Pemupukan dengan Pupuk Mikro

Senyawa tembaga Cu dan seng Zn merupakan unsur mikro yang diperlukan bagi tanah dan tanaman, khususnya pada gambut yang sangat miskin unsur mikro seperti Cu dan Zn. Unsur Cu berfungsi sebagai aktivator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan dan elemen dalam pembentukan pro vitamin A. Tembaga berperan sebagai bagian penyusun enzim kloroplas plastosianin dalam sistem transpor elektron antara fotosistem I dan II. Unsur hara ini jika cukup bagi tanaman, menyebabkan daun tumbuh lebih banyak dan luas daun lebih besar. Hal ini memungkinkan tanaman menangkap sinar matahari secara maksimal sehingga meningkatkan hasil fotosintesis. Bila proses fotosintesis berjalan dengan baik, maka fotosintat yang terbentuk meningkat kemudian ditranslokasikan ke bagian vegetatif tanaman untuk membentuk organ- organ baru Gardner et al. 1991. 2.6 Karakteristik dan Permasalahan Logam Berat Logam berat adalah unsur kimia dengan berat jenis lebih besar dari 5 g cm³ terletak di sudut kanan bawah daftar berkala, memiliki afinitas yang tinggi dengan unsur S Sulfur dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 4 sampai 7 Dewi dan Saeni 1997. Berdasarkan pada kebutuhan hara tanaman, logam berat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat essensial dan non essensial bagi tanaman. Logam berat yang bersifat essensial adalah unsur logam yang diperlukan oleh tanaman untuk proses fisiologisnya misalnya Fe, Cu, dan Zn. Logam berat non essensial meliputi beberapa logam berat yang belum diketahui kegunaannya, maupun yang dalam jumlah relatif dapat menyebabkan keracunan misalnya Hg, Pb, Cd, dan As Darmono 1995. Menurut Darmawan dan Wada 1999 logam berat dalam tanah terdapat dalam lima fraksi, yaitu: fraksi terlarut, fraksi yang dapat dipertukarkan, fraksi yang terikat pada oksida dan hidroksida Fe dan Mn, fraksi khelat bahan organik, dan residu. Fraksionasi logam berat dipengaruhi oleh reaksi yang terjadi di dalam tanah, jenis mineral liat, serta kandungan bahan organik. Ross 1994 menyatakan bahwa proses utama yang berkaitan dengan mobilitas logam dalam tanah antara lain: pelapukan mineral, pelarutan, pengendapan, serapan oleh tanaman, immobilisasi oleh mikroorganisme, pertukaran kation dalam tanah, adsorpsi, pengkhelatan, dan pencucian. Pada prinsipnya, proses yang mempengaruhi terlarutnya logam berat dalam tanah adalah pH, kadar bahan organik terlarut, dan reaksi redoks tanah. Tanaman memiliki suatu mekanisme untuk mengurangi bahaya logam berat. Mekanisme toleransi tanaman terhadap pencemaran logam berat meliputi: 1 selektivitas serapan ion, 2 penurunan permeabilitas, 3 immobilisasi ion logam berat pada akar, 4 deposisi ion logam berat dalam bentuk tak larut sehingga tidak terlibat dalam metabolisme, 5 perubahan pola metabolisme yaitu peningkatan sistem enzim yang menghambat atau meningkatkan metabolik antagonis, 6 adaptasi terhadap pergantian ion logam fisiologis dalam enzim oleh logam berat, serta 7 pelepasan ion logam berat dari tanaman melalui pencucian lewat daun, gutasi, dan eskresi lewat daun Kabata dan Pendias 2011. Beberapa jenis logam berat terdapat pada steel slag yang merupakan produk sampingan proses pembuatan baja. Aplikasi steel slag pada tanaman padi, secara tidak langsung menyebabkan logam berat dapat terkandung dalam beras. Standar Nasional Indonesia SNI 7387 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan Elemen Logam Berat Batas Maksimum ppm Pb Cd As Sn Hg 1 0.4 0.5 40 0.05 Sumber: Badan Standarisasi Nasional 2009.

2.7 Karakteristik Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa Karawang, Cianjur, Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan Prihatman 2000. Kebutuhan unsur hara Si tanaman padi jauh melebihi kebutuhan unsur hara makro N, P, dan K. Hasil padi sebanyak 5 tha, dibutuhkan sebanyak 230- 470 kg Siha, sedangkan N, P, dan K berturut-turut hanya berkisar 75-120 kg Nha, 20-25 kg Pha, dan 23-257 kg Kha Casman et al. 1997. Peranan Si sebagai unsur hara belum mendapat perhatian, tidak seperti unsur hara N, P, dan K. Menurut Savant et al. 1997 rendahnya ketersediaan Si pada tanah-tanah sawah di daerah tropis merupakan salah satu penyebab penurunan produktivitas tanaman padi. Tanaman padi menyerap Si dalam jumlah banyak dari sekitarnya, yaitu setiap 100 kg gabah kering giling GKG terserap 2.1 kg N, 0.5 kg P, 3.3 kg K, 0.7 kg Ca dan 20 kg SiO 2 . Tanaman padi mendapatkan silikat dari berbagai sumber antara lain air irigasi, jerami padi, kompos, dan pupuk silikat Makarim et al . 2007. Varietas-varietas padi yang dianggap toleran terhadap kondisi-kondisi tanah yang serba terbatas seperti tanah gambut, kemasaman dan salinitas di lahan pasang surut adalah Banyuasin, Batanghari, Dendang, Indragiri, Punggur, Martapura, Margasari, Siak Raya, IR 64, Air Tenggulang, Lambur dan Mendawak Sembiring dan Gani 2010.

Dokumen yang terkait

Aplikasi steel slag, dolomit, silica gel dan pupuk mikro pada tanaman padi di tanah gambut

0 6 117

Pengaruh Residu Steel Slag, Dolomit, Silica Gel, Dan Unsur Mikro Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut Dan Hasil Padi Pertanaman Ketiga

1 7 82

Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

0 5 133

Pemberian Abu Volkan dan Kombinasinya dengan Slag untuk Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Padi di Tanah Gambut

0 4 48

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Dolomit, dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut.

0 3 48

Pengaruh Pemberian Blast Furnace Slag, Electric Furnace Slag, Dolomit dan Silica Gel terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut Dalam dari Desa Arang-Arang Jambi

0 4 44

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut

0 8 42

Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pertanaman Ketiga Pada Tanah Gambut Oleh Residu Electric Furnace Slag, Dolomit, Dan Unsur Mikro

0 3 49

Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Ketiga pada Tanah Gambut oleh Residu Blast Furnace Slag, Silica Gel, dan Unsur Mikro

0 3 17

Pemberian Ef Slag Dan Kombinasinya Dibandingkan Dengan Dolomit Serta Trass Untuk Peningkatan Serapan Hara Dan Pertumbuhan Padi Di Tanah Gambut

0 3 38