II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persebaran Monyet Ekor Panjang
Monyet ekor panjang merupakan satwaliar yang dapat hidup dimana-mana, mempunyai persebaran yang luas di Asia tenggara meliputi Myanmar, Kamboja,
Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Di Indonesia persebarannya cukup luas meliputi Kalimantan, Sumatra, Jawa, Bali, Lombok,
Sumba, dan Flores Supriatna 2000. Persebaran yang luas tersebut disebabkan antara lain karena monyet ekor panjang dapat hidup di pepohonan maupun di atas
tanah, mempunyai variasi makanan yang sangat banyak mulai dari kepiting, rayap bahkan makanan manusia seperti roti dan kacang, mempunyai laju reproduksi
yang tinggi, dan tidak takut akan kehadiran manusia Whitten et al. 2000. Keys et al. 2011 menyatakan bahwa beberapa lokasi persebaran monyet
ekor panjang yang pernah dijumpai di Pulau Jawa diantaranya terdapat di Gunung Mas, CA Telaga Warna, Puncak Pass, Maribaya, Curug Omas, Cisarua, Garut,
Cimanggu, Cikakak, Kaligondang, Maja Singi, Wanagama, Tawangmangu, Tulung Agung, Bektiharjo, Sumber Semen, Colo, Goa Kreo, Kutosari, Jati
Barang, Cirebon, Cibubur, TN Ujung Kulon, TN Gunung Halimun, CA Gunung Simpang, TN Gunung Gede Pangrango, CA Leuweung Sancang, Gunung Slamet.
Monyet ekor panjang tersebar diantara lahan pertanian, daerah hutan dan kadang berada di tempat tinggal manusia sehingga sering timbul konflik dengan manusia.
2.2. Habitat Monyet Ekor Panjang
Habitat adalah suatu lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak. Alikodra 2002 menyatakan bahwa habitat adalah
kompleksitas berbagai komponen antara lain iklim, fisiografi, vegetasi dan kuantitasnya dan merupakan tempat hidup organisme. Menurut Djuwantoko
1986 habitat merupakan suatu daerah yang sangat penting bagi populasi satwa agar dapat berkembang secara optimal untuk mendapatkan makanan, air, dan
cover. Untuk dapat mengetahui bagaimana habitat dapat mempengaruhi populasi satwa, maka harus diketahui komponen dasar habitat satwa seperti pakan,
pelindung, air dan ruang.
a. Pakan