Uji mikrobiologi SNI 06-4085-1996

Gambar 18. menunjukkan bahwa pada sabun cair kontrol negatif pada T0 terlihat terjadi penurunan yang signifikan tetapi lama kelamaan pada T3 hingga T5 penurunan berat tidak terlalu besar dan menjadi stabil. Sedangkan pada sabun cair kontrol positif penurunan berat tiap jam terlihat signifikan, hal ini mungkin dikarenakan pada produk sabun cair kontrol positif tidak ditambahkan bahan pengikat air. Sedangkan pada sampel K14, penurunan berat produk tidak terlalu besar dan mulai stabil pada T3. Dapat diketahui bahwa sabun cair sampel K14 memiliki kelembaban yang paling tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan pada sabun cair sampel K14 ditambahkan kitosan dan karagenan yang memiliki sifat mengikat air. Menurut Knorr 1982, sifat kitosan yang penting untuk aplikasinya adalah kemampuan mengikat air karena dalam kitosan terdapat gugus hidrofobik dan hidrofilik. Data penurunan kelembaban tiap jam dapat dilihat pada Lampiran 16.

4.2.3. Uji mikrobiologi SNI 06-4085-1996

Pengujian angka lempeng total atau cemaran mikroba dilakukan untuk mengetahui jumlah mikroba yang terdapat pada produk sabun. Hal ini karena cemaran mikroba menentukan mutu sabun cair. Sabun cair berhubungan erat dengan masalah kesehatan terutama pada perawatan kulit, oleh karena itu cemaran mikroba juga menentukan apakah produk sabun cair dapat diterima oleh konsumen. Pertumbuhan mikroba dalam sabun cair dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain adalah kandungan pH, aw, nutrisi dan senyawa antimikroba. Faktor ekstrinsik antara lain suhu dan kelembaban relatif Salam 2003. Angka lempeng total merupakan salah satu cara untuk menetukan jumlah mikroorganisme dalam sampel secara tidak langsung. Cara ini lebih akurat dibandingkan dengan cara langsung melalui pengamatan di bawah mikroskop Fardiaz 1989. Cara ini berdasarkan anggapan bahwa setiap sel yang hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan indeks bagi mikroorganisme dalam sampel dapat hidup. Hasil jumlah cemaran mikroba dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil pengujian cemaran mikroba angka lempeng total produk. Parameter Kontrol Negatif Sampel K14 SNI 06-4085-1996 Jumlah koloni hari ke-0 koloniml 1 x 10 1 1 x 10 1 Maks. 1 x 10 5 Jumlah koloni hari ke-30 koloniml 1 x 10 1 1 x 10 1 Berdasarkan Tabel 14. dapat diketahui bahwa pada produk sabun cair kontrol negatif maupun pada sabun cair sampel K14 tidak terdapat koloni yang tumbuh, baik pada pengujian di hari ke-0 maupun pada pengujian di hari ke-30. Jika kedua produk di atas dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam SNI 06-4085-1996, maka kedua produk di atas memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Mikroba tidak dapat tumbuh pada produk sabun cair yang dihasilkan mungkin karena pH produk sabun cair yang cenderung basa dan pada proses pembuatannya dilakukan pada suhu berkisar 70-80 o C. Kondisi ini merupakan bukan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan mikroba. Mikroba memiliki pH optimum berkisar 3,8-5,6 dan dapat tumbuh optimum pada suhu 22-37 o C Stainer et al. 1976 dalam Fahmitasari 2004. Formulasi sabun cair dan produk kosmetika lainnya pada umumnya ditambahkan bahan preservatif. Fungsi dari penambahan bahan preservatif salah satunya adalah untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada produk Salam 2003. Walaupun pada kontrol negatif tidak tumbuh mikroba, penambahan bahan seperti kitosan pada produk sabun cair dirasa perlu guna memperpanjang daya simpan produk sabun cair. Kitosan merupakan bahan preservatif dari alam. Biasanya sabun dipasaran menggunakan formaldehyde sebagai bahan preservatif. Penggunaan bahan ini pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi Harry 1975. Data pengujian angka lempeng total produk dapat dilihat pada Lampiran 17.

4.2.4. Uji kadar alkali bebas