Cianjur, Bali,
Madura, Sulawesi,
dan akhir-akhir
ini Kalimantan
Prihatman 2000. Kebutuhan unsur hara Si tanaman padi jauh melebihi kebutuhan unsur
hara makro N, P, dan K. Hasil padi sebanyak 5 tha, dibutuhkan sebanyak 230- 470 kg Siha, sedangkan N, P, dan K berturut-turut hanya berkisar 75-120 kg
Nha, 20-25 kg Pha, dan 23-257 kg Kha Casman et al. 1997. Peranan Si sebagai unsur hara belum mendapat perhatian, tidak seperti unsur hara N, P, dan
K. Menurut Savant et al. 1997 rendahnya ketersediaan Si pada tanah-tanah sawah di daerah tropis merupakan salah satu penyebab penurunan produktivitas
tanaman padi. Tanaman padi menyerap Si dalam jumlah banyak dari sekitarnya, yaitu
setiap 100 kg gabah kering giling GKG terserap 2.1 kg N, 0.5 kg P, 3.3 kg K, 0.7 kg Ca dan 20 kg SiO
2
. Tanaman padi mendapatkan silikat dari berbagai sumber antara lain air irigasi, jerami padi, kompos, dan pupuk silikat Makarim et
al . 2007.
Varietas-varietas padi yang dianggap toleran terhadap kondisi-kondisi tanah yang serba terbatas seperti tanah gambut, kemasaman dan salinitas di lahan
pasang surut adalah Banyuasin, Batanghari, Dendang, Indragiri, Punggur, Martapura, Margasari, Siak Raya, IR 64, Air Tenggulang, Lambur dan Mendawak
Sembiring dan Gani 2010.
II. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah
dan tanaman dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, sedangkan percobaan rumah kaca dilaksanakan di University Farm
Cikabayan, Institut Pertanian Bogor mulai Februari sampai dengan September 2012.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tanah gambut sebagai media tanam. Sebagai bahan amelioran tanah digunakan steel
slag , dolomit, silica gel dan pupuk mikro. Steel slag berukuran kurang dari 2 mm
yaitu electric furnace slag EFS berasal dari PT Krakatau Steel, Cilegon- Indonesia dan blast furnace slag BFS berasal dari PT Posco, Korea. Dosis EFS
dan BFS yaitu 0, 2, 4, 6, 8 dari bobot kering mutlak tanah. Taraf dosis didasarkan pada kisaran dosis optimum aplikasi EFS di tanah gambut penelitian
sebelumnya. Dosis dolomit dan silica gel setara EFS 0, 2, 4, 6, 8 . Penentuan dosis dolomit berdasarkan penyetaraan daya netralisasi DN EFS terhadap
DN dolomit untuk setiap taraf dosis EFS, dan dosis silica gel berdasarkan penyetaraan SiO
2
EFS terhadap SiO
2
silica gel untuk setiap taraf dosis EFS. Pupuk mikro CuSO
4
dan ZnSO
4
dosis setara 10 kgha. Pupuk urea dengan dosis setara 300 kgha, SP-36 setara 300 kgha dan KCl setara 150 kgha sebagai pupuk
dasar, benih padi varietas IR 64 dan Air Tenggulang sebagai tanaman uji serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman di
laboratorium. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot plastik sebagai
wadah media tanam, plastik, meteran, penggaris, hand sprayer, timbangan, kain
kassa, bambu, dan beberapa peralatan untuk analisis tanah dan tanaman di laboratorium yaitu labu kjeldahl digestion, destilator dan labunya,
spectrophotometer , flamephotometer, atomic absorption spectrophotometer
AAS serta alat-alat analisis lainnya.
2.3 Metode Penelitian
Percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca merupakan percobaan faktor tunggal dengan 18 perlakuan dan tiga ulangan sehingga diperoleh 54 satuan
percobaan. Perlakuan yang diberikan tertera pada Tabel 2. Rancangan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap RAL. Adapun model matematika
rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut: Y
ijk
= µ + αi + є
ij
dimana : Y
ijk
= Respon tanaman yang diamati µ = Nilai tengah umum
α
i
= Pengaruh perlakuan ke-i є
ij
= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke -j
2.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Percobaan Inkubasi
Bahan tanah yang diambil dihomogenkan dengan cara dicampur merata lalu ditimbang dengan melakukan terlebih dahulu penetapan kadar air tanah
gambut didasarkan metode gravimetri. Penetapan kadar air dilakukan pada suhu 105°C selama 24 jam. Kadar air KA gambut dihitung sebagai berikut:
kadar Air KA = x 100
= 303.52 setelah kadar air diketahui, maka ditentukan bobot tanah yang harus dimasukkan
ke dalam pot berdasarkan bobot kering mutlak BKM tanah sebesar 100 gpot, sehingga bobot tanah dihitung sebagai berikut:
bobot tanah = KA x BKM + BKM = 403.52 g