commit to user
v
Hasil:
b. Pendekatan site berdasar view lingkungan
Secara nilai arsitektural, penganalisaan view lingkungan akan menghasilkan output yang terkait dengan penataan massa dan tampilan bangunan. Output yang dihasilkan tersebut nantinya
akan berkaitan pula dengan karakteristik remaja bahwa penataan massa dan tampilan dalam
SIT E
Main Entrance Side Entrance
Gb. 4.4. Analisa site berdasarkan pencapaian
Sumber: analisa pribadi
commit to user
v
suatu desain bangunan akan dapat mempengaruhi nilai emosi visual remaja sehingga remaja akan tertarik untuk masuk ke dalam bangunan ini.
Dengan pertimbangan : ·
Ekspose site terhadap lingkungan sehingga bangunan dapat terekspose dengan baik.
· Keberadaan jalan sekitar site.
· Keberadaan bangunan dalam lokasi site.
· Kondisi view lingkungan sekitar, pengamatan view dilakukan pada ketinggian mata
normal manusia.
Analisa:
Hasil:
View maksimum
View minimum View minimum
View minimum
View Minimum
View Minimum
View Maksimum View
Minimum
commit to user
v
c. Zonifikasi dan permasaan
4.2.2. Pendekatan Konsep Bentuk dan Tata Masa
Zona dengan view kurang menarik
berpotensi digunakan untuk
penataan site dan atau massa
bangunan pengelola atau
servis. Zona dengan view
menarik berpotensi digunakan untuk
penataan massa bangunan dan atau
site serta tampilan bangunan yang dapat
mendukung ekspose terhadap kawasan
zona kegiatan seni zona kegiatan
olahraga zona parkir
zona kegiatan pengelola dan
serviis Ket:
Gb. 4.5. Analisa site berdasarkan view
Sumber: analisa pribadi
Gb. 4.6. Zonifikasi dalam site
Sumber: analisa pribadi
commit to user
v
Penerapan karakteristik remaja pada objek perencanaan dan perancangan Pusat Remaja di Surakarta diterapkan dalam semua aspek desain baik bangunan, kegiatan maupun lingkungan
pembentuk di sekitarnya. Tampilan bangunan ini harus mewakili unsur remaja itu sendiri, melalui pengaplikasian
karakteristik remaja yaitu dinamis, selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal-hal baru, aktif dan atraktif pada bangunan Pusat Remaja ini. Untuk mewakili remaja citra bangunan dibuat
sesuai dengan nilai yang dianut remaja sehingga secara fungsional bangunan ini harus ramah dan menyenangkan.
Pemilihan citra kekinian dipilih sebagai usaha untuk menyesuaikan kecenderungan sebagian besar remaja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang ”berbau” kekinian atau modern.
a. Tampilan Bangunan §
Dinamis
Kata ”dinamis” mempunyai arti kata “bersifat gerak”. Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger kehausan sosial, yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan
diterima di lingkungan kelompok sebayanya. Remaja memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengan sesamanya, aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut mereka menyenangkan.
Kata ”dinamis” ini dapat digambarkan dengan bentuk dan bidang yang tidak monoton, garis- garis asimetri atau beritme.
Gb. 4.7.
Federation Square kiri atas, balai kota baru kota Melbourne, Australia, bangunan formal
dengan citra kekinian yang dinamis
Sharp Centre For Design kanan atas, bangunan ektensi dari Ontario College of Art and Design, Toronto, Canada, fasad bangunan kekinian, sederhana namun dinamis dan ekspresif,
kontras dengan lingkungan sekitarnya Sumber :
www.google.com
commit to user
v
§ Mementingkan identitas
Selalu ingin tampil beda dan menjadi pusat perhatian point of interest. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang
dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa.
Jadi pada dasarnya sifat remaja adalah ingin selalu eksis, ingin tampil beda, dan menjadi pusat perhatian.
Gb. 4.8 Kontras, berbeda dengan lingkungan
sekitar, menjadi point of interest. Sumber:
www. arcspace. com
Gb. 4.9 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi
point of interest. Sumber:
www. arcspace. com
commit to user
v
§ Terbuka terhadap hal-hal baru
Remaja dalam waktu luangnya dapat betul-betul bersifat membebaskan bila ia dihayati sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Dorongan remaja
ke arah oroginalitas, ke arah perwujudan diri yang asli yang berarti lain daripada anak dan lain daripada dewasa, menyebabkan remaja menggunakan waktu luangnya juga secara original.
Remaja biasanya selalu menerima sesuatu yang dianggap baru, wawasan mereka terbuka untuk menerima hal-hal baru misalnya kemajuan teknologi. Namun terkadang remaja
sulit untuk menyaring apa yang mereka terima, tidak sedikit dari remaja yang mengadaptasi hal- hal yang tidak sehat dari perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
§ Aktif dan atraktif
Masa remaja adalah masa yang memiliki kesempatan luas untuk berkreasi dan berkreativitas. Biasanya remaja meliliki ide-ide yang fresh. Mereka senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan.
Gb. 4.10 Tebuka terhadap hal-hal
baru, dapat di aplikasikan dengan banyaknya
penggunaan material kaca pada bangunan.
Sumber:
www. arcspace. com
commit to user
v
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka,
kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor
lainnya. Aktif – atraktif, dapat digambarkan dengan penggunaan bentuk dan warna-warna yang berani.
Warna yang dipilih adalah perpaduan warna yang memberikan efek semangat dan energik, sesuai dengan jiwa dan aktifitas remaja.
Warna Sifat Warna
Kuning Mengungkapkan jiwa muda dan memiliki karakter kuat,
Gb. 4.11 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik dapat
memancing semangat dan kreativitas Sumber:
www.google.com
commit to user
v
b. Pola Tata Massa Dasar pertimbangan:
· Konsep pola sirkulasi dalam tapak.
· Zonifikasi kegiatan pada tapak
· Arah orientasi yang diinginkan
· Estetika arsitektural.
Terdapat beberapa klasifikasi pola tata massa yang biasa digunakan dalam mendesain bangunan, yaitu:
menyatakan getaran suka cita dan cahaya gemilang. Hijau
Sumber warna alami, meningkatkan kesempatan dan kekuatanan, memberikan keceriaan, menghidupkan suatu perasaan damai bagi
yang melihatnya. Merah
Kekuatan energik, rangsangan, ketegasan, pengaruh panas, serta dapat menggetarkan jiwa.
Ungu Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian dan kebenaran,
Meningkatkan gairah sensualitas mistis yang dapat memberikan inspirasi.
Biru Melambangkan intelektual, kepercayaan, ketenangan,damai,
konsistensi, dan sesuatu yang dingin. Oranye
Mengandung arti keceriaan, segala hal yang berhubungan dengan sikap yang menyenangkan, dan ambisi yang dapat diartikan
kesuksesan. Abu-abu
Warna yang bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, seimbang, dan kesederhanaan.
Coklat Melambangkan sesuatu yang natural, kehangatan,lembut,
nyaman. Putih
Warna yang murni, bersih, sempurna, jujur, sederhana, netral. Hitam
Besifat elit, elegan, kuat, teguh, kehampaan.
commit to user
v
· Siklus
Pengolahan masa yang terpisahberdiri sendiri dan mengelilingi area yang sama menimbulkan orientasi kedalam dan membentuk siklus yang dapat meningkatkan keakraban penghuni dalam
tiap fungsi dalam masa
· Linear
Pengolahan massa dasar linear meskipun ditata secara dinamis menunjukkan keberadaan fungsi-fungsi yang merupakan prosespentahapan dari awalhingga akhir.
· Overlap
Pengolahan massa dasar secara bertumpukmenindih stu dengan yang lain menunjukkan adanya area yang digunakan secara bersama-sama oleh masing-masing fungsi, dan
menunjukkan kedterkaitan antar fungsi satu dengan fungsi lain.
Gb. 4.13. Pola tata masa linier Membentuk kesatuan bentuk yang
mengalir secara searah
Gb. 4.14. Pola tata masa overlap Pengabungan bentuk-bentuk secara
teratur satu arah sehingga bersifat : §
Keteraturan, disiplin §
Pola bebas, kesan bebas Gb. 4.12. Pola tata masa terpusat
Membentuk kesatuan bentuk dari massa- massa yang mandiri namun tetap
menyatu
commit to user
v
Tata masa bangunan pada Pusat Remaja di Surakarta, tiap fungsi dalam tiap kelompok kegiatan memiliki karakter yang berbeda namun berhubungan dekat sehingga ada beberapa
masa dalam bangunan ini. Penataan masa bangunan dipusatkan pada ruang komunal ditengah.
Penggabungan masa bangunan dapat dilakukan pada kelompok kegiatan yang memiliki kesamaan tema misalnya pada kelompok kegiatan utama dan masing-masing pendukungnya.
Dua bidang ini dapat disatukan dengan sistem overlap.
Aspek arsitektural: -
efisien dan efektif terhadap pergerakan ruang.
- Bentuk yang statis, netral, tidak memihak
pada arah tertentu
-
Aspek arsitektural: -
pengolahan bentuk yang kurang dinamis, lebih terkesan kaku dan
atau monoton.
+
+
- Menunjukkan
stabilitas, titik jatuh pada satu sisi -
Bentuk yang terkesan kuat dan energik
-
- Tidak mudah
untuk dilakukan pengembangan -
Pengolahan pola sirkulasi yang lebih rumit
commit to user
v
4.2.3. Pendekatan Tata Landscape
a. Hardscape landscape Penggunaan hardscape landscape di dalam sebuah tapak dapat dimanfaatkan sebagai
pendukung kegiatan seperti jalur bagi pejalan kaki, area parker,area bermain anak + taman baca serta ruang komunal terbuka.
Beberapa alternative hardscape landscape yang biasa digunakan: ·
Perkerasan aspal ·
Perkerasan beton ·
Perkerasan kerikil ·
Tanah padat ·
Tanah berumput ·
Paving ·
taman ANALISA:
· perkerasan aspal, dapat digunakan sebagai jalur kendaraan.
· Perkerasan beton, dapat digunakan sebagai jalur kendaraan dengan beban berat
seperti truk dan bus ·
Perkerasan kerikil atau batu alam, mempunyai tekstur yang abstrak serta baik digunakan sebagai jalur pedestrian. Perkerasan ini mempunyai daya serap air hujan
yang cukup baik ·
Tanah padat, memiliki daya serap air hujan yang cukup baik sehingga biasa digunakan sebagai dasaran dari perkerasan
· Tanah berumput, mempunyai daya serap air hujan yang baik sehingga biasa
digunakan sebagai dasar dari taman
commit to user
v
· Paving, memiliki bentuk yang beragam dan bertekstur kasar. Baik untuk jalur
sirkulasi pedestrian dan kendaraan. Daya serap air hujan baik, karena ada celah dalam setiap pemasangan paving. Hal ini berfungsi sebagai resapan air
· Pavinggrass, baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan memiliki daya serap air hujan
yang baik ·
Taman, baik dalam mendukung estetika, di mana daya serap airnya sangat baik HASIL:
· Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus. Hal ini berfungsi dalam
memberikan kenyamanan bagi pengunjung pengguna mobil , motor maupun sepeda
· Jalur pedestrian menggunakan bahan pavingblock serta bahan batu alam
· Dalam area ruang komunal digunakan batu alam dan perkerasan kerikil, ruput
· Pemberian taman untuk mendukung estetika serta membantu remaja agar tidak
bosan beraktifitas a. Softscape landscape
Softcase landscape meliputi vegetasi pada taman maupun jalur sirkulasi. Vegetasi mempunyai fungsi bermacam-macam yaitu sebagai zona hijau hunian, penyedia oksigen, sebagai filter
terhadap suara, debu, udara dan bau serta masih banyak lagi fungsi dari softcase landscape ini.
ANALISA: ·
Terdapat beberapa klasifikasi jenis vegetasi. Yaitu tanaman kering, tanaman air dan tanaman tropis
· Tata landscape juga berfungsi dalam menciptakan view yang menarik di dalam
suatru bangunan HASIL:
commit to user
v
· Penataan softcase landscape pada site digunakan sebagai desain estetika dalam
desain. Adapun jenis vegetasi yang dugunakan dalam perancangan Pusat Remaja di Surakarta adalah penggabungan dari jenis tanaman air serta tanaman tropis.
d. Tanaman air digunakan sebagai pelengkap elemen air seperti kolam e. Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama di dalam tata landscape site
yang direncanakan. Tanaman tropis ini digunakan karena sesuai dengan kondisi iklim yang ada di Indonesia. Di mana beberapa klasifikasinya adalah:
o Tanaman peneduh
Tanaman perdu ini dapat tumbuh tinggi dan berdaun lebat, sehingga dapat digunakan sebagai peneduh di sekitttar bangunan
o Tanaman merambat
Tanaman ini dapat ditanam pada pergola ataupun elemen perambat lainnya. o
Tanaman perdu Tanaman perdu tanaman berdaun indah dan berbunga dapat digunakan sebagai daya tarik
pengunjung karena mempunyai bentuk dan warna yang menarik. o
Borderplant dan grouncover Tanaman ini dapat digunakan sebagai penutup tanah serta sebagai kombinasi pada element
hardscape landscape. ·
Penggunaan tanaman yang dapat menyerap polutan sehingga dapat mendukung kesehatan pengunjung pada bangunan ini.
· Di dalam bangunan j uga diberi t anaman unt uk menambah keasrian dan dapat
berf ungsi sebagai pengusir serangga, sepert i t anaman Zodia yang dapat dit anam di dalam ruangan
indoor. Pelet akannya dil et akan dekat dengan bukaan pada f asad agar t anaman dapat t erkena hembusan angin dari luar dan harum bunga dapat
menyebar ke dalam ruangan.
commit to user
v
4.2.4. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan
Dasar pertimbangan: ·
Beban yang harus didukung ·
Kondisi tanah ·
Bentuk dan dimensi vertikal bangunan ·
Karakter bangunan ·
Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
a. Sub-struktur
Analisa: Pada perencanaan Pusat Remaja di Surakarta ini, akan terdapat 2- 3 lantai, sehingga didalam
sub struktur digunakan 1 macam pondasi saja. Hasil:
Pada desain Pusat Remaja ini, untuk bangunan yang memiliki ketinggian lantai relatif kecil 1 hingga 3 lantai digunakan pondasi footplat.
Gb. 4.16. Pondasi footplat Gb. 4.15
Sketsa perletakan tanaman di dalam ruang Sumber: analisa penulis
commit to user
v
b. Super-struktur
Analisa: Merupakan sistem struktur badan bangunan. Sistem struktur badan yang banyak digunakan
pada bangunan publik adalah Shear WallCore Wall system dan sistem struktur rangka. Pemilihan struktur badan ini disesuaikan dengan pola peruangan dalam bangunan.
Hasil: Pada super-struktur bangunan ini digunakan struktur rangka
c. Upper-struktur
Analisa Merupakan sistem struktur bagian atas bangunan. Untuk struktur atap terdapat beberapa
alternatif struktur, yaitu:
· struktur rangka baja
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan karakter seperti ini sangat potensial untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang
membutuhkan bentang lebar.
Gb. 4. 17. Struktur rangka
1-5 lantai
commit to user
v
· struktur kabel
Struktur ini dapat menahan atap dengan bentangan besar. Dari segi artistik, konstruksi ini memiliki nilai lebih untuk eksterior bangunan.
· spaceframe
Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki kekuatan yang baik dan dapat mencapai bentang yang cukup lebar, dengan
hanya membutuhkan ketebalan 5 dari lebar bentang. Sedangkan untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 sampai dengan 14 persen dari bentang.
· struktur beton bertulang
Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. ·
struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas.
Hasil analisa Dari analisa di atas, maka struktur atap yang paling sesuai adalah dengan menggunakan
kombinasi beberapa struktur atap. Digunakan struktur beton bertulang dan struktur space frame pada kantilever.
4.2.5. Pendekatan Konsep Utilitas
a. Sistem fire protection
Merupakan pengamanan terhadap bahaya kebakaran dan sekaligus terhadap kemungkinan bahaya kebakaran. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi,
i. Sistem Deteksi
commit to user
v
§
Heat Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan mengalami kenaikan yang drastis dan cenderung bahaya. Standar kebutuhan
alat 1 unit75m²
§
Smoke Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan.Pemakaian berdampingan
dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit75m²
§
Fire Alarm : Alaram Peringatan yang akan berbunyi bila ada kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector.
Standar kebutuhan 1 unit225m² ii. Sistem Represif
Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran. Meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Dan kesiapan alat tersebut untuk digunakan sewaktu-waktu.
Sistem yang dipakai adalah,
§
Fire Hydrant : Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis diluar bangunan, saluran yang berhubungan dengan sumber air
dengan jangkauan standar sekitar 800m²
§
Automatic Sprinkler System : Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas.
Standart sprinkler system 1unit25m²
§
Fire Extinguiser on House Reel : Alat Pemadam api praktis yang berupa tabung gas mandiri dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai
berdampingan pada tempat-tempat rawan api, dan mudah dilihat dan dijangkau. Standart kebutuhan masingt-masing 1 unit200m²
iii. Sistem Preventif Usaha untuk mencegah terjadinya kebakaran dengan usaha sebagi berikut,
§
Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari api
commit to user
v
§
Melindungi bahan yang mudah terbakar dengan bahan isolasi tahan api
§
Perencanaan dan perancangan yang baik seperti organisasi ruang, pengelompokan ruang, sirkulasi, kelengkapan peralatan dan penempatannya,
dsb. iv. Penyelamatan penghuni
Usaha untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang terjadi dan efek-efek yang ditimbulkan antara lain,
§
Membuat tangga darurat pada tempat-tempat yang tinggi.
§
Pintu-pintu darurat
§
Ventilasi dengan penyedot asap Beberapa hal lain yang juga harus dipertimbangkan adalah,
1
Kebutuhan air sebagai pemadam kebakaran Kebutuhan reservoir air untuk pemadam kebakaran dihitung dengan perencanaan apabila
semua outlet beroperasi, terdapat 1 menit waktu alat bekarja sebelum pompa air ke resevoir beroperasi untuk menambah air di reservoir.
2
perencanaan penempatan reservoir Perencanaan reservoir terpisah-pisah, yaitu untuk fire hydrant langsung dari reservoir utama
didistribusikan menuju outlet dengan pompa untuk mempertahankan tekanan air. Sedangkan untuk sprinkler dari pompa ditampung dulu pada atap bangunan, dengan menuju sprinkler head
dengan sistem down feed.
b. Sistem air bersih