174
saja ada yang malas. Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi kedisiplinan menurut pendapat Conny R. Semiawan
berikut: a.
Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk
berbuat disiplin. b.
Dorongan yang datangnya dari luar yaitu karena adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan
sebagainya.
266
Jadi, jika kesadaran diri pada anak rendah maka anak akan mucul sifat malas pada diri siswa sehingga akan menjadi penghambat
dalam mendisiplinkan akhlak anak. Namun hal ini tetap menjadi tugas orang tua untuk selalu membimbing dan meningkatkan kesadaran
anaknya. 2
Adanya sebagian orang tua yang belum tegas dalam mendisiplinkan anak untuk sholat tepat waktu.
3 Pengaruh teknologi juga menghambat orang tua dalam mendisiplinkan
anak.
c. Solusi Orang Tua dalam Mendidik Akhlakul Karimah Anak melalui
Kedisiplinan di desa Depok Solusi yang digunakan orang tua mengatasi hambatan dalam
menerapkan kedisiplinan pada anak adalah sebagai berikut: 1
Untuk anak yang kurang disiplin dan malas bangun pagi, seharusnya orang tua bisa bertindak tegas agar anaknya tidak mengulangi hal
tersebut. Jika perlu orang tua menggunakan cara otoriter agar anak
266
Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran..., hal. 95
175
lebih bersifat disiplin. Singgih D Gunarsa dan Yulia D Gunarsa menyatakan, cara otoriter memang bisa diterapkan pada permulaan
usaha menanamkan disiplin, tetapi hanya bisa pada hal-hal tertentu atau ketika si anak berada dalam tahap perkembangan dini yang
masih sulit menyerap pengertian-pengertian.
267
Jadi orang tua perlu menggunakan cara otoriter jika anaknya masih sulit menyerap pengertian.
2 Untuk orang tua yang belum tegas terhadap anaknya, seharusnya
bisa bersikap tegas lagi. Karena perilaku anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Penggunaan hukuman juga diperlukan, namun
harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang duhukum bukan si anak atau perasaan anak,
melainkan perbuatannya yang melanggar aturan. Seperti pernyataan Singgih D Gunarsa dan Yulia D Gunarsa, dalam usaha menanamkan
disiplin pada anak, beberapa faktor perlu diperhatikan adalah:
268
a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif
anak sesuai dengan azas perkembangan aspek kognitif. b.
Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin.
c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan
agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin. d.
Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang duhukum
bukan si anak atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang melanggar aturan.
e. Menanamkan disiplin bukan kegiatan sekali jadi, melainkan
harus berkali-kali.
267
Singgih D Gunarsa dan Yulia D Gunarsa, Psikologi Perkembangan., hal. 82-83
268
Ibid., hal. 86-67
176
Jadi, orang tua harus bisa bersikap lebih tegas lagi. Jika perlu menggunakan hukuman, namun hukuman yang dimaksud harus
diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten, dengan dasar bahwa yang dihukum bukan si anak atau perasaan anak, melainkan
perbuatannya yang melanggar aturan. 3
Untuk pengaruh dari teknologi, lagi-lagi orang tua harus bersikap tegas. Karena sikap tegas dari orang tua sangat penting dalam
mendidik anak yang sering main HP.
177
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan