Perubahan kualitas habitat akibat erupsi Gunung Merapi menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan areal habitat oleh monyet ekor panjang.
Berdasarkan survei Balai Taman Nasional Gunung Merapi TNGM yang dilakukan pada tahun 2011 diketahui bahwa setelah terjadinya erupsi Gunung
Merapi, monyet ekor panjang merupakan jenis mamalia yang paling banyak dijumpai yaitu sebesar 62,50 dari semua jenis mamalia hasil survey TNGM
2011a. Penelitian tentang monyet ekor panjang telah banyak dilakukan tetapi
penelitian tentang dampak erupsi gunung berapi terhadap habitat monyet ekor panjang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu studi tentang sebaran populasi
dan karakteristik habitat monyet ekor panjang di kawasan TNGM pasca erupsi Gunung Merapi sangat penting untuk dilakukan.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang sebaran populasi dan karakteristik habitat monyet ekor panjang dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mengidentifikasi lokasi persebaran populasi monyet ekor panjang di Taman
Nasional Gunung Merapi pasca letusan Gunung Merapi tahun 2010 berdasarkan tingkat kerusakan habitat.
2. Mengidentifikasi karakteristik habitat monyet ekor panjang.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang menentukan penggunaan
habitat oleh monyet ekor panjang.
1.3. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi Balai Taman Nasional Gunung Merapi selaku pengelola kawasan konservasi Gunung Merapi dan
pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk: 1.
Pembinaan habitat satwaliar termasuk didalamnya monyet ekor panjang pasca letusan Gunung Merapi tahun 2010.
2. Perancangan pengelolaan habitat satwa liar terutama untuk kelestarian
spesies dan populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Gunung Merapi.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan informasi Balai TNGM tahun 2011 ekosistem hutan pegunungan di kawasan TNGM dihuni oleh berbagai spesies satwaliar termasuk
monyet ekor panjang. Namun letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 mengakibatkan terjadinya perubahan lanskap serta kerusakan habitat berbagai
jenis satwaliar tersebut. Survei yang dilakukan oleh Balai TNGM 2011b mengklasifikasikan tipe kerusakan yang terjadi pada ekosistem hutan pegunungan
tersebut kedalam tiga tipe, yakni: a kerusakan ringan; vegetasi masih hidup, relatif utuh, namun tertutup abu vulkanik, b kerusakan sedang; vegetasi masih
tersisa namun kondisinya rusak, menyisakan tonggak-tonggak yang kering, dan c kerusakan berat; vegetasi rusak total dan tidak menyisakan bagian sedikitpun.
Perubahan kondisi habitat menyebabkan monyet ekor panjang yang berada dalam kawasan Gunung Merapi mencari habitat baru untuk kemudian beradaptasi demi
kelangsungan hidupnya. Ada beberapa pertanyaan yang timbul dengan adanya perubahan habitat monyet ekor panjang di Gunung Merapi diantaranya adalah:
1. Bagaimanakah sebaran monyet ekor panjang di TNGM setelah terjadi erupsi
Gunung Merapi?. 2.
Bagaimanakah karakter habitat yang digunakan oleh monyet ekor panjang di TNGM setelah erupsi Gunung Merapi?.
3. Faktor-faktor apa saja yang menentukan dalam penggunaan habitat oleh
monyet ekor panjang?. Untuk menjawab beberapa pertanyaan yang timbul seperti tersebut diatas
maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai: 1.
Sebaran monyet ekor panjang pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 2.
Karateristik habitat yang digunakan oleh monyet ekor panjang pada setiap tipe habitat seperti struktur vegetasi, jenis-jenis pakan, serta perbedaan tiap
tipe habitat. 3.
Faktor-faktor dominan penentu penggunaan habitat oleh monyet ekor panjang dan hubungan antara keberadaan monyet ekor panjang dengan
peubah fisik dan bioktiknya di setiap titik perjumpaan monyet ekor panjang.
1.5. Kerangka Pemikiran