a. Pakan
Pakan merupakan komponen habitat yang nyata merupakan sumber nutrisi dan energi. Energi dari makanan digunakan untuk bahan bakar proses
metabolisme sedangkan nutrisi digunakan sebagai pendukung pertumbuhan dan perbaikan tubuh Bolen Robinson 2003. Ketersediaan pakan berhubungan erat
dengan perubahan musim, dimana disatu musim pakan berlimpah, dimusim yang lain sangat kekurangan Bailey 1984. Ketersedian pakan satwa karnivora
ditentukan oleh kelimpahan dan ketersedian mangsa, sebaliknya hewan herbivora ketersediaan pakan tergantung terhadap kelimpahan dan disribusi tumbuhan pakan
Bailey 1984. Bagi herbivora pakan bisa menjadi faktor pembatas dalam dua hal yaitu kurangnya jumlah pakan dan rendahnya kualitas pakan Bolen Robinson
2003. Tiap jenis satwa mempunyai kesukaan untuk memilih pakannya. Pakan yang disukai merupakan pakan yang tinggi kualitasnya karena berkaitan dengan
proses reproduksi dan bertahan hidup Bailey 1984.
b. Cover
Komponen habitat yang mampu memberikan perlindungan dari cuaca, predator dan musuh lainnya disebut cover Bolen Robinson 2003. Cover
digunakan sebagai tempat untuk melarikan diri dari predator, berlindung dari panas, hujan, angin, ataupun kehilangan panas tubuh pada malam hari.
c. Air
Air dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh satwa. Kebanyakan satwa mencukupi kebutuhan air dengan minum air permukaan Bailey 1984. Kebutuhan
air bervariasi, ada yang tergantung air, ada yang tidak. Perubahan ketersediaan air akan mengubah kondisi habitat yang secara langsung ataupun tidak
mempengaruhi kehidupan satwa.
d. Ruang
Individu-individu satwa membutuhkan variasi luasan ruang untuk mendapatkan cukup pakan, pelindung, air dan tempat untuk kawin. Luasan ruang
dalam habitat yang memadai tergantung ukuran populasi yang diinginkan. Ukuran
populasi tergantung besarnya satwa, semakin besar ruang yang dibutuhkan, jenis pakan, produktivitas dan keragaman habitat.
Habitat satwa sering secara sederhana diinterpretasikan sebagai tipe vegetasi karena umumnya syarat-syarat hidup suatu jenis satwa selalu melibatkan aspek
vegetasi Dasmann 1981. Bailey 1984 menyatakan bahwa tipe habitat dicirikan oleh vegetasi utama primarily vegetation yang merupakan faktor kesejahteraan
satwa. Vegetasi diartikan sebagai kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri atas beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Di dalam habitat
terdapat interaksi yang erat baik antara individu-individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan satwa yang hidup bersamanya sehingga merupakan suatu
ekosistem hidup yang dinamis Djuwantoko 1986. Habitat klasik monyet ekor panjang adalah hutan mangrove, tetapi dapat
juga dijumpai dalam hutan primer dan sekunder sampai ketinggian 2000 m dpl. Monyet ini sangat tertarik dengan daerah pemukiman karena mereka beradaptasi
dengan manusia. Di daerah pemukiman mereka mencari makan dengan mendatangi tempat-tempat sampah. Di Lopburi Thailand, sekelompok monyet
yang jumlahnya cukup besar hidup di pelataran candi. Mereka diberi makan oleh biarawan, orang-orang setempat dan wisatawan Lekagul McNeely 1977.
Menurut Galdikas 1978, monyet ekor panjang biasanya terdapat di sepanjang sungai-sungai dan rawa-rawa yang langsung berbatasan dengan sungai
serta hutan-hutan tanah kering. Di beberapa hutan monyet ekor panjang lebih banyak ditemukan di hutan-hutan sekunder, dan di kawasan hutan yang
berbatasan dengan tempat pemukiman Soutwick Cadigan 1972.
2.3. Teritori dan Wilayah Jelajah