variabel  TPT  tidak  signifikan  terhadap  peningkatan  kemiskinan  di  NTT,  karena lapangan  pekerjaan  yang  merupakan  penampung  terbesar  tenaga  kerja  di  NTT
yaitu sektor pertanian dan sebagian  besar status pekerjaan utama sebagai pekerja keluargatak dibayar diikuti buruh tidak tetap. Sehingga walaupun mereka bekerja
mereka akan tetap kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan pendapatan mereka yang kecil.
4.5.4 Jumlah Penduduk
Dari  hasil  estimasi  didapatkan  bahwa  jumlah  penduduk  berpengaruh positif  dan  signifikan  terhadap  tingkat  kemiskinan  di  Provinsi  NTT.  Artinya
apabila  jumlah  penduduk  meningkat  sebesar  1  persen  maka  jumlah  penduduk miskin  akan  meningkat  sebesar  0,937764  persen.  Dari  nilai  probabilitas0,000
signifikan pada taraf  nyata 10 persen. Pengaruh positif tingkat  jumlah penduduk terhadap  tingkat  kemiskinan  di  NTT  menunjukan  bahwa  peningkatan  jumlah
penduduk yang tidak diimbangi dengan perbaikan terhadap kualitas sumber daya manusia.  setiap  peningkatan  jumlah  penduduk  justru  akan  meningkatkan  pula
tingkat kemiskinan. untuk  itu pemerintah perlu  mengadakan program  yang dapat menekan jumlah penduduk, pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diimbangi
dengan  perbaikan  kualitas  masyarakat  hanya  akan  menciptakan  beban ketergantungan yang tinggi dan tingkat pengangguran yang tinggi pula.
Hal  ini  sesuai teori  yang dinyatakan oleh Todaro,  yaitu  jumlah  angkatan kerja  secara  otomatis  menanggung  beban  yang  lebih  banyak  untuk  menghidupi
anak-anak  dibawah  usia  14  tahun.  Penduduk  yang  berusia  lanjut  maupun  yang masih anak-anak secara ekonomis disebut beban  ketergantungan artinya,  mereka
merupakan  anggota  masyarakat  yang  tidak  produktif,  sehingga  menjadi  beban angkatan kerja yang produktif.
Untuk  mengatasi  permasalahan  peningkatan  jumlah  penduduk  dengan adanya  program  Keluarga  Berencana.  Program  ini  diharapkan  mampu  menekan
laju  pertumbuhan  jumlah  penduduk  dan  diharakan  pula  meningkatkan kesejahteraan
4.5.5 Angka Harapan Hidup
Angka  Harapan  Hidup  nerupakan  variabel  yang  dapat  mencerminkan kemajuan  dalam  program  pembangunan  pemerintah  di  bidang  kesehatan.  Angka
harapan  hidup  nerupakan  salah  satu  variabel  yang  digunakan  untuk  mengukur nilai  indeks  IPM  Indeks  Pembangunan  Manusia.  Semakin  tinggi  nilai  angka
harapan  hidup  menunjukan  bahwa  perbaikan  kualitas  kesehatan  masyarkat semakin baik.
Dari  hasil  estimasi  menunjukan  bahwa angka  harapan  hidup  berpengaruh negatif  dan  signifikan  terhadap  tingkat  kemiskinan  di  NTT  sebesar  0,079170,
artinya  jika  terjadi  peningkatan  anagka  harapan  hidup  1  persen  maka  jumlah penduduk  miskin  akan  turun  sebesar  0,079170  persen.  Hasil  estimasi  ini  sesuai
dengan hipotesis awal dari nilai probabilitas 0,000 signifikan pada taraf nyata 10 persen.  Angka  harapan  hidup  digunakan  sebagai  indikator  yang  dapat
mencerminkan  kemajuan  dalam  program  pembangunan  pemerintah  di  bidang kesehatan.  Selan  itu,  perbaikan  kualitas  kesehatan  masyarakat  akan  mendorong
peningkatan produktivitas masyarakat. Peningkatan  produktivitas  juga  akan  mendorong  laju  percepatan
pertumbuhan  ekonomi.  Hal  ini  sesuai  dengan  teori  mengenai  lingkaran  setan
kemiskinan  yang  dinyatakan  oleh  Myrdal.  Bahwa  penyebab  kemiskinan  salah satunya  dikarenakan  faktor  kesehatan  yaitu  derajat  kesehatan  masyarakat  yang
rendah  akan  menurunkan  tingkat  produktivitas  berpengaruh  terhadap  laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Syarat  cukup  yang  harus  dipenuhi  adalah  hasil  pertumbuhan  ekonomi tersebut dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyaraat. Faktanya, tidak seluruh
masyarakat  dapat  mengakses  fasilitas  kesehatan  yang  ada.  Untuk  itu  perlu kebijakan  pemerintah  dalam  mengatasi  permasalahan  tersebut.  Kebijakan  yang
dapat dilakukan pemerintah adalah dengan pemberian pelayanan gratis kesehatan kepada masyarakat miskin melalui program Jamkesmas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  analisis  yang  telah  dilakukan  pada  bab  IV  ,  maka  dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Model panel data pengaruh pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk yang lulus SMP,  pengangguran  terbuka,  jumlah  penduduk,  dan  angka  harapan  hidup
terhadap  tingkat  kemiskinan  di  NTT  layak  digunakan  karena  telah  memenuhi dan  melewati  uji  asumsi  klasik,  yaitu  :  uji  multikolinearitas,  uji
heteroskedasitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. 2.  Dari  hasil  analisis  deskriptif  menunjukan  bahwa,  kabupaten  termiskin  yang
dilihat  dari  jumlah  penduduk  miskin  terbanyak  terdapat  di  Kabupaten  Timor Tengah  Selatan,  dimana  kabupaten  ini  memiliki  jumlah  penduduk  miskin
sebesar  126.600  jiwa  28,69  persen  dari  total  penduduk  441.155  jiwa. Kabupaten  TTS  menjadi  kabupaten  termiskin  di  Provinsi  NTT  dikarenakan,
umumnya wilayah ini memiliki curah hujan yang rendah dan tandus, selain itu sektor pertanian  95,3 persen  masih memiliki peran penting, karena sebagian
besar  penduduk  bekerja  di  sektor  pertanian  80  persen.  Angka  Indeks Pembangunan Manusia terendah berada di Kabupaten Sumba Tengah, karena
kabupaten ini belum banyak memiliki fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi, sehingga  masyarakat  lebih  sulit untuk   mengakses  fasilitas tersebut,
yang akan berdampak terhadap penurunan kualitas pembangunan manusia.