1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah dukungan organisasi promosi, dan
komunikasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Kantor Cabang Medan Putri Hijau?”
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi promosi, dan komunikasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan pada PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Kantor Cabang Medan Putri Hijau .
1.4 Manfaat penelitian
Penulisan karya ilmiah tentang pengaruh dukungan organisasi promosi, dan komunikasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan ini di harapkan
bermanfaat untuk: a.
Bagi perusahaan Dapat memberikan saran dan masukan dalam membuat suatu keputusan
terutama di bidang personalia, khususnya tentang organisasi yang ada hubungannya dengan stres kerja sehingga dapat dicari upaya untuk mengurangi
stres kerja pada karyawan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang tata laksana kerja pada suatu badan usaha dan memberikan gambaran langsung untuk terjun ke
dalam dunia kerja. c.
Bagi peneliti selanjutnya Memberikan kontribusi akademik mengenai stres kerja kepada pembaca,
terutama untuk melakukan penelitian di bidang manajemen sumber daya manusia khususnya kajian mengenai dukungan organisasi dan pengaruhnya terhadap stres
kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi adalah bagaimana para pekerja diorganisasikan dalam unit-unit formal atau informal untuk mencapai misi dan sasaran strategis;
bagaimana tanggung jawab tugas dan jabatan, proses kompensasi, manajemen kinerja individupegawai, promosi, komunikasi, rekruitmen, dan perencanaan
sukses dikelola. Maka dalam penelitian ini bentuk dukungan organisasi yang dapat menurunkan tingkat stres kerja pada karyawan adalah promosi dan
komunikasi.
1. Promosi
Menaikkan jabatan seseorang ke jabatan lain yang memilki tanggung jawab yang lebih besar, gaji lebih besar, dan pada level organisasi yang lebih
besar adalah suatu pengambilan keputusan yang dilakukan organisasi untuk
mendukung pencapai tujuan.
Menurut Hasibuan 2006:108 promosi jabatan merupakan perpindahan yang memperbesar authority dan responbility karyawan ke jabatan yang lebih
tinggi di dalam suatu organisasi sehingga hak, status, dan penghasilan mereka akan semakin besar. Hal ini berarti seseorang memperoleh promosi jabatan akan
memliki wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar karena memperoleh jabatan yang lebih tinggi. Selain itu efek yang ditimbulkan adalah hak, status,
Universitas Sumatera Utara
dan penghasilan yang berupa upahgaji dan tunjangan lainnya, akan bertambah dibandingkan dengan jabatan yang diperoleh sebelumnya. Penyataan senada juga
dikemukakan oleh Samsudin 2005:264 dengan menungkapkan bahwa: Suatu promosi jabatan berarti pula perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain
berarti bahwa konvensasi upah, gaji, dan sebagainya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan jabatan yang lama.
Pada dasarnya Promosi Jabatan merupakan slah satu bagian dari program penempatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penempatan karyawan
dilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap kebutuhan perusahaan yang berhubungan dengan perencanaan untuk memperoleh orang yang tepat pada
posisi yang tepat right man on the right place. Promosi jabatan memberikan peranan penting bagi setiap karyawan bahkan menjadi sebuah idaman dan tujuan
yang selalu di harapkan. Idaman dan tujuan ini berkaitan dengan apa yang diperoleh dan di capai oleh karyawan setelah memperoleh promosi jabatan.
Setiap karyawan berusaha memberikan performa yang terbaik bagi perusahaan dengan harapan bahwa kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan oleh perusahaan.karyawan yang berhak memperoleh promosi haruslah memiliki kecakapan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Karena karyawan tersebut akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun syarat-syarat yang perlu ditetapkan dalam melaksanakan promosi yaitu:
a. Pengalaman b. Tingkat pendidikan
c. Loyalitas d. Kejujuran
e. Tanggung jawab f. Kepandaian bergaul
g. Prestasi kerja h. Inisiatif dan kreatif
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sarana menukar pendapat atau
sebagai kontak antara manusia secara individu atau kelompok. Jika komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi lancar maka hal ini dapat menyebabkan
suasana yang harmonis dalam organisasi dan hal ini dapat menyebabkan penurunan terhadap stres yang terjadi dalam organisasi. Komunikasi memiliki
empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu : a.
Fungsi kendali Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana
anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Para karyawan wajib untuk mengkomunikasikan keluhan yang berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan kepada atasan langsungnya, mengetahui rincian kerja mereka, atau untuk memaksa mereka tunduk pada peraturan
perusahaan, komunikasi di sini melakukan fungsi kendali. b.
Fungsi motivasi Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan
kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik pekerjaan, dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kinerja. c.
Fungsi pernyataan emosi Komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial. d.
Fungsi informasi Fungsi informasi memberikan informasi bagi perseorangan atau
kelompok untuk membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
Menurut Purwanto 2006: 40 Saluran Komunikasi Formal terdiri dari komunikasi vertikal dari atas ke bawah, komunikasi vertikal dari
bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. 1.
Komunikasi vertikal dari atas kebawah Aliran komunikasi dari manajer kebawahan tersebut, umumnya terkait
dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
Universitas Sumatera Utara
mengorganisasikaan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
2. Komunikasi vertikal dari bawah ke atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah menuju ke atas. Pesan
yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.
3. Komunikasi horizontal
Komuniaksi horizontal atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-
bagian yang memiliki posisi sejajar sederajat dalam suatu organisai. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
4. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan
komunikasi antara dua tiangkat organisasi yang berbeda. Organisasi berjalan melalui siklus. Siklus tersebut dimulai dari
didirikannya organisasi, tumbuh, dewasa, dan akhirnya merosot. Tahap kehidupan organisasi menciptakan masalah dan tekanan yang berbeda bagi para karyawan.
Tahap pendirian dan kemerosotan sangat menimbulkan stres. Tahap pendirian ditandai dengan besarnya kegairahan dan ketidakpastian, sedangkan tahap
Universitas Sumatera Utara
kemerosotan lazimnya ditandai dengan pengurangan, pemberhentian, dan serangkaian ketidakpastian yang berbeda. Stres cenderung paling kecil dalam
tahap dewasa di mana ketidakpastian berada pada titik terendah. Schuller dalam Jacinta, 2002:2 mengidentifikasi beberapa perilaku
negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut Schuller, stres kerja yang dihadapi karyawan berkolerasi dengan penurunan prestasi kerja.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja antara lain : 1
Timbulnya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja 2
Mengganggu kenormalan aktivitas kerja 3
Menurunkan tingkat produktivitas 4
Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan
2.1.2 Stres Kerja
Adapun menurut Robbins 2001:563 stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stres dikaitkan dengan penelitian ini maka
stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri
seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari
sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja
Universitas Sumatera Utara
yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat diakibatkan
oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stres.
A. Kategori Penyebab Stres Kerja
Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena
kombinasi penyebab stres. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu di dalam pekerjaan dan di luar pekerjaan. Handoko, 2000:200-201
Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan
mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan
stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres di dalam pekerjaan, antara lain :
a. Beban kerja yang berlebihan b. Tekanan atau desakan waktu
c. Buruknya kualitas supervisi d. Iklim politis yang tidak aman
e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai f.
Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab g. Kemenduaan peranan role ambiguity
Universitas Sumatera Utara
h. Frustasi i.
Konflik antar pribadi dan antar kelompok j.
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di
luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres di luar pekerjaan antara lain: a. Kekuatiran finansial
b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak c. Masalah-masalah fisik
d. Masalah-masalah perkawinan e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.
B. Gejala Adaptasi Umum
Selye dalam Siregar, 2006:20 menyatakan bahwa ada 3 tiga tingkatan yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu alarm
alarm, perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap
adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang,
tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan dengan terus berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua
yaitu tahap perlawanan. Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan lain sebagainya yang menandakan seseorang sedang
melakukan perlawanan terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit. Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Tahap ini akan
muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya.
C. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan
Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu
karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres fight atau berdiam diri
freeze. Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja merupakan gejala individu
yang mengalami stres, antara lain: a. Bekerja melewati batas kemampuan
b. Keterlambatan masuk kerja c. Tingkat absensi yang meningkat
d. Kesulitan membuat keputusan e. Kesalahan yang fatal
f. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan
g. Lupa dengan janji yang dibuat h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain
i. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat
Universitas Sumatera Utara
j. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah
tinggi, dan radang pernafasan.
D. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan
Schuller dalam Rini, 2002:3 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif
yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa : a.
Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional b.
Mengganggu kenormalan aktivitas kerja c.
Menurunkan tingkat produktivitas d.
Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas
dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
E. Mengelola Stres Kerja Karyawan
Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan
karena stres dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi
juga karena pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan penanggulangan stres antara
pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak dibedakan secara tegas,
Universitas Sumatera Utara
pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi, maupun kedua-duanya. Tabel 2.1 berikut ini menyajikan dua pendekatan dalam
menanggulangi stres.
Tabel 2.1 Penanggulangan Stres Secara Individual dan Organisasi
Secara Individual Secara Organisasi
a. Meningkatkan keimanan
a. Melakukan perbaikan iklim
organisasi b.
Melakukan meditasi dan pernafasan
b. Melakukan perbaikan terhadap
lingkungan fisik c.
Melakukan kegiatan olah raga c.
Menyediakan sarana olah raga d.
Melakukan relaksasi d.
Melakukan analisis dan kejelasan tugas
e. Dukungan sosial dari teman-teman
dan keluarga e.
Mengubah struktur dan proses organisasi
f. Menghindari kebiasaan rutin yang
membosankan f.
Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
g. Melakukan restrukturisasi tugas
h. Menerapkan konsep
Sumber: Siagian 2003: 290
Siagian 2003: 302-303 mengemukakan bahwa ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain :
a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan
menghadapi berbagai stres. b.
Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam
bentuk apa jika mereka menghadapi stres. c.
Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala-gejala stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil
Universitas Sumatera Utara
langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya.
d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres.
e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka benar-
benar diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya. f.
Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.
g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa
sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat dielakkan.
h. Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat
menghadapi stress.
2.2 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Anggia Prihayandari Siregar 2006 melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Variabel organisasi yang terdiri dari waktu kerja X
1
dan karakteristik tugas X
2
secara simultan berpengaruh terhadap stres kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Herawaty Dalimunthe 2009 melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tiratanadi Cab. Medan Sunggal”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan kondisi temporer kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap stres kerja karyawan. Kondisi temporer kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi stres kerja karyawan.
2.3 Kerangka Konseptual