24 Haryati 2010: 25-26, kelebihan pembelajaran problem solving adalah
sebagai berikut: a. Mendidik siswa untuk berpikir sistematis. Melalui metode problem solving
anak dilatih untuk berfikir secara sistematis, mulai dari mengidentifikasi permasalahan sampai dengan merancang solusi.
b. Mampu mencari jalan keluar terhadap situasi yang dihadapi. Hal tersebut sebagai modal kelak di kemudian hari, apabila menghadapi sebuah
permasalahan. c. Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek. Anak dapat melihat
sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. d. Mendidik siswa percaya diri sendiri.
e. Berpikir dan bertindak kreaktif. Melalui problem solving, dapat meningkatkan rasa kengintahuan siswa untuk memecahkan persoalan tersebut sehingga
mendorong anak untuk berpikir dan bertindak kreatif. f. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
h. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
4. Kelemahan Problem Solving
Menurut Haryati 2010: 26, kelemahan pembelajaran problem solving adalah memerlukan waktu yang cukup banyak. Hal tersebut dikarenakan
25 kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berbeda beda, sehingga harus
berdiskusi untuk menyamakan persepsi tentang permasalahan tersebut. Selain itu, Hamruni 2012: 115, menambahkan kelemahan pembelajaran
problem solving, yaitu: a. Ketika siswa tidak memiliki minat terhadapat masalah tersebut dan percaya
bahwa masalah tersebut sulit untuk dipecahkan, mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Tanpa mengetahui mengapa mereka harus memecahkan masalah tersebut, mereka tidak akan mempelajarinya.
C. Problem Solving dalam Pengukuran
Dalam penelitian ini pembelajaran problem solving dalam pengukuran menggunakan metode yang dikembangkan oleh David Johnson Johnson,
dengan langkah mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan, dan melakukan
evaluasi. Langkah pembelajaran problem solving tersebut digunakan untuk umum, sehingga
tidak sesuai dengan pembelajaran di TK. Oleh karena itu, dalam penerapannya peneliti modifikasi langkah tersebut, sehingga tidak sama dengan
aslinya. Langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh David Johnson
Johnson yang pertama adalah mengidentifikasi masalah, namun pada penelitian ini langkah pertama adalah guru memberikan persoalan pada anak. Alasannya
adalah anak TK akan kesulitan apabila diminta untuk mengidentifikasi sebuah
26 masalah sendiri. Langkah yang kedua, ketiga, dan keempat sama seperti aslinya,
yaitu mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi dengan melakukan uji coba, menentukan dan menerapkan strategi pilihan. Langkah yang terakhir
yang dikembangkan oleh David Johnson Johnson adalah melakukan evaluasi, peneliti memodifikasi menjadi mengkomunikasikan hasil. Alasannya adalah hasil
dari pengukuran merupakan salah satu aspek yang di nilai pada penelitian ini. Hasil modifikasi langkah-langkah pembelajaran pengukuran melalui
problem solving adalah sebagai berikut: 1. Persoalan
Pada tahap ini, guru menyampaikan persoalan masalah kepada anak. Persoalan tersebut dirumuskan oleh guru dalam bentuk pertanyaan terbuka yang didesain
semenarik mungkin dan disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak usia dini.
2. Mendiagnosis masalah Pada tahap kedua, guru mendorong anak untuk menganalisis masalah tersebut
dengan diskusi bersama di dalam kelas hingga anak-anak mendapatkan langkah-langkah yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Merumuskan alternatif strategi dengan melakukan uji coba Pada tahap ketiga, anak-anak dengan bantuan guru melakukan uji coba setiap
tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. 4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan
Pada tahap keempat, anak-anak menentukan strategi mana yang dapat dilakukan untuk kemudian digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.