4.4.4. Daya Saing
Secara global, Produktivitas minyak dari tanaman kelapa sawit jauh lebih tinggi dari minyak lain. Tanaman dengan produktivitas tinggi merupakan
komoditas paling kompetitif untuk memenuhi permintaan. Selain produktivitas, keramahan terhadap lingkungan merupakan faktor
penting dalam persaingan. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang ramah lingkungan. Kebun kelapa sawit lebih banyak menyerap CO
2
, melepaskan O
2
sehingga kebun kelapa sawit merupakan filter udara raksasa. Faktor lain yang meningkatkan daya saing minyak sawit adalah bahwa
minyak sawit secara nutrisi memiliki beberapa keunggulan yaitu kaya akan vitamin A dan E yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker, dan
harganya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan minyak lainnya. Faktor geografis juga menentukan daya saing. Seperti yang telah
diungkapakan bahwa pasar potensial adalah di Asia Timur, Australia, India dan Afrika. Beberapa propinsi secara geografis dekat dengan pasar tersebut sehingga
biaya angkut akan menjadi lebih murah dan minyak sawitnya lebih kompetitif. Faktor yang menentukan daya saing adalah daya tarik investasi. Tanpa
adanya investor, maka seluruh keunggulan komperatif yang dimiliki tidak dapat dieksploitasi dan diubah menjadi keunggulan kompetitif.
4.5. Hubungan CPO Dunia dan Indonesia
Ada tiga pasar yang menjadi rujukan harga minyak yaitu harga Rotterdam, harga Chicago dan harga Kuala Lumpur yang ketiganya berkorelasi sangat erat.
Harga CPO FOB di Kuala Lumpur, Belawan, Dumai umumnya adalah harga CPO dipelabuhan Rotterdam dikurangi sekitar US 55ton yang merupakan biaya
Universitas Sumatera Utara
angkut CPO Kuala LumpurBelawanDumai ke Rotterdam. Harga CPO keluar dari Tangki timbun pelabuhan adalah harga FOB, dikurangi pajak ekspor yang
besarnya US 4,8ton, dan biaya dokumen ekspor dan provisi bank sekitar US 10ton.
Harga CPO di PKS adalah harga CPO keluar tangki pelabuhan dikurangi biaya pengangkutan dari PKS sekitar Rp. 0,7kg-km yang setara dengan Rp. 16kg
TBS, biaya pemompaan dan serta pemasaran lainnya sekitar Rp. 25kg CPO atau sekitar Rp. 5kg TBS. Berdasarkan harga CPO, harga TBS untuk petani yang
bermitra dengan PKS dihitung menggunakan rumus yang ditetapkan oleh tim harga TBS yang ditunjuk oleh Gubernur, yaitu
Harga TBS = Kx[RendxHarga
CPO
+ RendxHarga
inti
] Keterangan:
K = konstanta
Rend = Rendemen. Harga di pasar bebas tidak mengikuti formula tersebut, tetapi harga yang
terbentuk dipengaruhi oleh harga Tim dan juga perimbangan penawaran dan permintaan TBS. Uraian di atas menunjukkan mekanisme pembentukan harga
CPO dunia, harga CPO dalam negeri, dan pada akhirnya harga TBS di PKS.
4.6. Investasi
Pengembangan industri dan perkebunan kelapa sawit sangat ditentukan oleh iklim dan investasi. Hasil survei kepada para pengusaha menunjukkan bahwa
faktor yang sangat menentukan daya tarik investor adalah aspek sosial, politik dan kelembagaan. Pembobotan nilai untuk aspek-aspek ini melampaui pembobotan
untuk aspek lain seperti ketersediaan infrastuktur dan tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil 5.1.1 Mengubah harga CPO internasional dari US ke Rp.
Mengubah harga CPO internasional dari US ke Rp dapat dilihat pada lampiran 5. Mengubah data harga CPO internasional, harga CPO domestik dan
harga minyak goreng domestik dari nilai nominal kenilai riil Lampiran 5,6,7
5.1.2. Analisis Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional terhadap CPO Domestik
Dari penelitian Afandi 2008 pada Tinjauan Pustaka tentang hasil uji kointegrasi, menyatakan bahwa variabel harga CPO domestik dan harga CPO
internasional tidak saling berkointegrasi menyebabkan kedua variabel ini tidak dapat di regresikan, maka ditambahkan variabel lain yang mempengaruhi harga
CPO. Varaibel tersebut adalah produksi CPO domestik. Maka didapat persamaan : Y = 0,7 + 1,055 X1 0,92 X2 +
Uji multikolinearitas
Dari Tabel 12, dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas karena semua variabel memiliki nilai VIF yang merupakan koefisien korelasi antar
variabel bebas kurang dari 10 dan memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 12. Colinearity Statistic
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
CPO Internasional 0,963
1,038 Produksi CPO domestik
0.963 1,038
Sumber : Diolah dari data skunder Lampiran 9
Universitas Sumatera Utara