Latar Belakang Distribution of Population and Habitat Characteristics of Long-tailed macaques in Gunung Merapi National Park

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Monyet ekor panjang Macaca fascicularis merupakan spesies primata yang umum ditemukan di Asia Tenggara dan persebarannya meliputi Vietnam, Indocina, Semenanjung Malaysia, Philipina dan Indonesia. Monyet ekor panjang termasuk dalam kategori berisiko rendah Least Concern menurut IUCN International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources; sedangkan status perdagangan menurut CITES Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna termasuk dalam Appendix II yang berarti perdagangannya diatur dengan kuota. Menurut Whitten et al. 2000, monyet ekor panjang merupakan satwa liar yang memiliki sebaran yang sangat luas karena monyet ekor panjang dapat hidup di pepohonan maupun di atas tanah, mempunyai variasi makanan yang sangat banyak mulai dari kepiting, rayap bahkan makanan manusia seperti roti dan kacang, mempunyai laju reproduksi yang tinggi, dan dapat beradaptasi dengan kehadiran manusia. Walaupun persebarannya luas, spesies ini cenderung mengalami penurunan populasi yang cepat akibat degradasi dan hilangnya habitat, perdagangan dan penangkapan untuk bahan penelitian, pengujian, dan pengembangan dalam farmasi, serta konflik dengan manusia sehingga status spesies tersebut perlu dikaji ulang Eudey 2008. Perubahan habitat akibat penebangan liar dan kehilangan pakan alami merupakan isu yang muncul sebagai salah satu penyebab penurunan populasi monyet ekor panjang di Pulau Jawa. Di sisi lain, penurunan kualitas habitat alami bagi monyet ekor panjang mengakibatkan timbulnya gangguan berupa serangan hama pada lahan pertanian. Bentuk-bentuk gangguan yang dilakukan oleh monyet ekor panjang umumnya berupa pencurian bahan makanan. Data Citra IKONOS liputan November 2010 menunjukkan bahwa erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang telah menghancurkan ekosistem hutan pegunungan seluas 2000-2500 ha. Kejadian ini merupakan salah satu contoh faktor alam yang mengakibatkan perubahan habitat satwaliar, termasuk monyet ekor panjang. Perubahan kualitas habitat akibat erupsi Gunung Merapi menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan areal habitat oleh monyet ekor panjang. Berdasarkan survei Balai Taman Nasional Gunung Merapi TNGM yang dilakukan pada tahun 2011 diketahui bahwa setelah terjadinya erupsi Gunung Merapi, monyet ekor panjang merupakan jenis mamalia yang paling banyak dijumpai yaitu sebesar 62,50 dari semua jenis mamalia hasil survey TNGM 2011a. Penelitian tentang monyet ekor panjang telah banyak dilakukan tetapi penelitian tentang dampak erupsi gunung berapi terhadap habitat monyet ekor panjang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu studi tentang sebaran populasi dan karakteristik habitat monyet ekor panjang di kawasan TNGM pasca erupsi Gunung Merapi sangat penting untuk dilakukan.

1.2. Tujuan Penelitian