Stres Kerja Uraian Teoritis

kemerosotan lazimnya ditandai dengan pengurangan, pemberhentian, dan serangkaian ketidakpastian yang berbeda. Stres cenderung paling kecil dalam tahap dewasa di mana ketidakpastian berada pada titik terendah. Schuller dalam Jacinta, 2002:2 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut Schuller, stres kerja yang dihadapi karyawan berkolerasi dengan penurunan prestasi kerja. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja antara lain : 1 Timbulnya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja 2 Mengganggu kenormalan aktivitas kerja 3 Menurunkan tingkat produktivitas 4 Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

2.1.2 Stres Kerja

Adapun menurut Robbins 2001:563 stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stres dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja Universitas Sumatera Utara yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stres.

A. Kategori Penyebab Stres Kerja

Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena kombinasi penyebab stres. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu di dalam pekerjaan dan di luar pekerjaan. Handoko, 2000:200-201 Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres di dalam pekerjaan, antara lain : a. Beban kerja yang berlebihan b. Tekanan atau desakan waktu c. Buruknya kualitas supervisi d. Iklim politis yang tidak aman e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai f. Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab g. Kemenduaan peranan role ambiguity Universitas Sumatera Utara h. Frustasi i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres di luar pekerjaan antara lain: a. Kekuatiran finansial b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak c. Masalah-masalah fisik d. Masalah-masalah perkawinan e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.

B. Gejala Adaptasi Umum

Selye dalam Siregar, 2006:20 menyatakan bahwa ada 3 tiga tingkatan yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu alarm alarm, perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang, tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan dengan terus berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua yaitu tahap perlawanan. Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan lain sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering Universitas Sumatera Utara menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit. Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Tahap ini akan muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya.

C. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan

Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres fight atau berdiam diri freeze. Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja merupakan gejala individu yang mengalami stres, antara lain: a. Bekerja melewati batas kemampuan b. Keterlambatan masuk kerja c. Tingkat absensi yang meningkat d. Kesulitan membuat keputusan e. Kesalahan yang fatal f. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan g. Lupa dengan janji yang dibuat h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain i. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat Universitas Sumatera Utara j. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, dan radang pernafasan.

D. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan

Schuller dalam Rini, 2002:3 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa : a. Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja c. Menurunkan tingkat produktivitas d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

E. Mengelola Stres Kerja Karyawan

Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan karena stres dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi juga karena pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan penanggulangan stres antara pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak dibedakan secara tegas, Universitas Sumatera Utara pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi, maupun kedua-duanya. Tabel 2.1 berikut ini menyajikan dua pendekatan dalam menanggulangi stres. Tabel 2.1 Penanggulangan Stres Secara Individual dan Organisasi Secara Individual Secara Organisasi a. Meningkatkan keimanan a. Melakukan perbaikan iklim organisasi b. Melakukan meditasi dan pernafasan b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik c. Melakukan kegiatan olah raga c. Menyediakan sarana olah raga d. Melakukan relaksasi d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas e. Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga e. Mengubah struktur dan proses organisasi f. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan f. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan g. Melakukan restrukturisasi tugas h. Menerapkan konsep Sumber: Siagian 2003: 290 Siagian 2003: 302-303 mengemukakan bahwa ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain : a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi berbagai stres. b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stres. c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala-gejala stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil Universitas Sumatera Utara langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya. d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres. e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka benar- benar diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya. f. Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini. g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat dielakkan. h. Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat menghadapi stress.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Anggia Prihayandari Siregar 2006 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa