Produksi Padi Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut setelah Inkubasi
padi IR 64 dan Air tenggulang BGKG tertinggi terdapat pada perlakuan EFS 8 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya.
a
b Gambar 5 Produksi Padi BGKG: a IR 64, b Air Tenggulang pada Berbagai
Taraf Perlakuan. Produksi kedua varietas pada perlakuan BFS tidak lebih baik jika
dibandingkan dengan produksi pada perlakuan dolomit setara EFS. Hasil analisis tanah setelah inkubasi satu bulan menunjukkan bahwa perlakuan BFS lebih baik
dalam meningkatkan SiO2-tersedia tanah dibandingkan dengan perlakuan lain. Peningkatan SiO2-tersedia tanah belum tentu dapat meningkatkan produksi padi,
tetapi berkaitan dengan fisiologis tanaman dalam menyerap Si untuk
dimanfaatkan dalam metabolisme yang akan mempengaruhi produksi padi. Kadar SiO
2
jerami padi IR 64 perlakuan dolomit setara EFS lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan BFS. Hal ini menandakan bahwa SiO
2
dalam tanah pada perlakuan ini diserap baik oleh tanaman, sehingga menghasilkan produksi padi
BGKG lebih baik dibandingkan dengan perlakuan BFS. Umumnya, produksi BGKG padi Air Tenggulang lebih tinggi
dibandingkan dengan padi IR 64. Hal ini berkaitan dengan padi Air Tenggulang lebih baik terhadap tinggi dan jumlah anakan produktif padi dibandingkan dengan
padi IR 64 yang sejalan dengan produksi padi. Peningkatan BGKG seiiring dengan penambahan dosis EFS yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh selain Si,
EFS Indonesia mengandung Ca, Mg, Fe serta relatif tinggi hara mikro sehingga dapat lebih baik memperbaiki sifat kimia tanah gambut. Hal ini sejalan dengan
penelitian oleh Hidayatuloh 2006 di Mukok, Sanggau-Kalimantan Barat menyatakan bahwa pemberian steel slag berpengaruh sangat nyata dalam
meningkatkan pH, K, Ca dan Mg dapat didapat ditukar, Si, Fe, Mn tersedia serta meningkatkan tinggi tanaman, bobot kering gabah total, bobot kering gabah
bernas dan menurunkan persentase gabah harnpa. Pemanenan dilakukan tidak serempak sebagian besar dipanen pada umur
17 MST, sedangkan sisanya menunggu hingga bulir padi masak. Pada percobaan ini, pertumbuhan dan waktu panen tanaman lebih lambat jika dibandingkan umur
tanaman yang dianjurkan oleh BBPT Padi di tanah mineral. Keadaan tanah gambut yang sangat masam dan kurang unsur hara, kondisi atap rumah kaca yang
berlumut menyebabkan kurang intensitas cahaya matahari, sehingga menghambat fotosintesis. Hal ini diduga turut menghambat proses pematangan bulir padi.
Pematangan bulir padi lebih cepat terlihat pada perlakuan steel slag. Makin tinggi dosis steel slag maka semakin cepat bulir padi matang. Bulir padi Air Tenggulang
lebih cepat matang dan banyak jika dibandingkan dengan padi IR 64, hal ini berkaitan dengan perbedaan karakteristik fisiologis kedua varietas tersebut
berdasarkan deskripsi BBPT Padi Lampiran 5.