Kesukaan panelis terhadap post effect sabun cair

minyak. Hal ini didukung oleh adanya gugus polar dan non polar yang dikandungnya. Karena kemampuan tersebut, kitosan dapat digunakan sebagai penstabil busa.

4.2.1.4. Kesukaan panelis terhadap post effect sabun cair

Penilaian panelis terhadap efek setelah sekali pemakaian post effect dilakukan dengan cara menilai efek yang dirasakan panelis pada kulit setelah pembilasan dengan air dan bilasan tersebut menjadi kering. Nilai yang tinggi menandakan bahwa setelah pemakaian, kulit panelis terasa lembab tanpa adanya iritasi atau rasa kering pada kulit. Sedangkan nilai yang rendah menandakan bahwa produk sabun cair yang diuji menimbulkan rasa kering atau lengket setelah pemakaian dengan air. Hasil penilain post effect disajikan pada Gambar 14. Salah satu nilai tambah yang ingin diperoleh dengan adanya penambahan kitosan dan karagenan pada sabun cair adalah kesan halus atau lembut dan lembab pada kulit setelah pemakaian sabun cair. Post effect merupakan parameter yang penting bagi produk kosmetika. Semakin baik post effect yang dihasilkan oleh suatu produk kosmetik setelah pemakaian, maka akan semakin baik pula penilaian konsumen terhadap produk kosmetika tersebut. Penilaian organoleptik yang diberikan oleh panelis berkisar antara 1 sangat tidak suka sampai 7 sangat suka. Rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap produk sabun cair yang dihasilkan berkisar antara 3,93–5,50. Gambar14. Histogram uji mutu hedonik terhadap post effect Gambar 14. menunjukkan bahwa kontrol negatif tanpa penambahan kitosan dan tanpa penambahan karagenan menghasilkan post effect produk sabun cair yang kurang disukai oleh panelis. Berdasarkan pengujian statistika yang dilakukan dapat diketahui bahwa dengan penambahan kitosan dan karagenan berpengaruh nyata terhadap post effect sabun cair yang dihasilkan Sig. 0,05. Melalui uji Tukey diketahui bahwa sabun cair kode K00 dan K04 berbeda nyata dengan sabun cair kode K10 dan K14. Dapat diketahui bahwa sampel terpilih K14 merupakan sabun cair yang paling disukai panelis dari segi post effect yang dihasilkan. Hal ini mungkin dikarenakan oleh tingkat kelembaban masing-masing sampel. Salah satu manfaat kitosan pada pembuatan sabun cair adalah sebagai humektan. Penambahan humektan pada produk sabun cair akan mempengaruhi kelembaban pada kulit setelah pemakaian. Humektan merupakan suatu bahan higroskopik yang mempunyai kemampuan untuk menyerap uap air dari lingkungan. Larutan aqueous humektan dapat mengurangi kecepatan hilangnya kelembaban dari udara di sekelilingnya De Polo 2000. Penggunaan kitosan dan karagenan sebagai humektan, dapat memperbaiki karakteristik kelembaban kulit. Hal ini karena karagenan dan kitosan dapat membentuk lapisan film pada kulit, yang dapat mencegah kulit kehilangan air, sehingga kelembaban kulit dapat dipertahankan. Kemampuan pelembaban dari kitosan dihubungkan dengan sifat pengemulsi yang dituntut pada formulasi yang sesuai untuk modifikasi kitosan dengan asilasi asam lemak anhidrat atau klorida Domard dan Domard 1999. Jika post effect sampel terpilih dibandingkan dengan post effect kontrol positif tidak terlihat perbedaan yang begitu jauh diantara keduanya. Dan jika diuji secara statistik, maka sabun cair sampel terpilih tidak berbeda nyata dengan sabun cair kontrol positif Sig. 0,05. Hal ini sesuai dengan yang diinginkan yaitu membuat sabun cair yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi karena sabun cair kontrol positif atau komersil yang digunakan adalah sabun cair yang dkenal memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Sabun kontrol positif yang digunakan adalah sabun komersial Dove. Sabun tersebut diyakini masyarakat memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dan baik untuk kesehatan kulit manusia.

4.2.1.5. Kesukaan panelis terhadap penilaian umum sabun cair