Pusat Remaja di Surakarta Sebagai Wadah Interaksi Sosial Bagi Remaja di Surakarta
commit to user
IV-1
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pusat Remaja di Surakarta
Sebagai Wadah I nteraksi Sosial Bagi Remaja di Surakarta
TUGAS AKHI R
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Strata Satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas MaretDiajukan oleh: REKTA DESKARI NA
NI M. I 0206018
Pembimbing:
1. I r. WI DI SUROTO, MT 2. FAUZAN ALI I KHSAN, ST, MT
JURUSAN ARSI TEKTUR FAKULTAS TEKNI K UNI VERSI TAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2011
(2)
commit to user
IV-2
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasi saying-Nya. sehingga semua proses pengerjaan dan produk tugas akhir dengan judul “Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta” ini dapat diselesaikan dengan baik.Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio Tugas Akhir penulis.
Konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS
2. Ir. Edy Hardjanto, selaku Pembimbing Akademik atas semua saran dan bimbingan dari awal kuliah hingga akhir masa studio 121 ini.
3. Ir. Widi Suroto, MT, dan Fauzan Ali Ikhsan, ST, MT, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap penulis.
4. Semua staff arsitektur UNS, terimakasih atas semua bantuannya.
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dalam pengembangan berarsitektur.
Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis,
(3)
commit to user
IV-3
Ucapan Terima Kasih
Unt uk semua pihak yang t el ah banyak memberikan bant uan sel ama proses pengerj aan t ugas akhir, dari awal hingga akhi r..
Allah SWT Tuhan Semest a Alam at as semua rahmat yang Engkau berikan.
Bapak dan Ibu, t erima kasih at as dukungan, doa, rest u, masukan, sert a segala sesuat u yang t urut diupayakan dalam kemudahan menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Juga bant uan mat eril yang t ernyat a gak sedikit sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. J
D’ cangco, makasih buat segala dukungan dan bant uannya, makasih buat persahabat an kit a. Past i akan selalu kangen kalian. J
KaeMers, seneng bisa ket emu dan kenal kal ian, buat kegilaan-kegilaan selama di KaeM, sampai aku udah gak di KaeM lagi, hehe. . Makasih buat semua.
Teman-teman Arsitektur 06, yang t idak dapat di sebut kan sat u persat u, mat urnuwun sanget unt uk semua. Sukses buat kit a semua. . Yang belom st udio ‘ ayo ndang lulus, wis t uo ki’ .
Rekan-rekan studio tugas akhir periode 121, t erima kasih at as sharing dan semangat , sert a kebersamaan selama 2, 5 bulan. Maaf t erakhir kemarin gak ikut bersih-bersih st udio, hehe. .
Abang ari, bang aj i, eka, ij ul, ute, laras, vina, adit, karin, lugas, makasih banyak at as bant uannya. Abang ari makasi dibikinin sket sa ma t randes, bang aj i buat semangat n doanya, eka buat bant uan angkat -angkat makanan n maket pas pendadaran, ij ul n ute buat doa dan semangat nya, laras makasih udah ngedandanin pas pendadaran, vina buat kebersamaan kit a sel ama ngerj ain TA, adit n karin makasih kemarin ngegot ongin print er dari klat en sampe solo, lugas makasi buat doa dan semangat nya. J
Dan semua pihak yang t elah membant u dalam proses pengerj aan Tugas Akhir ini yang t idak dapat saya sebut kan sat u persat u, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan t erima kasih.
(4)
commit to user
IV-4
Daftar Isi
Halaman Halaman judul
i
Lembar pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Ucapan Terimakasih
iv
Daftar Isi
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Tabel
vii
Bab I Pendahuluan
1.1. Judul I-1
1.2. Pengertian Judul I-1
1.3. Latar Belakang I-2
1.4. Perumusan Masalah I-6
1.4. Tujuan dan Sasaran Pembahasan I-7
1.5. Lingkup dan Batasan Pembahasan I-8
(5)
commit to user
IV-5
1.6. MetodologiI-8
1.7. Sistematika Penulisan I-12
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Remaja
II-1
2.1.1. Pengertian Remaja II-1
2.1.2. Perkembangan Remaja II-2
2.1.3. Karakteristik Remaja II-10
2.1.4. Minat pada Masa Remaja II-15
2.1.5. Kenakalan Remaja II-21
2.2. Pusat Remaja / Youth Center 2.2.1. Definisi
II-26 2.2.2. Klasifikasi
II-27
2.2.3. Berbagai Fungsi dalam Youth Center II-28
2.2.4. Preseden Youth Center II-35
2.3. Interaksi Sosial
2.3.1. Pengertian Interaksi Sosial II-38
2.3.2. Interaksi Sosial dalam Masyarakat Modern II-40
2.3.3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial II-40
(6)
commit to user
IV-6
2.3.4. Wadah Interaksi SosialII-42
2.4. Kondisi Kota Surakarta
2.4.1. Kondisi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta II-43
2.4.2. Kenakalan remaja di Surakarta II-51
2.4.3. Keberadaan ruang komunal pelajar di Surakarta II-53
2.4.4. Potensi Surakarta menjadi lokasi Pusat Remaja di Surakarta II-53
Bab III Pusat Remaja di Surakarta yang Direncanakan
3.1. Gambaran Umum III-1 3.2. Landasan Hukum
III-2 3.3. Tujuan
III-3 3.4. Fungsi
III-4 3.5. Visi dan Misi
III-5
3.6. Sasaran dan Skala Pelayanan III-5
3.7. Status dan Kelembagaan III-6
3.8. Kegiatan III-6
3.9. Pelaksanaan Kegiatan III-7
3.10. Tuntutan Bangunan III-8
(7)
commit to user
IV-7
Bab IV Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Remaja di Surakarta
4.1. Pendekatan Konsep Perencanaan 4.1.1. Pendekatan Konsep Peruangan IV-1
4.1.2. Pendekatan Konsep Lokasi IV-10
4.1.3. Pendekatan Konsep Site IV-12
4.2. Pendekatan Konsep Perencanaan
4.2.1. Pendekatan Konsep Pengolahan Site IV-14
4.2.2. Pendekatan Konsep Bentuk dan Tata Masa IV-17
4.2.3. Pendekatan Tata Landscape IV-24
4.2.4. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan IV-27
4.2.5. Pendekatan Konsep Utilitas
IV-29
Bab V Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Remaja di Surakarta
5.1. Jenis dan Pelaku Kegiatan V-1
5.2. Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang V-4
5.3. Total Kebutuhan Ruang V-5
5.4. Konsep Pengolahan Site V-8
5.5. Konsep Bentuk dan Tata Masa 5.5.1. Tampilan Bangunan
V-10 5.5.2. Pola Tata Masa
(8)
commit to user
IV-8
5.6. Struktur BangunanV-17 5.7. Utilitas
V-17
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Remaja cenderung memiliki kebutuhan berkumpul dengan
sebayanya II-14
Gambar 2.2 Kegiatan penelitian Kamase
(9)
commit to user
IV-9
Gambar 2.3 Kegiatan pementasan klub seni Teater Anak Bangsa
II-31
Gambar 2.4 Kegiatan latihan Klub Karate Shotokan
II-33
Gambar 2.5 Bangunan Muslim Community Center, New Hampshire
II-35
Gambar 2.6 Bangunan Youth Center, Sleman, Yogyakarta
II-38
Gambar 2.7 Kegiatan Perkemahan di Youth Center, Sleman, Yogyakarta
II-38
Gambar 2.8 Peta Surakarta
II-42
Gambar 2.9 GOR Manahan
II-53
Gambar 2.10 Taman Banjarsari
II-53
Gambar 3.1 Bentuk dan bidang yang mmperlihatkan kedinamisan
III-8
Gambar 3.2 Pemainan bidang maju mundur memperlihatkan kedinamisan
III-9
Gambar 3.3 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest
III-9
Gambar 3.4 Berbeda dengan lingkungan sekitar, menjadi point of interest
III-10
Gambar 3.5 Tebuka terhadap hal-hal baru
III-10
Gambar 3.6 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik
III-11
Gambar 4.1
Alur kegiatan pengelola IV-2
Gambar 4.2 Alur kegiatan pengunjung
IV-2
Gambar 4.3 Site terpilih
(10)
commit to user
IV-10
Gambar 4.4 Analisa site berdasarkan pencapaian
IV-15
Gambar 4.5 Analisa site berdasarkan view
IV-16
Gambar 4.6 Zonifikasi dalam site
IV-17
Gambar 4.7 Federation Square dan Sharp Centre For Design
IV-18
Gambar 4.8 Kontras, berbeda dengan lingkungan
IV-19
Gambar 4.9 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest
IV-19
Gambar 4.10 Tebuka terhadap hal-hal baru
IV-20
Gambar 4.11 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik
IV-20
Gambar 4.12 Pola tata masa terpusat
IV-22
Gambar 4.13 Pola tata masa linier
IV-22
Gambar 4.14 Pola tata masa overlap
IV-23
Gambar 4.15 Sketsa perletakan tanaman di dalam ruang
IV-27
Gambar 4.16 Pondasi footplat
IV-28
Gambar 4.17 Struktur rangka
IV-28
Gambar 4.18 Skema pendistribusian air bersih
IV-32
Gambar 4.19 Skema pembuangan air kotor dari WC dan Toilet IV-33
Gambar 4.20 Skema pembuangan air kotor ke lingkungan luar
(11)
commit to user
IV-11
Gambar 4.21 Skema pendistribusian listrik
IV-34
Gambar 5.1 Alur kegiatan pengelola
V-3
Gambar 5.2 Alur kegiatan pengunjung
V-4
Gambar 5.3 Pencapaian dalam site V-9
Gambar 5.4 Orientasi dalam site
V-9
Gambar 5.5 Penggunaan warna yang mencolok sebagai point of interest
V-12
Gambar 5.6 Penggunaan material-material kaca pada bangunan
V-12
Gambar 5.7 Penggunaan secondary skin sebagai kulit bangunan agar tampil
atraktif V-13
Gambar 5.8 Tata masa V-14
Gambar 5.9 Elemen vegetasi sebagai tanaman peneduh dan sebagai tanaman
rambat V-16
Gambar 5.10 Pondasi footplat
V-17
Gambar 5.11 Struktur rangka
(12)
commit to user
IV-12
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Luas Penggunaan Tanah di Kota Surakarta Tahun 2001
II-45
Tabel 2.2 Demografi penduduk berdasar usia pada tahun 2009
II-46
Tabel 2.3 Rencana Penggunaan Ruang Kota
II-47
Tabel 2.4 Potensi dan Prosentase Wilayah Surakarta
II-49
Tabel 4.1 Daftar lokasi di Surakarta dengan pertimbangan kriteria penentuan
lokasi IV-11
Tabel 4.2 Standar pembobotan pemilihan lokasi
IV-11
Tabel 4.3 Penerapan pembobotan untuk menentukan lokasi
IV-12
(13)
commit to user
IV-13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta.
1.2. PENGERTIAN JUDUL
1.2.1. Pengertian Pusat Remaja / Youth Centre
§ Tempat pendidikan sosial bagi remaja berusia 10 - 21 tahun
agar termotivasi untuk menemukan jati diri mereka melalui
partisipasi dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan usianya
(www.lnfc.org,14 september 2008)
§ Tempat untuk bermain, membaca, serta mempelajari berbagai
kemampuan/ketrampilan baru bagi anak sekaligus sebagai tempat
bersosialisasi yang digunakan di luar jam sekolah (Holmes, 2008)
§ Klub yang mewadahi berbagai aktivitas kegemaran remaja
(Harper, 2006)
(14)
commit to user
IV-14
§ Proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, atau
kelompok dengn kelompok. (www.scribd.com,10 Oktober 2010)
§ Hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya
oleh mereka yang menggunakannya (Bidang Kajian Sosiologi dan
Interaksi Sosial, 10 Oktober 2010)
1.2.3. Pengertian Pusat Remaja sebagai Wadah Interaksi Sosial bagi
Remaja di Surakarta
Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di
Surakarta adalah wadah bagi kegiatan nonformal remaja (usia 10 - 21
tahun), dimana remaja dapat mengembangkan bakat dan minat yang
mereka miliki dalam upaya pengembangan pengaktualisasian diri.
Selain itu Pusat Remaja merupakan suatu wadah untuk pengembangan
kreatifitas para remaja, berkumpul, dan interaksi sosial yang bersifat positif.
Pusat Remaja, merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi
para remaja dalam memanfaatkan saat-saat luangnya, agar lebih terarah
dan bermanfaat bagi remaja, melalui kegiatan-kegiatan edukatif non formal.
1.3. LATAR BELAKANG
(15)
commit to user
IV-15
Masa remaja dikenal sebagai masa storm dan stress dimana terjadipergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan
pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia 11 -
21 tahun) terdapat beberapa fase. Fase remaja awal (usia 11-15 tahun),
remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), dan remaja akhir (usia diatas
18-21 tahun). Diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang
sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja
dalam menghadapinya.
Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat.
Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentimihalyi & Larson, 1984
(dalam Hurlock, 1990) menemukan bahwa remaja rata-rata hanya
memerlukan 45 menit untuk berubah mood dari ‘senang luar biasa’
menjadi ‘sedih luar biasa’. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerja Masalah remaja
merupakan salah satu dampak yang logis dari sebuah pembangunan.
(http//www.e-psikologi.com/remaja, 23 Agustus 2010).
Pengaruh informasi global semakin memancing remaja untuk
mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok,
minum-minuman beralkohol, dan penyalahgunaan obat terlarang. Remaja
banyak melakukan hal yang kurang bermanfaat.
Berdasar survey yang dilakukan oleh Federasi Kesehatan Mental Anak
(Fekmi) di sepuluh kota besar di Indonesia pada tahun 2003 muncul
kecenderungan remaja mulai mengenal diskotik, rokok, minum minuman
(16)
commit to user
IV-16
Pada survey yang dilakukan pada tahun 2005 dengan 1250 respondenyang berasal dari 10 SMU di Surakarta, tercatat bahwa 81,34 % subyek
pria dan 28,32 % subyek wanita pernah menggunakan media pornografi;
30,09 % subyek pria dan 5,33 % subyek wanita pernah melakukan
hubungan seksual saat berpacaran; 29,07 % subyek pria dan 31,11 %
subyek wanita melakukan hubungan sexual dengan alasan pengaruh
lingkungan, vcd, buku dan film porno; dan 8,44 % subyek pria dan 6,94 %
subyek wanita melakukan hubungan sexual dengan alasan kemajuan
zaman dan gaul. (Taufik, 2004).
1.3.2. Minat remaja terhadap dunia seni dan olahraga
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu
yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan,
lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yangdimiliki untuk megembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam
kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarga, dan beberapa
faktor lainnya.
Sebagian besar remaja sangat antusias terhadap perkembangan dunia
seni, olahraga, dan hiburan karena memang hiburan dan seni selain dapat
menghilangkan stress, juga dapat menyegarkan kembali pikiran mereka
setelah aktifitas di sekolah dan mereka dapat berkumpul, bergaul dengan
teman sebayanya. Perkembangan dunia seni sekarang ini, dengan
banyaknya event-event budaya di Surakarta seperti SIEM (Solo
International Etnic Music), SIPA (Solo International Performing Art), Solo
Batik Carnival; mendorong para remaja di Surakarta untuk lebih peka dan
(17)
commit to user
IV-17
Selain seni, olahraga juga merupakan salah satu bidang minat yangbanyak digemari remaja. Antusiasme remaja terhadap olahraga cukup
besar. Bisa dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler olahraga di sekolah yang
bersifat dominan dan banyak peminatnya.
Tidak hanya di sekolah, diluar sekolah pun banyak remaja yang mengikuti
kegiatan olahraga dalam klub-klub tertentu. Klub-klub olahraga yang ada di
Surakarta antara lain ABA Surakarta (klub atletik), Dragon PMS (klub
volley), Bhineka Sritex (klub basket), PSSI Solo (klub sepakbola), dan
lain-lain.
1.3.3. Energi remaja belum terwadahi dalam suatu fasilitas yang
terpadu
Kenakalan remaja disebabkan beberapa hal antara lain adanya
kelebihan energi yang dimiliki remaja, adanya waktu luang yang kurang
termanfaatkan, kurangnya motivasi/kesadaran remaja untuk bertindak
positif, kurangnya fasilitas sebagai tempat peluapan energi, serta
pembinaan remaja dalam lingkup keluarga hingga sekolah yang belum
efektif.
Perkembangan kegiatan remaja di Surakarta belum diimbangi dengan
fasilitas yang tersedia. Hal ini terlihat bahwa belum ada tempat khusus bagi
para remaja yang bisa menampung aktivitas remaja seperti pembinaan
olahraga, pengembangan bakat seni, juga menjadi sarana yang
memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang digemari oleh remaja.
Fasilitas yang ada sekarang belum ada satu tempat yang terpadu.
Oleh karena itu diperlukan fasilitas yang mampu menumbuhkan dan
(18)
commit to user
IV-18
itu diperlukan juga fasilitas yang membantu mereka agar memiliki jiwa danmental yang baik untuk masa depan.
Dengan menyalurkan energi dan potensi yang dimiliki remaja ke arah
kegiatan yang bersifat posif, remaja dapat membangun proses
pembelajaran mental ke arah yang lebih baik melalui lingkungan pergaulan
yang positif, misalnya melalui wadah atau tempat seperti Pusat Remaja.
1.3.4. Jumlah penduduk usia remaja di Surakarta cukup tinggi
Berdasarkan dari data jumlah penduduk Surakarta sesuai usia (BPS
Kota Surakarta (data hasil SUSENAS 2006) diketahui bahwa jumlahnya
meningkat pada usia 15 - 29 tahun. Sehingga usia remaja yang berkisar 11
- 21 tahun merupakan jumlah usia penduduk Surakarta yang cukup tinggi. Ini menjadi isu strategis dalam merencanakan dan merancang sebuah
Pusat Remaja di Surakarta.
1.4. PERUMUSAN MASALAH
Dalam merancang dan merencanakan sebuah wadah kegiatan remaja
“Pusat Remaja” dirumuskan beberapa permasalahan yang dilatarbelakangi untuk
mengantisipasi kenakalan remaja, mewadahi tingginya minat remaja terhadap
seni dan olahraga, kebutuhan remaja terhadap wadah edukasi nonformal yang
dapat memenuhi kebutuhan remaja dan mudah dalam pencapaiannya sehingga
meningkatkan ketertarikan remaja terhadap wadah kegiatan tersebut.
Permasalahan tersebut mencakup :
a. Rumusan konsep pemilihan, penentuan dan pengolahan site untuk
mendapatkan zoning yang sesuai dengan fungsi masing-masing
(19)
commit to user
IV-19
b. Rumusan konsep desain arsitektur ruang dalam dan luar berdasarkanfaktor kebutuhan dan jenis kegiatan yang diwadahi.
c. Rumusan konsep mengenai sasaran pengunjung, pemrograman ruang,
sirkulasi dalam dan luar bangunan yang terjadi baik bagi pengunjung
maupun pengelola berdasarkan kegiatan atau aktivitas yang diwadahi.
1.5. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN
1.5.1. Tujuan
Membuat landasan mengenai perencanaan dan perancangan Pusat
Remaja yang meliputi :
a. Aspek fisik
· Perencanaan sarana kegiatan edukasi non
formal remaja
· Perencanaan sarana pembinaan remaja sebagai wadah
pemersatu dan pembinaan mental remaja.
b. Aspek non fisik
· Pemanfaatan ruang kota secara optimal
· Alternatif solusi permasalahan SDM di bidang seni dan olahraga (kebutuhan akan soft skills, pendukung kompetensi)
1.5.2. Sasaran
a. Memperoleh jenis kegiatan dan kebutuhan ruang untuk menentukan program ruang dan sistem zonifikasi dalam kaitannya
(20)
commit to user
IV-20
b. Memperoleh penampilan bangunan yang mendukung danmencerminkan kegiatan yang diwadahi, sehingga dapat menjadi
daya tarik bagi pengunjung.
1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
1.6.1. Lingkup Pembahasan
Pembahasan dalam konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Remaja berupa disiplin ilmu Arsitektur dan disiplin ilmu Psikologi yang
mengacu pada fakta dan informasi substansial dari sumber yang
absah yang mampu mendukung fungsi bangunan sebagai sarana
kegiatan remaja dengan format edukasi non formal.
1.6.2. Batasan Pembahasan
a. Batasan pembahasan utama adalah mengenai kegiatan yang akan diwadahi sebagai sarana kegiatan remaja dengan wujud
pengolahan ruang-ruang kegiatan dan kemudahan maupun
kelancaran dalam sirkulasinya.
b. Citra bangunan yang sesuai fungsinya yaitu sebagai Pusat Remaja.
1.7. METODELOGI 1.7.1. Pola Pikir
Feedback
Data Analisis Rekomendasi Desain / Konsep
Data Primer
Data
Sekunder Desain
Referensi Rumusan Masalah Latar Belakang: ·Kenakalan remaja
·Minat remaja remaja teradap seni dan OR
·Aktivitas remaja belum terwadahi secara terpadu ·Jumlah penduduk usia remaja cukup
(21)
commit to user
IV-21
a. Menentukan main idea
Main idea ini merupakan ide awal mengenai obyek yang akan
direncanakan. Main idea diperoleh dari adanya fenomena-fenomena
yang telah terjadi sebagaimana disebutkan pada latar belakang.
Main idea :
Mengantisipasi perilaku remaja yang mengarah pada
kenakalan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan
fasilitas pengembangan minat dan bakat bagi remaja yang
menyenangkan dan menarik, juga segabai wadah pemersatu
dan pembinaan mental remaja. Contohnya dengan menyediakan
sebuah sarana pengembangan bakat dan minat remaja, sebagai wadah interaksi sosial remaja di Surakarta. Wujudnya adalah
berupa pusat kegiatan remaja terutama di bidang seni dan
olahraga.
b. Ekplorasi data
Merupakan cara untuk mencari dan mengumpulkan data baik
primer maupun sekunder yang berkaitan dengan kata kunci dari
main idea yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep
perencanaan dan perancangan. Dilakukan dengan cara :
· Data Primer:
Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam
menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Remaja di Surakarta
Bagan1.1. Alur Pemikiran Penulisan Sumber: Analisa Penulis, 2010
(22)
commit to user
IV-22
· Data Sekunder:Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai
pendukung dalam menyusun konsep perencanaan dan
perancangan Pusat Remaja di Surakarta
c. Tahap pengolahan data
Pembuatan program dasar meliputi :
· Identifikasi data yang diperoleh
· Klasifikasi data menurut jenis
· Penyusunan data secara sistemik
· Memadukan data satu sama lain untuk menunjang
pembahasan
1.7.2. Strategi Desain
Strategi desain merupakan gambaran mengenai obyek
perencanaan dan perancangan Pusat Remaja. Tahap awal adalah
dengan melakukan studi komparasi (preseden) dengan obyek yang
sudah ada dengan tujuan sebagai pembanding sekaligus sebagai
gambaran sekilas. Tahap selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi
dan menganalisa permasalahan untuk mencapai tujuan dan sasaran
sehingga menghasilkan sebuah rekomendasi desain yang
selanjutnya digunakan untuk mewujudkan konsep perencanaan dan
perancangan yang tepat sehingga terbentuk sebuah desain. Dari desain tersebut kemudian dikaji ulang (feed back) dengan
permasalahan yang muncul, sehingga desain terwujud sebagai
(23)
commit to user
IV-23
Obyek yang direncanakan adalah wadah kegiatan remaja yangmenyediakan fasilitas-fasilitas olahraga dan pembinaan seni, juga
beberapa fasilitas pendukung yang memotivasi pengunjung
khususnya remaja untuk lebih berkreatifitas, mengembangkan bakat
dan minat mereka.
Beberapa strategi desain pada Pusat Remaja anata lain sebagai
berikut :
a. Kegiatan yang diwadahi pada Pusat Remaja meliputi :
§ Kegiatan utama, antara lain kegiatan olahraga yang
melatih kerjasama tim (futsal, volley, tenis, basket,
bulutangkis) dan kegiatan seni (musik, tari, drama, lukis,
kriya)
§ Kegiatan penunjang, antara lain konseling, seminar, dll.
§ Kegiatan pengelolaan
Fasilitas yang ada di dalamnya harus mampu mewadahi
semua kegiatan yang ada.
b. Perencanaan sirkulasi di dalam dan luar bangunan harus
diperhatikan, meliputi :
§ Disediakannya area pedestrian untuk memudahkan
sirkulasi pengunjug
§ Tata landscape yang tepat sehingga mendukung fungsi
dan kegiatan yang diwadahi.
c. Penampilan bangunan yang dapat mencitrakan fungsi
(24)
commit to user
IV-24
keadaan sekitar sehingga tidak menimbulkan sifat yang terlalukontras dengan bangunan lain di seiktarnya.
1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam perencanaa dan perancangan Pusat
Remaja dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan tahap yang menjelaskan pengertian judul, latar
belakang masalah, permasalahan dan persoalan, tujuan dan
sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, alur
pemikiran dan sistematika pembahasan hingga rekomendasi
yang digunakan dalam perencanaan Pusat Remaja.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas substansi yang menjadi terkait dengan
Pusat Remaja di Surakarta. Subtansi yang akan ditinjau antara
lain pengkajian perilaku, hubungan
lingkungan-perilaku, melalui studi pendekatan fenomena dan kajian
referensial, dan data Surakarta.
BAB III. TINJAUAN PUSAT REMAJA DI SURAKARTA
Membahas tinjauan kota Surakarta. Juga berisi gambaran
umum Pusat Remaja di Surakarta yang direncanakan
BAB IV. ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Mengungkapkan analisa pendekatan perencanaan dan
(25)
commit to user
IV-25
konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasilakhir dari analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam
wujud desain fisik bangunan.
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membahas mengenai konsep yang digunakan pada desain
Pusat Remaja di Surakarta setelah melakukan analisis pada
tahap sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja
2.1.1. Pengertian Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti atau “to grow maturity”. Erikson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa
remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja.
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan
kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan
kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang
sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk
(26)
commit to user
IV-26
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 12 tahun sampai dengan 22 tahunbagi pria. (Sri Rumini & Siti Sundari, 1984, dalam Hurlock, 1990).
Psikolog Csikszentimihalyi & Larson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan
bahwa remaja adalah “restrukturisasi kesadaran” yang selanjutnya
menguraikan tentang perkembangan jiwa mulai dari kanak-kanak sampai
dewasa. puncak perkembangan jiwa ditandai dengan adanya proses
perubahan dari kondisi entropy ke kondisi negentropy. Entropy adalah
keadaan dimana kesadran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun
isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), isi-isi
tersebut belum saling terkait dengan baik sehingga belum bisa berfungsi
secara maksimal. Sedangkan kondisi negentropy adalah keadaan berupa kesadaran yang disusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait
dengan pengetahuan yang lain.
Definisi yng dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Csikszentimihalyi &
Larson menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 11-22
tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu
pematangan fisik maupun psikologis.
2.1.2. Perkembangan Remaja
Menurut Anna Freud (Elizabeth, 1992) berpendapat bahwa pada masa
remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi
perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
(27)
commit to user
IV-27
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian
kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu
antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus
bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses
kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan
kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak
(Papalia & Old, 2005).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi
pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,
misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak. Perkembangan
dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga
aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds, yaitu: (1)
perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan
kepribadian dan sosial.
Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
1) Perkembangan Fisik
Yang dimaksud perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan kemampuan motoris.
Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual
dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh anak-anak
(28)
commit to user
IV-28
otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan
kemampuan kognitif.
Masalah yang mungkin timbul karena perkembangan fisik:
· kecanggungan bergaul antar teman sebaya bahkan dengan orang
dewasa sekalipun
· self image tidak sesuai dengan self reality. Pada remaja kadang-kadang self image lebih tinggi daripada self reality.
· perkembangan fisik-hormonal yang cepat menimbulkan
goncangan.
2) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan
remaja dalam berfikir (proses kognisi/proses mengetahui). Menurut J.J.
Piaget, remaja berada pada tahap operasi formal, yaitu tahap berfikir
yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara hipotetis, logis,
abstrak, dan ilmiah. Pada usia remaja, operasi-operasi berpikir tidak lagi
terbatas pada obyek-obyek konkrit seperti usia sebelumnya, tetapi dapat
pula dilakukan pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan kondisi
hipotetik (yang bersifat abstrak dan logis). Seorang remaja termotivasi
untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja
sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih
(29)
commit to user
IV-29
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yangdialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir
mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental
seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget
mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif,
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan
sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja
untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini
sebagai tahap operasi formal.
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang
sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi
terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir
dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan
alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan
seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya
mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu
memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu
bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan
pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari
tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat
(30)
commit to user
IV-30
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasitentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu
yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi
pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk
berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir
sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak
yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah
kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Yang dimaksud dengan
egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Elkind, 1993, dalam Papalia dan Olds 2005 )
mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang
dikenal dengan istilah personal fable.
Personal fable adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri
kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" .
Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya
dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan
bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus
yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut
pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2005)
dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai berikut :
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik
dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Egosentrik ini mendorong
(31)
commit to user
IV-31
diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorangremaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku
seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia
tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai
mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir
bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya
menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan
pada dirinya”.
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan
berfikir pada usia remaja disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan
sumberdaya kognitif (cognitive resource). Peningkatan ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan (Keating & MacLean,
1999, dalam Papalia dan Olds 2005); pengetahuan lintas bidang yang
makin luas ; meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan
informasi abstrak dan menggunakan argumen-argumen logis (Moshman
& Frank, 1999, dalam Papalia dan Olds 2005); serta makin banyaknya
strategi yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan informasi.
Masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan kognitif:
· ketidakselarasan antara bakat, minat, dan kemampuan
· remaja cendeung berfikir “disini dan sekarang” dalam mengambil keputusan hidup
· dengan perkembangan kognitif, remaja sangat kaya idealisme. Jika potensi-potensi ini tidak terealisasi dengan tepat, sangat mungkin
(32)
commit to user
IV-32
3) Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah
perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan
emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan
dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian
yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang
dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi
seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson,
dalam Hurlock, 1990 ).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan
kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa
kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah
seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya
adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan
perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap
perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya
sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak
dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger
(kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk
bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group).
(33)
commit to user
IV-33
menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namunsebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan
bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki
kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak
hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi
dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di
sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja
awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi
adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat
menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih
membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan
pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan
pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing
dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku
seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan
untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika
tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai
dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan
dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Papalia & Olds,
2005).
Conger (1991) dan Papalia & Olds (2005) mengemukakan
bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama
(34)
commit to user
IV-34
hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnyamengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film
apa yang bagus, dan sebagainya.
Masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan kepribadian dan sosial:
· munculnya konflik dengan orang tua
· berprilaku agresif
· mudah terlibat dalam kegiatan masa
2.1.3. Karakteristik Remaja
Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke
periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat
penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan
kepribadian individu. Secara umum, periode remaja merupakan klimaks
dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa
yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan
sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola
pribadi yang lebih mantap.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada
beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
Menurut Mihalyi Csikszentimihalyi & Larson (1984) :
Karakteristik Mental:
1) Remaja pada periode suka berkhayal.
(35)
commit to user
IV-35
3) Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal baru dan hal-hal yang khusus.Karakteristik Sosial:
1) Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh teman-teman istimewanya
2) Remaja tertarik akan hal-hal baru yang bersifat khusus.
3) Remaja sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak.
4) Remaja terbuka terhadap hal-hal baru
Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat
pada perilaku sosial. Dalam masa-masa ini teman sebaya mempunyai arti
yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau geng-geng
sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi
perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya.
Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan
nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai-nilai-nilai serta pola
perilaku yang dipelajarinya di rumah.
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa
yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang
sering membuatnya marah, cepat tersinggung atau frustasi. Selain itu,
oleh keluarga dan masyarakat ia dianggap sudah menginjak dewasa,
sehingga diberi tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Ia
mulai memperhatikan prestasi dalam segala hal, karena ini memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di antara teman sebaya maupun
(36)
commit to user
IV-36
Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri.Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi oleh pandangan
orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan
menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa.
Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus, tetapi sering melalui
proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli
menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and stress.
(Monks,1991).
Remaja Dalam Waktu Luang
Krisis originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi remaja.
Waktu luang tersebut biasanya dinamakan sebagai suatu
tantangan karena waktu tadi merupakan waktu untuk bebas bagi sesorang. Pernah dipelajarkan bahwa sikap yang paling baik adalah
untuk menggunakan waktu sekreatif mungkin. Hal yang dapat dicatat
adalah bahwa para remaja mengalami lebih banyak kesukaran dalam
“memanfaatkan” waktu luangnya itu daripada anak-anak dan bahwa
merek lebih sering melakukan hal-hal “to kill the time”. Waktu luang dapat
betul-betul bersifat membebaskan bila ia dihayati sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Dorongan
remaja ke arah oroginalitas, ke arah perwujudan diri yang asli yang berarti
lain daripada anak dan lain daripada dewasa, menyebabkan remaja
menggunakan waktu luangnya juga secara original.
Pengisian waktu luang dengan baik dengan cara yang sesuai dengan umur remaja, masih merupakan masalah bagi kebanyakan
(37)
commit to user
IV-37
remaja. Kebosanan, segan untuk melakukan apa saja merupakanfenomena yang sering kita jumpai. Hal ini sering dinilai negatif sebagai
tanda desintregasi dalam diri remaja.
Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman
meningkat dramatis; remaja sering menghabiskan lebih banyak waktu
bersama-sama teman sebaya mereka daripada bersama anggota
keluarga atau sendirian.
Kebiasaan nongkrong di kalangan remaja adalah hal yang biasa. Namun
yang menjadi luar biasa jika saat nongkrong tersebut tidak untuk
kongkow-kongkow semata. Melainkan dalam nongkrong tersebut diisi
dengan sesuatu yang tentunya lebih bermanfaat.
Memang fenomena nongkrong dikalangan remaja merupakan suatu hal
yang wajar-dilakukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Soleh Amini
Yahman selaku psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta
(UMS). Soleh mengungkapkan bahwa jika pada usia remaja tersebut
anak tidak memiliki ketertarikan untuk melakukan acara nongkrong
dengan teman-teman sebayanya, maka dapat dikatakan anak tersebut
mengalami tidak normal dalam perkembangannya.
“Maka akan terjadi sosok pribadi yang pincang jika di dalam hidup tersebut tidak memiliki ketertarikan untuk membuka diri dengan orang lain
terlebih-lebih dengan teman seusianya,” tutur Soleh .
(http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296)
Seperti yang telah dilakukan oleh teman-teman kita yang sering
melakukan acara nongkrong tersebut di salah satu kedai di Solo.
Kebanyakan dari teman-teman kita tersebut melakukan nongkrong
(38)
commit to user
IV-38
Pada dasarnya remaja itu memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengansesamanya. Namun hal tersebut menjadi persoalan tersendiri jika dari
nongkrong tersebut mengarah pada tindakan yang kriminal.
“Maka diperlukan sosok yang dituakan alias yang mengarahkan dalam komunitas kongkow-kongkow tersebut supaya dapat menjadi kontrol bagi
komunitasnya,” imbuh Soleh
Sehingga supaya tongkrongan tersebut tidak dipandang negatif oleh masyarakat, maka kita perlu memberikan image supaya tongkrongan itu
adalah hal yang positif.
(http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296).
2.1.4. Minat-minat pada Masa Remaja
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan
tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin,
kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki
untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya,
status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya
dan beberapa faktor lainnya.
Secara umum minat-minat remaja (Erikson, dalam Hurlock, 1990) dapat
dikategorikan menjadi:
a) Minat Rekreasi
Gb.2.1
Remaja cenderung memiliki kebutuhan berkumpul dengan sebayanya Sumber: www.google.com, 2010
(39)
commit to user
IV-39
Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orangdewasa. Banyak kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah
dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, misalnya
permainan dan olahraga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, dan
melamun.
b) Minat Sosial
Perkembangan minat sosial remaja tergantung pada kesempatan
yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minat ini, sebagian juga
tergantung pada seberapa populer remaja itu di kalangan teman
sebayanya.
c) Minat Pribadi
Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa
remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyadai bahwa peneimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya pakaian,
prestasi, kemandirian, dan uang yang merpakan simbol status.
Remaja dan Olahraga
Banyak remaja menyukai olah raga. Di situ remaja dapat
menunjukkan originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir
profesional itu masih dapat bertindak secara main-main juga. Dengan
begitu, dalam berlatih olah raga ia dapat bermain tidak sebagai
anak-anak lagi, namun juga belum sepenuhnya sebagai orang dewasa.
Remaja dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolah raga, dan
(40)
commit to user
IV-40
dengan teman-teman dalam mencari identitas dan dominasi yang padaanak laki-laki berkorelasi denga prestasi olah ragadaripada dengan sifat
atraktif dan intelegensi. Sebagai fungsi sampingan, maka dalam
berolahraga remaja juga dapat bergaul dengan teman-teman sebaya
untuk menghayati masa mudanya.
Dalam negara yang sedang membangun seperti Indonesia, remaja juga
disebut generasi muda, mempunyai peran yang sangat berarti. Semangat
yang cukup tinggi untuk mencapai suatu ideal tertentu dengan kerja yang
dapat membuat remaja dapat menghasilkan prestasi-prestasi yang baik
yang berguna untuk membangun negaranya.
Dalam hubungan ini remaja mempunyai cukup banyak kesibukan yang produktif dalam waktu luangmya. Organisasi-organisasi pemuda yang ada
banyak di Indonesia bertujuan untuk menghimpun tenaga remaja dann
menyalurkan ke dalam kesibukan yang produktif.
Pada zaman awal-awal kemerdekaan, Bung Karno pernah
mencanangkan olahraga menjadi salah satu pendorong dalam rangka
pembangunan rasa nasionalisme atau kebangsaan (nation building) dan
membentuk karakter bangsa (character building). Karena itu, kegiatan
keolahragaan lantas menjadi aktivitas yang dinamis dan menjadi alat
perjuangan bangsa. Beberapa sarana olahraga yang lengkap dibangun,
seperti kompleks olahraga Senayan (sekarang Gelora Bung Karno).
Dengan segala keterbatasan kemampuan negara saat itu, Indonesia telah
mampu menyelenggarakan sejumlah event olahraga penting berskala
(41)
commit to user
IV-41
Untuk aktivitas olahraga masyarakat umum pun saat itu mendapatperhatian serius. Untuk aktivitas olahraga di rumah-rumah diluncurkan
program yang dinamai Orhiba (olahraga hidup baru). Di tingkat sekolah
diselenggarakan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI)
yang kerap kali juga dipakai sebagai sarana mencari bibit-bibit unggul
calon atlet nasional. Tak mengherankanlah kalau saat itu prestasi
atlet-atlet kita masih sangat diperhitungkan, terutama di tingkat regional.
Sampai dekade 1970-1980-an, sejak pertama kali ikut SEA Games,
Indonesia masih merajai sebagai "superpower" olahraga di Asia
Tenggara.
Namun, kini prestasi Indonesia terus merosot dari tahun ke tahun. Di
tingkat Asia Tenggara pun kita sudah tertinggal dari negara tetangga. Ini
kemerosotan yang amat sungguh memprihatinkan. Di tengah-tengah kemajuan negara lain kita seakan-akan berjalan di tempat. Termasuk
untuk cabang-cabang yang selama ini menjadi tradisi juara yang
membanggakan semisal bulutangkis pun, kita sudah terpuruk, tidak lagi
menjadi yang terbaik.
Bung Karno telah memberikan contoh kepada kita bahwa dengan
tekad, motivasi, dan semangat juang yang tinggi, hal-hal besar akan bisa
dicapai.
Termasuk dalam hal ini untuk mengejar prestasi dan memasyarakatkan
olahraga kepada segenap rakyat dalam rangka membentuk bangsa yang
sehat dan berkarakter.
Tentu saja dalam hal ini kita harus berlari lebih cepat untuk mengejar
ketertinggalan dari negara-negara lain yang telah mendahului kita.
Untuk itulah, peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tanggal 9
(42)
commit to user
IV-42
membangkitkan kembali kehidupan keolahragaan nasional. Sesuaidengan semboyan Haornas yang telah cukup populer, yakni
"memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat", maka
upaya-upaya sistematis dan terprogram hendaknya terus dilakukan untuk
mencapai kehidupan masyarakat yang menggemari dan melakukan
aktivitas olahraga.
Bangsa yang gemar berolahraga akan menjadi bangsa yang sehat,
berkarakter, dan juga menonjol dalam prestasi olahraga. Sebab, dari
aktivitas olahraga masyarakatlah akan muncul bibit-bibit unggul yang
telah terasah sedari kecil.
Selain untuk prestasi, hidupnya aktivitas olahraga di masyarakat juga
akan dapat membentuk karakter bangsa seperti yang dulu pernah
didengung-dengungkan Bung Karno. Banyak bangsa di dunia, seperti China, Korea, dan negara-negara Eropa, menggunakan olahraga untuk
membentuk karakter bangsanya.
Jiwa sportivitas, nilai-nilai kejujuran, keuletan, semangat baja, dan
pantang menyerah yang ada dalam kegiatan olahraga memang sangat
pas untuk membentuk karakter bangsa. Masyarakat yang memiliki
karakter seperti itu akan sangat mudah untuk berpartisipasi dan menjadi
bagian penting untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Untuk itulah, pada masa krisis multidimensi yang kita alami ini, yang
belum kunjung usai, peningkatan kegiatan keolahragaan menjadi lebih
penting lagi artinya. Ini untuk menumbuhkan sifat-sifat kejujuran, keuletan
dan sikap pantang menyerah di segenap lapisan masyarakat untuk
(43)
commit to user
IV-43
Manfaat gerak badan untuk remaja(http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296):
a) Lebih berprestasi di sekolah
Remaja yang giat di bidang olahraga dan atletik cenderung
berprestasi lebih baik di bidang akademik dan meraih skor tinggi pada
tes-tes terstandar. Itu menurut laporan Presiden Council on Physical
Fitness and Sport di AS. Dilaporkan pula oleh The Women’s Sports
Foundation, anak perempuan yang aktif olahraga cenderung memiliki
tingkat putus sekolah lebih rendah dan tiga kali lebih besar
kemungkinannya untuk lulus dari universitas.
b) Memperbaiki suasana hati
Remaja kerap dihinggapi perasaan bete karena pergolakan hormon
di dalam tubuhnya. Olahraga tiga kali seminggu dapat mengenyahkan
perasaan negatif seperti bete, depresi, dan kekhawatiran dalam diri
remaja. Rasa percaya diri (pede) mereka meningkat berkat aktivitas
olahraga.
c) Mencegah penyakit jantung, kegemukan, hipertensi, kanker, dan
lainnya.
Banyak lembaga penelitian termasuk Center for Disease Control
(CDC) di AS membuktikan manfaat makan seimbang dan olahraga dalam
mengurangi berbagai penyakit seperti jantung, kegemukan, tekanan
darah tinggi, kanker, dan berbagai penyakit lain.
(44)
commit to user
IV-44
CDC pernah melakukan survei soal sistem pemantauan tingkah lakuberisiko kaum muda. Hasilnya, lebih sering seorang remaja berolahraga
setiap pekan, mereka cenderung menunda hubungan seks pertama.
e) Ogah Mengonsumsi Narkoba
The Sport Foundation di AS melaporkan, remaja yang aktif
berolahraga 92 persen cenderung menjauhi narkoba dibanding mereka
yang tak berolahraga.
f) Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Menurut yayasan milik produsen sepatu terkenal Nike’s PLAY
(Participating in the Lives of America’s Youth), remaja putri yang aktif
olahraga sedari belia risiko terkena kanker payudara mereka lebih kecil ketika dewasa. Dilaporkan, olahraga 2 jam seminggu dapat mengurangi
risiko terkena penyakit ini sebanyak 60 persen. Para ahli berpendapat,
selain olahraga, diet tinggi serat dan vitamin serta rendah lemah jenuh
juga membantu mengurangi risiko kena kanker payudara.
g) Tidak toleran terhadap hubungan yang penuh kekerasan
Nike’s PLAY juga menemukan, remaja putri yang aktif olahraga
cenderung lebih tidak menoleransi hubungan dengan kekasih yang penuh
kekerasan. Mungkin ini disebabkan rasa respek terhadap diri sendiri dan
percaya diri yang dibangun oleh olahraga.
(45)
commit to user
IV-45
Kenakalan remaja atau yang biasa yang disebut juvenilenile
deliquency dirumuskan sebagai suatu kelainan tingkah laku perbuatan
ataupun tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang
melanggar norma bahkan anti sosial yang melanggar
norma-norma sosial, agama, serta ketentuan hukum dalam masyarakat (Said,
1976).
Masa remaja menciptakan tantangan bagi remaja, masa-masa
tersebut menawarkan banyak kesempatan kesempatan hidup yang
menarik. Remaja belajar membina persahabatan dengan teman sebaya,
yang mungkin akan berlangsung sepanjang kehidupannya, menghargai
keunikan yang ada pada dirinya, juga kesempatan untuk
mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Aktivitas-aktivitas nonformal yang dilakukan remaja pada
saat-saat luang, diluar jam sekolah ataupun saat-saat libur, memberikan
kesempatan bagi remaja untuk mengenal orang lain di luar sekolah
ataupun keluarga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama
teman sebaya akan memberikan keanekaragaman pada
pengalaman-pengalaman sosial remaja, yang bermanfaat bagi perkembangan
kepribadiannya, antara lain perkembangan sifat sosial yang positif, seperti
giving (memberi), sharing (berbagi), helping (membantu).
Pergolakan emosi yang terjdi pada masa remaja tidak terlepas
dari bermacam pengaruh seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga,
sekolah, dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yan
(46)
commit to user
IV-46
Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial, tempatbeinteraksi dengan sesamanya, membuat mereka dituntut untuk dapat
menyesuikan diri secara efektif.
Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah tidak memadai
untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali
meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya
tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada di
dalam diri remaja.
Tempat ‘kongkow’ sebuah realitas sosial
Ditengah keceriaan, mereka (remaja) mudah cemas, bimbang,
dan takut. Biasanya mereka akan mencari pengetahuannya lewat teman
sebaya dan mengikuti trend yang sedang ada contohnya tempat untuk
berkumpul dengan sebaya mereka atau biasa disebut tempat ‘kongkow’.
Dikalangan remaja ibukota, berbagai macam hiburan tersedia dari mulai
cafe, diskotek, night club, bahkan tempat nongkrong yang terhitung murah
meriah dengan tenda makanan dan minuman seadanya. Alternatif yang
begitu beragam memudahkan mereka mencari hiburan, khususnya bagi
kalangan menengah ke atas. Fenomena-fenomena ini dapat dilihat dari
munculnya tenda-tenda gaul di berbagai sudut kota pada tahun
1997-2000. Tetapi kemudian orang-orang mulai menginginkan tempat hiburan
jenis lain tanpa harus berbaju rapi, mengeluarkan uang banyak, duduk
sopan dengan berbagai aturannya.
Mereka umumnya menginginkan kebebasan yang dapat memuaskan diri
(47)
tempat-commit to user
IV-47
tempat nongkrong pinggir jalan, duduk di trotoar sambil mendengarkanmusik, bercanda dengan teman-teman, juga aktivitas makan dan minum.
Remaja ’kongkow’ dan permasalahannya
Masalah remaja merupakan salah satu dampak yang logis dari
sebuah pembangunan. Pengaruh informasi global semakin memancing
remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat
seperti merokok, minum-minuman berakohol, dan penyalahgunaan obat
terlarang. Remaja dimasa usianya cenderung peduli terhadap daya tarik
seksual, mulai tertarik dengan lawan jenis. Semua itu kadang
menyebabkan mereka kurang memperhatikan aspek-aspek yang lebih
penting.
Masalah yang cenderung muncul pada masa remaja dibandingkan
pada masa kanak-kanak atau dewasa : konflik dengan orang tua, suasana hati yang berubah-ubah (mood swings) dan depresi, serta
tingginya angka perilaku ceroboh, pelanggara hukum (peyalahgunaan
obat-obat dan alkohol, kenakalan) , dan tindakan berisiko.
Pemberontak yang selalu ingin tahu
Remaja cenderung memberontak dan suka menentang nilai dan
norma di lingkungannya yang dinilai tidak sreg dengan darah muda yang
menggebu-gebu. Di masa puber ini, remaja juga cenderung berpikir kritis.
Larangan tanpa alasan yang logis adalah tembok penghalang yang
irrasional yang harus digempur habis-habisan. Maka seringkali kita
mendengar para orang tua atau guru mengeluhkan sikap remaja yang
(48)
commit to user
IV-48
mereka argumentasi orang tua ketika melarang tidaklah cukup kuat untukmengunci rapat pikiran kritis remaja.
Sayangnya, rasa ingin tahu dan pikiran kritis ini tidak dipuaskan dengan
iinformasi yang benar oleh pihak-pihak terdekatnya. Sehingga, seringkali
remaja membongkar arsip-arsip informasi yang belum jelas kebenarannya
dan menelusuri akses informasi yang melewati kategori remaja, seperti
misalnya situs-situs porno yang lebih banyak mengumbar aksi-aksi yang
melahirkan mitos-mitos baru yang berdampak buruk bagi remaja.
Suka coba-coba untuk mengejar kebebasan
Remaja identik dengan masa pencarian jatidiri, remaja selalu ingin
mengeksplorasi diri seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya! Remaja ingin
bebas berekspresi dan bereksperimen dalam mengeksplorasi diri. Hampir
semua jalan dicoba hanya untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang sangatlah mendasar dalam hidupnya, “siapa aku?”.
Tidak jarang sifat suka coba-coba ini mengantarkan remaja ke arah
negatif yang merugikan masa depannya, misalnya saja penyalahgunaan
narkoba (drugs abuse), hubungan seks di usia remaja yang kemudian
melahirkan segudang masalah baru bagi remaja seperti kehamilan tidak
diinginkan, drop out dari sekolah karena hamil, pernikahan dini yang
rentan konflik dan perceraian karena menikah tanpa kesiapan diri, aborsi,
dan masih banyak lagi masalah yang menggauli remaja yang membuat
remaja identik dengan “makhluk bermasalah”.
Fenomena ini terjadi ketika remaja coba-coba mengejar kebebasan
(49)
commit to user
IV-49
Faktor Penyebab Kenakalan RemajaMenurut Gunawan (1992), faktor penyebab kenakalan remaja
antara lain:
ü Pada peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,
seringkali timbul perasaan tertekan, ketegangan, keresahan,
bingung, sedih, dsb. Sebagai kompensasi negatif, kenakalan
sering dipakai untuk menghilangkan peasaan tersebut.
ü Adanya kebutuhan akan pergaulan dengan teman sebayanya
mendorong remaja untuk diterima dalam kelompoknya merupakan
suatu peristiwa yang membanggakan dan meningkatkan harga
dirinya, sehingga dalam kelompok, kemungkinan terjadi suatu
kenakalan lebih besar karena kelompok merupakan yang lebih
besar.
ü Kenakalan digunakan sebagai usaha dorongan untuk
memberontak atau melawan apa saja yang berbau otoritas
orangtua, lebih-lebih apabila orang tua memang otoriter.
ü Pada masa remaja timbul dorongan yang kuat untuk
mengeksploitasi dunia sekitarnya, dorongan untuk mencari
pengalaman hidup tapi cara yang salah.
Salah satu penyebab lain terjadinya kenakalan remaja adalah waktu
luang yang idak dipergunakan sebaik-baikna, atau memang tidak ada
wadah untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan pada diri remaja.
2.2. Pusat Remaja / Youth Center
(50)
commit to user
IV-50
Pusat Remaja didefinisikan sebagai tempat pendidikan sosial bagiremaja berusia 10—21 tahun agar termotivasi untuk menemukan jatidiri
mereka melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan
usianya. Dalam referensi lain pusat remaja (youth centre) juga diartikan
sebagai fasilitas yang disediakan bagi seluruh komunitas dengan berbagai
latar belakang untuk membangun generasi muda. Dari kedua definisi
tersebut ada persamaan yang dapat disimpulkan yaitu bahwa youth centre
adalah fasilitas bagi remaja dan ditujukan untuk membina remaja.
(www.youthcentre.org.au, 14 September 2010).
Pusat Remaja juga kerap diidentikkan dengan youth clubs, yakni
fasilitas serupa yang secara terlokalisasi menyediakan berbagai fasilitas
penunjang kegemaran remaja dengan tujuan menghindarkan remaja dari
jalanan(hal negatif). Jadi pada dasarnya youth centre sama dengan youth clubs dan hanya penamaannya saja yang berbeda.
Tempat untuk bermain, membaca, serta mempelajari berbagai
kemampuan/ketrampilan baru bagi anak sekaligus sebagai tempat
bersosialisasi yang digunakan di luar jam sekolah ( Snyder, 1984).
Tujuannya agar remaja senantiasa aktif dalam kegiatan-kegiatan positif,
sehingga mereka tidak banyak turun ke jalan. Tak bisa dipungkiri, kegiatan
sesederhana olahraga pun bisa menjadi sarana untuk mencegah remaja dari
berbagai kegiatan negatif.
2.2.2. Klasifikasi
Youth centre dapat diklasifikasan berdasar banyak hal yang dijelaskan
sebagai berikut,
a) Berdasar tujuan pendirian
Youth centre ditinjau dari tujuan pendirinnya terbagi menjadi dua yaitu
(51)
commit to user
IV-51
§ Preventif : youth centre yang didirikan sebagai upaya pembinaan remaja untuk mencegah kenakalan
§ kuratif : youth centre yang didirikan sebagai upaya
pembinaan untuk menyembuhkan kenakalan pada remaja
b) Berdasar tipe pengelompokan
§ Ideology : Islamic youth centre, Christian youth centre
§ Lokasi : Surakarta youth cente, Yogyakarta youth centre,
Jakarta youth centre
§ Budaya : Java youth centre, Baless youth centre, Betawi
youth centre
c) Berdasar keanggotaan
Keanggotaan youth centre dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
§ youth centre yang beranggotakan individu
§ youth centre yang beranggotakan kelompok
§ youth centre yang beranggotakan komunitas
2.2.3. Berbagai fungsi dalam Youth Centre
a) Klub Penelitian
1) Definisi
Klub ini merupakan sebuah klub yang menyediakan program dan
sumber ilmu pengetahuan sains bagi remaja yang tertarik pada
bidang ini. Secara umum tujuan klub ini adalah memberikan wadah
bagi pelajar untuk mengeksplorasi ilmu sains diluar pembelajaran
sekolah dan mengaplikasikannya dalam hal yang sederhana.
(52)
commit to user
IV-52
Kegiatan yang dilakukan anggota klub antara lain diskusi, penelitiandidalam laboratorium,dan seminar. Dalam klub ini setiap anggota
dapat meng up-date informasi terbaru dalam bidang sains. Selain itu
dibuka pula kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sampingan
dari lulusan akademi atau pembicara seminar. Terkadang dilakukan
pula kegiatan temporal berupa penelitian di alam atau diluar
laboratorium.
Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam klub sangat beragam,
secara umum pembagian bidang penelitian yang dilakukan adalah,
§ Fisika (penelitian yang berkaitan dengan alam)
§ Biologi (penelitian yang berkaitan dengan makhluk hidup)
§ Kimia (penelitian yang berkaitan dengan bahan)
Meski bidang yang dipelajari adalah sains, namun dalam klub ini penelitian sederhana dijadikan sebuah humor sehingga tidak
membosankan dan menarik minat.
3) Studi Kasus: Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (KAMASE)
Kamase adalah sekelompok mahasiswa yang peduli dan berapresiasi
terhadap pembeharuan energi/penggunaan energi alternatif serta
melakukan penelitian. Dalam klub ini mahasiswa mengekpresikan
ide, konsep, dan saling bertukar informasi terkait energi alternatif
(53)
commit to user
IV-53
Gb.2.2Kegiatan penelitian Kamase Sumber: www.kamase.org, 2008
Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 adalah
penelitian pembuatan bioethanol sebagai pengganti bahan bakar fosil
yang berasal dari buah belimbing. Dengan penyediaan laboratorium
dan fasilitas eksplorasi informasi, anggota klub secara mandiri dapat
menghasilkan penemuan yang bermanfaat. dilihat dari kegiatan yang
dilaksanakan dalam klub, klub ini termasuk dalam klub bidang kimia
tingkat advance.
b) Klub Seni
1) Definisi
Klub seni merupakan wadah komunitas pecinta seni
mengembangkan ide kreatifnya dalam berbagai bidang seni.
2) Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam klub seni terbagi menjadi beberapa
hal yakni eksplorasi di bidang seni kriya, seni musik, seni panggung,
dan pameran.
3) Studi kasus: Klub Seni Teater Anak Bangsa
Klub Seni Teater Anak Bangsa Bangsa meruakan klub seni yang
(54)
commit to user
IV-54
Mulai dari drama puisi, hingga tari atau perpaduan unsur-unsurtersebut. Klub ini telah berprstasi hingga mancanegara dan sering
melakukan pertunjukan yang dikomersilkan atau sebagai sarana
acara amal/penggalangan dana.
Kegiatan utama klub seni TAB antara lain:
§ Membuat skenario untuk pementasan
§ Latihan rutin seminggu sekali
§ Pementasan teater dua kali setahun
§ Membina sanggar seni di kota Ternate
§ Melakukan kontak informal dengan kelompok seni di propinsi
Maluku Utara
Gb. 2.3
Kegiatan pementasan klub seni Teater Anak Bangsa Sumber: www.tab.co.id, 2008
c) Klub Olahraga
1) Definisi
Klub ini merupakan perkumpulan remaja yang memiliki ketertarikan
pada kegiatan olahraga. Klub olahraga sendiri diwadahi dalam
sebuah pusat olahraga yakni suatu tempat yang menyediakan
berbagai macam fasilitas fisik maupun non-fisik untuk berbagai macam kegiatan olahraga. (Shadeq Mohammad, 2004, Tugas Akhir,
(55)
commit to user
IV-55
2) KegiatanKegiatan yang ada dalam klub olahraga secara umum dapat
dikategorikan menjadi beberapa yaitu:
§ Olahraga Permainan : olahraga yang bersifat
hiburan, seperti bilyard, jackpot, bowling, sepatu roda,
skateboard
§ Olahraga teknis : olahraga yang bersifat
teknis, seperti tenis, golf, volley, bulutangkis, bola basket,
squash
§ Olahraga kebugaran : olahraga yang bersifat
santai untuk kebugaran dan mengembalikan stamina tubuh,
seperti fitess, senam kebugaran, meditasi, yoga, dan renang
§ Olahraga khusus : olahraga yang dilakukukan
di alam bebas dengan tingkat resiko yang tinggi atau
petualangan(land sport, water sport, dan aero sport).
3) Kasus: Boston Collage Shotokan Karate Club
Klub ini merupakan perkumpulan pelajar Bosten Collage yang
memiliki ketertarikan untuk belajar karate. Shotokan sendiri
merupakan pengambangan ilmu seni beladiri karate dari Jepang.
Shotokan lebih keras dibandingkan dengan karate yang sekedar
mempelajari pertahanan diri dengan tangan terbuka. Dalam klub ini
dikenal pula sistem tingkatan yang menunjukkan tingkat kemampuan
tiap anggota.
Kegiatan rutin yang dilakukan klub ini adalah kegiatan latihan yang
dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 21.00—23.00 dan hari Jumat
pada pukul 19.00—21.00. Kegiatan lain yang merupakan kegiatan
(56)
commit to user
IV-56
anggota klub atau dengan klub lain, baik secara individu maupunberkelompok.
Kegiatan terporal lain yang diadakan tiap bulan adalah seminar,
seminar ini dihadiri seluruh anggota dengan restribusi dan
menghadirkan pembicara seorang guru/atlit karate/ahli lain. Dalam
seminar ini diberikan pengetahuan mengenai karate dan seluruh
aspek yang berkaitan dengannya. Pelaksanaan kegiatan latihan dan
turnamen dapat dilakukan didalam ruang ataupun diluar ruang
tergantung situasi dan kondisi yang ada.
Gb.2.4
Kegiatan latihan Klub Karate Shotokan Sumber: www.wikipedia.com , 2008
d) Klub Keagamaan
1) Definisi
Klub keagamaan merupakan klub yang bergerak dalam bidang
pembinaan keagamaan dengan tujuan meningkatkan kualitas iman
dan taqwa anggotanya (akhlaq dan ibadah).
2) Kegiatan
Kegiatan yang biasa dilakukan dalam klub keagamaan antara lain,
§ Kegiatan ibadah yakni kegiatan ibadah adalah kegiatan
ibadah yang sifatnya wajib yaitu sholat berjamaah lima waktu
§ Kegiatan kajian yakni kegiatan diskusi dan tausiah terkait pendalaman ajaran islam
(57)
commit to user
IV-57
§ Kegiatan pendalaman Al-Qur’an yakni kegiatan
pembelajaran tentang baca-tulis al-qur’an, ilmu tajwid, ilmu tafsir,
dan bahasa Arab.
3) Studi Kasus: “Muslim Community Center, New Hampshire”
Muslim Community Center merupakan tempat yang digunakan oleh
perkumpulan muslim di New Hampshire khususnya untuk melakukan
kegitan keislaman dan saling bersilaturahim. disediakan pula
berbagai fasilitas pendukung yang juga boleh dimanfaatkan oleh
penduduk setempat seperti fasilitas medical centre dan hall. Untuk
meningkatkan kualitas keagamaan anggotanya, MCC menyediakan
berbagai program dan kegiatan yang dapat diakses siapapun antara
lain,
a) Program harian
§ Kegiatan ibadah sholat wajib lima waktu
§ Kegiatan pembelajaran tafsir Al-Qur’an
§ Kegiatan pembelajaran Hadist
§ Kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Qur’an dan tajwid
b) Program mingguan
§ Kegiatan ibadah sholat jum’at
§ Kegiatan kajian keislaman
§ Kegiatan pembelajaran bahasa Arab
c) Program bulanan
§ Silatrahim bersama
d) Program khusus
§ Seminar
(1)
commit to user
v
Kesemua tatanan massa harus dapat mewakili karakteristik remaja yang aktif, kreatif, dan dinamis.
Menghindari tatanan yang berkesan formal dan monoton, namun tetap menciptakan suatu kesatuan.
Dari bentuk dasar persegi dan segitiga tersebut dapat diolah, baik secara disjunction (penggabungan) maupun stilation (pengurangan) dan secara dua dimensi maupun tiga dimensi.
2) Eksterior
Penataan ruang luar harus dapat menghadirkan suasana yang akrab dan menunjang kegiatan interaksi para pelaku kegiatan.
Tersedianya ruang komunal untuk remaja berinteraksi dengan sesamanya sekaligus tempat diskusi outdoor.
§ Hardcape landscape
Stilasi
/pengurangan
bentuk
Disjunction
/penggabungan bentuk
Gb. 5.8. Tata masa
(2)
commit to user
v
· Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus. Hal ini berfungsi dalam
memberikan kenyamanan bagi pengunjung pengguna mobil , motor maupun sepeda
· Jalur pedestrian menggunakan bahan pavingblock serta bahan batu alam
· Dalam area komunal menggunakan bahan batu alam dan tanah berumput
· Pemberian taman untuk mendukung estetika serta membantu remaja agar tidak
bosan beraktifitas
§ Softscape landscape
Penataan softcase landscape pada site digunakan sebagai desain estetika dalam desain. Adapun jenis vegetasi yang dugunakan dalam perancangan Pusat Remaja di Surakarta adalah penggabungan dari jenis tanaman air serta tanaman tropis.
- Tanaman air digunakan sebagai pelengkap elemen air seperti kolam
- Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama di dalam tata landscape site yang direncanakan. Tanaman tropis ini digunakan karena sesuai dengan kondisi iklim yang ada di Indonesia. Di mana beberapa klasifikasinya adalah:
o Tanaman peneduh
Tanaman perdu ini dapat tumbuh tinggi dan berdaun lebat, sehingga dapat digunakan sebagai peneduh di sekitar bangunan
o Tanaman merambat
Tanaman ini dapat ditanam pada pergola ataupun elemen perambat lainnya.
o Tanaman perdu
Tanaman perdu (tanaman berdaun indah dan berbunga) dapat digunakan sebagai daya tarik pengunjung karena mempunyai bentuk dan warna yang menarik.
(3)
commit to user
v
Tanaman ini dapat digunakan sebagai penutup tanah serta sebagai kombinasi pada element hardscape landscape.
3) Interior
Tata ruang harus dapat mewakili karakteristik remaja, dalam bentuk non formal dan tidak kaku, menggunakan warna-warna yang cerah, dan unsur-unsur pembentuk ruang yang dinamis.
5.6. Struktur Bangunan 5.6.1. Sub-struktur
Pada desain Pusat Remaja ini, untuk bangunan yang memiliki ketinggian lantai relatif kecil (1 hingga 3 lantai) digunakan pondasi footplat.
1-5 lantai
Gb 5. 10 Pondasi footplat Gb. 5.9
Elemen vegetasi sebagai tanaman peneduh dan sebagai tanaman rambat
(4)
commit to user
v
5.6.2. Super-strukturHasil:
Pada super-struktur bangunan Pusat Remaja ini digunakan struktur rangka dengan modul 9 meter x 9 meter.
5.6.3. Upper-struktur
Dari analisa pada bab IV, maka struktur atap yang sesuai adalah dengan menggunakan kombinasi beberapa struktur atap. Digunakan struktur beton bertulang dan struktur space frame pada kantilever.
5.7. Utilitas
5.7.1. Sarana Pemadam Kebakaran
Sarana pemadam kebakaran digunakan pada masing-masing bangunan Pusat Remaja Surakarta. Saran tersebut meliputi :
· Fire detector memakai smoke detector system yang dihubungkan ke papan
kontrol di ruang keamanan.
· Fire extention (pemadam kebakaran), mempergunakan Automatic sprinkler
system yang dapat bekerja secara otomatis saat terjadi kebakaran (head sprinkler akan pecah dan memancarkan air). Automatic sprinkler system dipasang pada langit-langit di atas ruang-ruang, sedangkan untuk tempat-tempat umum dipakai sistem hidran dengan jangkauan pipa penyemprot air ± 20 meter.
5.7.2. Sarana Listrik Bangunan
Untuk kebutuhan listrik bangunan diambil dari :
· PLN sebagai sumber tenaga listrik utama
(5)
commit to user
v
· Genset sebagai sumber tenaga listrik cadangan
5.7.3. Sarana Telepon
Sarana telepon mempergunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang diperlukan.
5.7.4. Sarana Air Bersih
Untuk keperluan air bersih diambil dari PDAM setempat dan sumur untuk tiap massa. Sistem yang dipakai dalam penyaluran air bersih dengan down feed system menggunakan reservoir di top floor dan mengalirkannya ke bawah melalui pipa-pipa air distribusi.
5.7.5. Sarana Sanitasi
Sanitasi untuk air hujan menggunakan pipa-pipa vertikal kemudian disalurkan ke bak kontrol dan sebagian dibuang ke riol kota sebagian dialirkan ke kolam yang terdapat dalam kawasan. Air hujan yang masuk ke dalam kolam akan digunakan untuk penyiraman tanaman di ruang terbuka.
Limbah kimia memerlukan perlakuan khusus daripada limbah/sampah lain. Limbah kimia yang dihasilkan dibuang atau dialirkan melalui shaft-shaft yang ada di tiap titik tertentu, kemudian dialirkan ke bawah dan akan diolah dalam STP khusus agar tidak mencemari lingkungan kawasan dan di sekitar kawasan. Setelah benar-benar dianggap tidak membahayakan lingkungan, baru dialirkan ke sungai yang terdapat di sekitar kawasan.
(6)