GAMBARAN UMUM “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA” LANDASAN HUKUM

commit to user IV-77 Dalam bab ini akan dikemukakan gambaran umum terkait Pusat remaja di Surakarta sesuai dengan tinjauan yang telah dipaparkan sebelumnya dan dibahas pula lingkup dan batasan yang akan diterapkan. Sehingga substansi- substansi terkait obyek dapat dikaitkan dan secara konkrit di dapat pemahaman terkait perencanaan yang bersifat mengikat dalam aplikasinya pada konsep perancangan selanjutnya.

3.1. GAMBARAN UMUM “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA”

Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta yang direncanakan adalah tempat pendidikan nonformal remaja usia 10—21 tahun di Surakarta untuk mengembangkan diri melalui kegiatan kegemaran mereka untuk mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki. Pusat Remaja merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi para remaja dalam memanfaatkan saat-saat luangnya, agar lebih terarah dan bermanfaat bagi remaja. Pusat Remaja adalah youth center yang di adaptasi ke dalam budaya Indonesia dengan fungsinya sebagai tempat olahraga, latihan keterampilan dan kesenian, bimbingan, dan konsultasi. Fasilitas ini diperuntukkan bagi remaja yang merupakan penduduk atau yang berdomisili di kota Surakarta. Sebagai respon atas fenomena kenakalan remaja di kota ini yang terus meningkat, dan dirasa perlu melakukan sebuah usaha preventif mengatasi fenomena tersebut.

3.2. LANDASAN HUKUM

commit to user IV-78 Landasan hukum yang menjadi pertimbangan dibangunnya Pusat Remaja di Surakarta antara lain, 1. UU Nomer 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional Indonesia bahwa pendidikan dilakukan melalui jalur sekolah dan pendidikan di luar jalur sekolah. Pusat Remaja di Surakarta merupakan fasilitas pendidikan sosial nonformal yang menggunakan sistem berbasis kompetensi kemandirian www.batangkap.go.id, 5 September 2008 2. Peraturan Pemerintah Nomer 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah www.lppbi-fiba.blogspot.com, 5 September 2009 3. Puskur Balitbang Depdiknas tahun 2003 tentang Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai pengembangan diri remaja 4. Kebijakan pembinaan dan pengembangan generasi muda yang disyaratkan dalam GBHN antara lain: ü Pembinaan keterampilan dan kepemimpinan ü Pembinaan kesearan jasmani dan daya kreasi ü Pembinaan patriotism dan idealism ü Pengembangan kreatifitas secara wajar dan bertanggungjawab Usaha pembinaan remaja yang telah dilakukan oleh banyak pihak diantaranya adalah: a. Departemen Agama Pembiaan terutama menyangkut moral keagamaan seperti pengajian,pembinaan organisasi remaja masjid, pelatihan bagi pengajar TPA, dll. b. Departemen Tenaga Kerja Mengadakan pembinaan keterampilan dan penyuluhan mengenai ketenagakerjaan. Pembinaan tersebut dilakukan didalam balai KLK commit to user IV-79 kursus latihan kerja maupun secara berkeliling. Disamping itu juga memberikan bantuan peralatan kepada peserta kursus. c. Departemen Kesehatan Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan seperti kesehatan reprouksi, kampanye AIDS, kampanye Anti narkoba. pelatihan Palang Merah Remaja. d. Departemen Pendidikan Nasional Membina siswa-siswa di sekolah baik melalui kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler contohnya dalam bidang olahraga, kesenian, pecinta alam, dsb. e. KONI Mengadakan pembinaan di olahraga secara teknik maupun organinasi, menyediakan fasilitas olahraga, mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga.

3.3. TUJUAN “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA”