Metode Penelitian Pelaksanaan Penelitian

selanjutnya diaplikasikan bahan amelioran sesuai dosis masing-masing Tabel 2. Diaduk merata setiap perlakuan bersama tanah, digenangi dengan tinggi genangan 2.5 cm, lalu diinkubasi selama tiga bulan Lampiran 1. Setelah inkubasi satu bulan, diambil contoh tanah tiap perlakuan untuk dianalisis sifat kimianya yang meliputi: N total, P-tersedia, basa-basa dapat ditukar Ca, Mg, Na, K, Si, Fe, Mn, Cu, Zn, Pb, Cd, Hg, Cr tersedia. Peubah pH tanah diukur setiap tiga hari sekali selama dua minggu, lalu sekali seminggu sampai akhir inkubasi dengan langsung menggunakan pH meter setelah dikalibrasi pH 4 dan pH 7 terlebih dahulu. Tabel 2 Taraf Perlakuan pada Percobaan Inkubasi dan Percobaan Rumah Kaca Perlakuan Dosis gkg Kontrol EF slag 2 20 EF slag 4 40 EF slag 6 60 EF slag 8 80 BF slag 2 20 BF slag 4 40 BF slag 6 60 BF slag 8 80 Dolomit setara EFS 2 12.34 Dolomit setara EFS 4 24.69 Dolomit setara EFS 6 37.03 Dolomit setara EFS 8 49.37 Silica gel setara EFS 2 2.54 Silica gel setara EFS 4 5.08 Silica gel setara EFS 6 7.62 Silica gel setara EFS 8 10.16 Unsur Mikro 0.05 Keterangan : = dari bobot kering mutlak BKM tanah = dosis berdasarkan penyetaraan DN EFS 66.1 terhadap DN dolomit 107.1 dari setiap dosis EFS = dosis berdasarkan penyetaraan SiO 2 EFS 12.7 terhadap SiO 2 silica gel 100 dari setiap dosis EFS. 2. Percobaan Rumah Kaca Persiapan Media Tanam Bahan tanah gambut yang telah dihomogenkan dimasukkan ke dalam pot sebanyak 7.06 kgpot yang setara 1.75 kg BKM. Diaplikasikan bahan amelioran sesuai taraf dosis dengan mengaduk secara merata, lalu dikondisikan seperti tanah sawah tinggi genangan 5 cm dan diinkubasi selama satu bulan. Sehari sebelum tanam diaplikasikan pupuk dasar yaitu pupuk urea 13 bagian saat tanam, 13 bagian umur 21 HST, 13 bagian umur 35 HST, dan pupuk SP 36 dan KCl diberikan seluruhnya saat tanam Lampiran 2. Penanaman dan Pemeliharaan Persemaian benih padi varietas IR 64 dan Air Tenggulang dilakukan selama 21 hari, setelah itu dipindahtanamkan sebanyak 2 batangpot. Tinggi air genangan disesuaikan dengan kondisi di lapang yaitu setiap 2-3 hari sekali pot disiram sampai tinggi air genangan mencapai 5 cm dari permukaan tanah. Setelah malai mulai tumbuh, dipasang plastik sungkup setiap tanaman untuk menghindari serangan burung di rumah kaca. Pengamatan Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif. Variabel produksi meliputi: bobot gabah kering panen BGKP, bobot gabah kering giling BGKG, bobot kering gabah bernas BKGB, dan analisis SiO 2 dalam jerami dan kadar Pb, Hg, Cd total dalam beras. Pemanenan Panen dilakukan setelah terjadi fase pematangan pada tahap gabah setengah matang. Kriteria siap panen dapat berupa tanaman berumur 120-127 hari atau 95 bulir padi sudah menguning, bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 , butir hijau rendah. Gabah yang telah dipanen dipisahkan dari malai, ditimbang sebagai bobot gabah kering panen BGKP. Gabah dioven pada suhu 60 o C selama 24 jam, dan ditimbang sebagai bobot gabah kering giling BGKG. Setelah itu, dilakukan pemisahan antara gabah bernas BKGB dan gabah hampa dan ditimbang masing-masing bobotnya. Jaringan tanaman diambil, dicuci dan dioven untuk analisis tanaman.

2.5 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada percobaan inkubasi meliputi: pH H 2 O 1:5 yaitu 10 g tanah dalam 50 mL aquades, N total metode Kjeldahl, P-tersedia metode Bray I, basa-basa dapat ditukar Ca, Mg, Na, K metode NH 4 OAc 1 N pH 7, Si tersedia metode ekstraksi natrium asetat 1 N pH 4, unsur-unsur mikro seperti Fe, Mn, Cu, Zn tersedia metode ekstraksi DTPA Dietilen Triamine Penta Acetic Acid pH 7.3, logam-logam berat Pb, Hg, Cd, Cr tersedia metode ekstraksi HCl 0.05 N. Pada percobaan rumah kaca terdiri atas variabel vegetatif yang diamati meliputi: tinggi tanaman dan jumlah anakan 3-11 MST. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah sampai dengan ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Variabel generatif meliputi: jumlah anakan produktif, produksi gabah BGKP, BGKG, BKGB. Analisis jaringan tanaman yang dilakukan yaitu penetapan kadar SiO 2 dalam jerami dan kadar Pb, Hg, Cd total dalam beras metode ekstraksi HNO 3 dan HClO 4 destruksi basah.

3.6 Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam ANOVA p 0.05, lalu diuji lanjutan bagi perlakuan yang sangat nyata dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test DMRT α = 5. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Inkubasi

4.1.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut setelah Inkubasi

Hasil analisis awal kimia tanah gambut sebelum aplikasi perlakuan Lampiran 3 memiliki pH yang rendah dengan kadar N total tinggi, kadar P- tersedia sedang, dan kadar K tersedia rendah menurut kriteria kesuburan tanah gambut Institut Pertanian Bogor 1976. Selain itu, berdasarkan pada kriteria Imaizumi dan Yoshida 1958 Si tersedia dalam tanah ini tergolong dalam kelas I SiO 2 10.5. Aplikasi steel slag yang kaya akan Ca, Mg, Fe, Mn, Si Lampiran 4 diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah gambut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi.

4.1.1.1 Dinamika pH tanah

Pengamatan pH tanah gambut setelah aplikasi beberapa perlakuan selama inkubasi Lampiran 7 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pH tanah yang signifikan untuk setiap perlakuan. Gambar 1 menunjukkan bahwa secara umum trend pH tanah pada perlakuan kontrol, EFS, BFS, dolomit setara EFS, silica gel setara EFS dan unsur mikro memiliki pola yang sama selama inkubasi. Aplikasi perlakuan dan lama inkubasi menyebabkan pH tanah meningkat mencapai pH maksimum, lalu cenderung akan menurun. Hal ini disebabkan oleh penggenangan tanah dapat menyebabkan perubahan beberapa sifat kimia tanah salah satunya meningkatkan pH tanah. Penggenangan menciptakan kondisi anaerob sehingga terjadi reaksi reduksi dalam tanah. Aktivitas mikrob berubah menjadi mikrob fakultatif maupun anaerob. Mikrob ini mengambil H + pengganti O 2 sebagai akseptor elektron dalam respirasi, sehingga dapat mengurangi kemasaman tanah. Keadaan reduksi dalam tanah juga menyebabkan transformasi besi ferri menjadi besi ferro yang akan melepaskan OH - sehingga terjadi peningkatan pH tanah.

Dokumen yang terkait

Aplikasi steel slag, dolomit, silica gel dan pupuk mikro pada tanaman padi di tanah gambut

0 6 117

Pengaruh Residu Steel Slag, Dolomit, Silica Gel, Dan Unsur Mikro Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut Dan Hasil Padi Pertanaman Ketiga

1 7 82

Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

0 5 133

Pemberian Abu Volkan dan Kombinasinya dengan Slag untuk Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Padi di Tanah Gambut

0 4 48

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Dolomit, dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut.

0 3 48

Pengaruh Pemberian Blast Furnace Slag, Electric Furnace Slag, Dolomit dan Silica Gel terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut Dalam dari Desa Arang-Arang Jambi

0 4 44

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut

0 8 42

Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pertanaman Ketiga Pada Tanah Gambut Oleh Residu Electric Furnace Slag, Dolomit, Dan Unsur Mikro

0 3 49

Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Ketiga pada Tanah Gambut oleh Residu Blast Furnace Slag, Silica Gel, dan Unsur Mikro

0 3 17

Pemberian Ef Slag Dan Kombinasinya Dibandingkan Dengan Dolomit Serta Trass Untuk Peningkatan Serapan Hara Dan Pertumbuhan Padi Di Tanah Gambut

0 3 38