4.1 Kondisi Populasi
Berdasarkan analisi SPTN 1 TNGR pada pet
gunung di TNGR melim setiap tingkat pertumbuha
1997. Hal ini sejalan deng menunjukkan bahwa ker
Cakrabuana Jawa Barat m pola huruf “J” terbalik. H
keruing gunung melimpah pertumbuhan semai dan pa
Gambar 4 Kondisi popul Hasil pengamatan di
didominasi oleh tingkat pe tiang dan pohon secara
kemungkinan adanya fakt antara lain kemungkinan
tiang dan pohon. selain menyebabkan pohon kerui
Berdasarkan penel terserang penyakit. Berda
wilayah SPTN 1 TNGR pa 45 jenis vegetasi yang se
tingkat semai 9 jenis, ting pohon 29 spesies. Tabel 4
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
Ju ml
ah I
n d
iv id
u h
a
4 HASIL DAN PEMBAHASAN lasi Keruing Gunung di SPTN 1 TNGR, Resor
lisis vegetasi yang dilakukan di hutan Desa petak pengamatan dengan luas 1 ha. Kondisi popu
impah. Kondisi ini diindikasikan oleh jumlah buhan yang menunjukkan kurva huruf “J” ter
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradiast kerapatan keruing gunung hasil pengamatan di
t melimpah pada setiap tingkat pertumbuhan a k. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan
pah pada setiap tingkat pertumbuhannya teruta n pancang. Secara lebih jelas dapat dilihat pada G
populasi keruing gunung di Resort Santong, SPT n di lapangan menunjukkan bahwa populasi
t pertumbuhan, yaitu semai. Namun, untuk t ara berurutan semakin kecil. Hal ini dise
faktor-faktor yang menekan laju pertumbuhan. nan adanya kegiatan pemanenan keruing gunun
lain itu, adanya faktor alam seperti angin eruing gunung tumbang.
elitian sebelumnya bahwa semai keruing rdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan di hut
pada petak pengamatan dengan luas 1 ha ditem seluruhnya tergolong ke dalam 32 famili. Bert
tingkat pancang 45 jenis, tingkat tiang 17 spe l 4 menyajikan INP tertinggi dari setiap tingkat
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
Semai Pancang
Tiang Pohon
5000
3728
88 60
Tingkat Pertumbuhan
esort Santong
esa Salut, wilayah si populasi keruing
ah keruing gunung terbalik Kusmana
astoro 2004 yang n di hutan lindung
n atau membentuk an bahwa populasi
utama pada tingkat da Gambar 4.
PTN 1 TNGR si keruing gunung
uk tingkat pancang, disebabkan karena
buhan. Faktor tersebut unung pada tingkat
in kencang yang ng gunung mudah
di hutan Desa Salut, ditemukan sebanyak
erturut-turut untuk spesies dan tingkat
kat pertumbuhan.
Tabel 4 INP tertinggi setiap tingkat pertumbuhan keruing gunung Tingkat
Pertumbuhan Nama lokal
Nama ilmiah INP
Pohon keruing gunung
Dipterocarpus retusus 160,10
bajur Pterospermum javanicum
12,02 Tiang
keruing gunung Dipterocarpus retusus
114,25 klokos udang
Syzygium ovata 19,81
Pancang keruing gunung
Dipterocarpus retusus 66,88
paok gawah Mangifera longifetiolatum
5,74 Semai
keruing gunung Dipterocarpus retusus
151,41 Gelam
Syzigium antisepalum 10,79
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa INP keruing gunung pada tingkat pertumbuhan semai memiliki angka yang tertinggi, yaitu sebesar 151,41. Hal
ini disebabkan pola penyebaran populasi keruing gunung secara mengelompok pada suatu kawasan tumbuh. Syzygium ovata menduduki peringkat ke dua dengan nilai INP
sebesar 19,81 dan disusul oleh spesies-spesies yang lain dengan INP sebesar 12,02,10 dan 5,74.
Pada tingkat pertumbuhan pancang, keruing gunung memiliki INP sebesar 66,88. Tingginya persentase INP keruing gunung pada tingkat pertumbuhan pancang
dibandingkan dengan speseies lainnya pada tingkat pertumbuhan yang sama disebabkan oleh karakteristik penyebaran populasi
keruing gunung secara mengelompok. Disusul dengan spesies yang lain dengan INP masing-masing di bawah
10 Tabel 4. Perbandingan INP tingkat pertumbuhan semai dan INP tingkat pertumbuhan
pancang keruing gunung berbeda. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat keberhasilan hidup semai menjadi pancang cukup rendah. Berdasarkan penelitian
sebelumnya bahwa tingkat pertumbuhan semai keruing gunung mudah diserang oleh penyakit, sehingga keberhasilan tingkat pertumbuhan semai menjadi tingkat
pertumbuhan pancang cukup kecil. Hanya yang bertahan hidup saja yang dapat tumbuh menjadi pancang bahkan menjadi pohon Noughton 1990. Berdasarkan Tabel
4 dapat digambarkan bahwa keruing gunung pada tingkat pertumbuhan tiang menunjukkan angka INP yang tertinggi, yaitu sebesar 114,25. Sedangkan spesies
yang lain rendah, yaitu INP di bawah 20. Hal ini disebabkan karena dominansi keruing diantara spesies yang lain cukup tinggi dan penyebaran populasi keruing
gunung secara mengelompok. INP keruing gunung pada tingkat pohon menunjukkan angka INP yang paling tinggi, yaitu sebesar 160,01. Hal ini menunjukkan tingkat
dominansi keruing gunung cukup tinggi. Selain itu, pola penyebaran populasi keruing gunung secara mengelompok.
Menurut Richard 1964 dalam Sudarisman 2001 menyatakan bahwa kehadiran suatu jenis dalam sebuah proses suksesi ditentukan oleh daya tahan terhadap
cahaya matahari, pola penyebaran biji dan daya tumbuhnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 tingkat pertumbuhan berdasarkan kerapatan jenis.
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa kerapatan jenis tertinggi terdapat pada tingkat semai dan kerapatan jenis terendah adalah terdapat pada tingkat pohon. Hal ini
umum terdapat pada hutan alam tropika yang diindikasikan dengan kerapatan jenis tertinggi pada pada tingkat semai, sedangkan pada kerapatan jenis pada tingkat