebuah kubis yang telah dibelinya. Berapa butir kentang yang harus Ibu beli? Ayo bantu Ibu mendapatkan sejumlah kentang yang sama berat dengan sebuah kubis. Non standar Timbang an buatan hanger Kubis Kentang 1. Anak mengukur massa kentang dan kubis menggunakan timbangan buatan. Standar Timbang an Kubis Kentang 2. Anak mengukur massa kubis menggunakan timbangan. 3. Anak mengukur massa kentang menggunakan timbangan. 28

D. Hakekat Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini

Menurut Ebbeck dalam Harun Rasyid, dkk 2009: 44, layanan pendidikan anak usia dini berkisar sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun. Hal ini sejalan dengan pendapat Soegeng Santoso dalam M. Ramli 2005: 1, yang menyatakan bahwa anak usia dini ialah anak yang berada pada rentang masa usia lahir sampai usia 8 tahun. National Association for the Education of Young Children NAEYC juga menjelaskan bahwa anak usia dini merupakan masa dimana anak berada pada rentang usia lahir sampai usia delapan tahun Sofia Hartati, 2005: 7. Namun demikian, dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini PAUD di Indonesia hanya pada usia 0-6 tahun. Hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa anak usia dini merupakan masa dimana seorang anak berada pada rentang usia lahir sampai usia enam tahun. Anak usia dini yang berada pada rentang usia 0-6 tahun merupakan anak yang sedang membutuhkan pendidikan untuk menstimulasi semua aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial emosional Dwi Yulianti, 2010: 7. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Namun, di Indonesia anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia lahir sampai enam tahun.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN BAGI ANAK KELOMPOK B2 Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bermain Peran Bagi Anak Kelompok B2 Pada TK MTA 1 Alas Tuwo Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B2 Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

BAB 1 PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK B1 TK ABA GADING LUMBUNG KRETEK BANTUL.

3 11 115

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL.

0 13 223

PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN TURI SLEMAN YOGYAKARTA.

2 10 153

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MELALUI PROBLEM SOLVING DENGAN BENDA KONKRET PADA ANAK USIA KELOMPOK B TK PKK 74 PAJANGAN.

1 5 203

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN.

0 16 134

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MELALUI AKTIVITAS MENGGAMBAR PADA KELOMPOK B2 DI TK ABA KALAKIJO GUWOSARI PAJANGAN BANTUL.

1 36 200

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PAPER QUILLING PADA ANAK KELOMPOK B4 DI TK MASYITOH DUKUH, IMOGIRI, IMOGIRI, BANTUL.

3 62 158