Kesukaan panelis terhadap penampakan sabun cair

dan sabun cair tanpa penambahan kitosan. Produk sabun cair yang diujikan pada tahap ini dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Sabun cair yang diuji pada penelitian tahap kedua

4.2.1. Uji organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji kesukaan. Uji organoleptik bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sabun cair yang dihasilkan. Uji organoleptik dilakukan dengan cara menilai mutu produk sabun cair berdasarkan kepekaan indera manusia. Uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Pada uji penerimaan, panelis diminta untuk mengemukakan tanggapan pribadinya tentang produk sabun cair yang dihasilkan. Uji organoleptik dapat dikatakan uji yang subjektif, hasil yang didapat merupakan hasil pemikiran pribadi karena setiap orang belum tentu memiliki pemikiran pribadi yang sama Rahayu 1998. Penilaian yang diminta antara lain: penampakan, kekentalan, banyak busa, post effect, dan penilaian umum terhadap produk sabun cair. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang, dengan skala yang digunakan adalah 7 skala numerik. Data hasil pengujian organoleptik dapat dilihat pada Lampiran 8. dan hasil analisa statistik organoleptik dengan kontrol positif dan kontrol negatif dapat dilihat pada Lampiran 10. dan 11.

4.2.1.1. Kesukaan panelis terhadap penampakan sabun cair

Penampakan suatu produk merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan image suatu produk di mata konsumen. Umumnya konsumen cenderung memilih produk yang memiliki penampakan yang baik. Penampakan sabun cair akan mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk. Hasil rata- rata pengujian organoleptik penampakan sabun cair dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Histogram uji mutu hedonik terhadap penampakan Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa perbandingan penampakan sampel terpilih dengan ketiga kontrol negatif tidak terlalu siginifikan hal ini terlihat dari pengujian statistik bahwa pada tingkat kepercayaan 95 , penambahan kitosan dan karagenan tidak mempengaruhi penilaian panelis terhadap sabun cair yang dihasilkan Sig. 0,05. Yang mempengaruhi penampakan suatu produk adalah tingkat kehomogenan produk tersebut. Hal ini berarti tingkat kehomogenan masing-masing sabun cair tidak berbeda nyata satu sama lain. Jika sampel terpilih dibandingkan dengan kontrol positif, dapat dilihat bahwa penampakan sabun cair dari kontrol postitif lebih disukai oleh panelis. Dan melalui uji statistik dapat diketahui bahwa penampakan sabun cair sampel terpilih berbeda nyata dengan kontrol positif Sig. 0,05. Penampakan sabun cair kontrol positif lebih disukai daripada sampel terpilih K14. Hal ini karena pada sabun cair kontrol positif terdapat butiran-butiran scrub berwarna biru yang dapat membuat panelis menyukai penampakan sabun cair tersebut. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kehomogenan produk. Pertama adalah proses pengadukan yang dilakukan pada saat pembuatan sabun cair haruslah sempurna agar produk yang dihasilkan menjadi homogen dan juga suhu pada saat pengadukan harus berkisar diantara 60-80 o C. Kedua, efektifitas pengemulsi yang digunakan dalam formulasi juga dapat mempengaruhi tingkat kehomogenan produk Hidayat 2006. Menurut Standar Nasional Indonesia 1996, bentuk sabun cair haruslah cair dan homogen. Produk sabun cair yang dihasilkan memiliki bentuk yang cair dan homogen.

4.2.1.2. Kesukaan panelis terhadap kekentalan sabun cair