Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

harga 0,59 ditingkat produsen pada kegiatan pemasaran CPO Crude Palm Oil domestik PTPN-IV. Hal ini lanjutnya, disebabkan oleh kenaikan input, seperti bahan baku TBS, harga solar pabrik dan upah tenaga kerja dalam pembuatan CPO Crude Palm Oil dan lemahnya posisi tawar bargaining position PT Perkebunan Nusantara-IV.

2.2. Landasan Teori

Elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan nisbi harga di tingkat Internasional dengan perubahan harga di tingkat domestik. Dengan diketahui besar nilai elastisitas transmisi harga, maka dapat diketahui informasi pasar tentang adanya peluang, keseimbangan penawaran dan permintaan, perkembangan pasar, pengurangan resiko kerugian dan perbaikan kegiatan pemasaran. Apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari 1 Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat Internasional akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 di tingkat domestik. Apabila elastisitas transmisi harga sama dengan 1 Et = 1, maka perubahan harga sebesar 1 di tingkat Internasional akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 di tingkat domestik. Apabila elastisitas transmisi harga lebih besar dari 1 Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat Internasional akan mengakibatkan perubahan harga besar dari 1 di tingkat domestik. Sudiyono, 2004 Bacuks 2006 menyatakan Ada banyak yang dapat menjelaskan keberadaan dari transmisi harga yang asimetrik. Pertama, transmisi harga yang asimetrik bilamana perusahaan dapat mengambil keuntungan melalui perubahan harga yang cepat. Ini dejelaskan dengan teori search costs. Hal ini terjadi di pasar Universitas Sumatera Utara persaingan sempurna dimana pengecer mempunyai kekuatan pasar. Sedangkan konsumen menghadapi kesulitan dalam memperoleh informasi tentang harga yang bersaing karena adanya search cost. Karena itu perusahaan cepat menaikan harga jika harga podusen naik dan lebih lambat menurunkan harga apabila terjadi penurunan harga. Yang kedua, perishable produk. Pengecer pada posisi perishable produk akan menunda keinginan untuk menaikkan harga karena akan menghadapi resiko kerugian dengan permintaan yang menurun. Ketiga, harga penyesuaian yang melibatkan semua harga dalam penyesuaian transmisi harga. Seperti perishable produk, penyesuaian harga juga bertentangan dengan harga konsumen yang bertambah. Akhirnya, pemberlakuan pasar oligopoli bisa menyebabkan transmisi harga asimetrik. Transmisi harga yang asimetrik muncul dipasar dengan adanya inelastis permintaan dengan supply yang terkonsentrasi. Elastisitas transmisi harga menggunakan model dengan data yang telah di logaritmakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distribusi 1 yang tidak normal dan menghindari kesalahan varian pengganggu. Koefisien merupakan parameter untuk mengukur elastisitas transmisi harga. Maka rumus elastisitas transmisi harga adalah: RP = a + ppPP Dimana: RP = harga domestik a = konstanta pp = Elastisitas transmisi harga PP = harga internasional Jika pp =1, maka terjadi transmisi sempurna. Dan jika pp 1 maka terjadi transmisi harga yang tidak sempurna. Dampak ekonomis dari kebijakan alokasi dapat positif dan dapat negatif, tergantung pada perkembangan harga CPO di pasar internasional. Apabila harga Universitas Sumatera Utara dunia jatuh, secara teoritis produsen CPO masih dapat terlindungi dari kerugian ekonomis yang besar, karena sebenarnya konsumen minyak goreng di dalam negeri harus membayar lebih tinggi. Sebaliknya apabila harga dunia CPO meningkat pesat, konsumen minyak goreng masih dapat terlindungi karena tidak harus membayar harga yang sangat mahal. Namun hal itu terjadi karena elastisitas transmisi harga CPO dari produsen ke konsumen sangat kecil suatu karekteristik umum bagi produk-produk agribisnis dan agroindustri. Perubahan harga minyak goreng di dalam negeri lebih banyak dinikmati produsenpedagang produk hilir itu, bukan petani kelapa sawit hulu Sofyan, 2000. Sampai saat ini pelabuhan yang dapat dimanfaatkan untuk CPO dengan fasilitas terminaltangki timbun terbatas di Belawan dan Dumai, padahal komoditi ini telah dikembangkan di 16 propinsi. Dengan keterbatasan pelabuhan dan sarananya, diperkirakan tidak akan mampu menampung beban dengan pertumbuhan minyak sawit yang sangat pesat. Berdasarkan hasil pemantauan Disperindag sepanjang tahun 1995 dan 1996, industri Olein tidak memberikan keuntungan apabila pengolahannya tidak terintegrasi dengan kebun Sofyan, 2000. Supriana 2006 menjelaskan Model Regresi merupakan antara dua variabel, variabel bebas dan variabel bebas variabel penduga. Dalam spesifikasi model langkah-langkahnya adalah : 1. Menentukan variabel terikat dan variabel bebas 2. Menentukan jumlah persamaan dalam model dan membangun model matematisnya 3. Menentukan besaran arah koefisien. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Pemikiran