yang disajikan merupakan hasil penghitungan secara tidak langsung dengan menggunakan paket program Mortpack berdasarkan data rata-rata jumlah anak
lahir dengan rata-rata jumlah anak masih hidup yang menurut umur ibu 15-49 tahun, yang bersumber dari data hasil survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas
dengan memperlihatkan tren hasil sensus penduduk SP. Selain angka kematian bayi, Angka Harapan Hidup AHH juga digunakan sebagai indikator untuk
menilai derajat kesehatan penduduk. Semakin tinggi nilai angka harapan hidup di suatu wilayah, maka mengindikasikan pembangunan sosial ekonomi terutama
yang terkait dengan fasilitas kesehatan wilayah tersebut semakin maju. Semakin maju pembangunan daerah di bidang kesehtan menunjukan tingkat kesehatan
yang ada dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat miskin.
Berdasarkan teori mengenai lingkaran kemiskinan yang dikemukakan Myrdal bahwa semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat yang ditunjukan
dengan meningkatnya nilai AHH maka produktivitas akan semakin meningkat . peningkatan produktivitas dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang
nantinya akan menurunkan tingkat kemiskinan. Artinya semakin tinggi angka harapan hidup maka tingkat kemiskinan akan menurun.
2.5 Penelitian Terdahulu
Siregar dan Wahyuniarti 2008, dalam jurnal kajian ekonomi dan lingkungan
“Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Data yang digunakan adalah 26 Provinsi dari tahun 1995
sampai dengan 2005. Model yang digunakan POV
ij
= β + β
1
PDRB
ij
+ β
2
POP
ij
+ β
3
AGRISHR
ij
+ β
4
INDTRSHR
ij
+ β
5
INFLASI
ij
+ β
6
SMP
ij
+ β
7
SMA
ij
+ β
8
DIPLM
ij
+
β
9
DUUMYKRISIS
IJ
+ ε
IJ.
Dimana POV adalah jumlah penduduk miskin, PDRB adalah pertumbuhan ekonomi, POP adalah jumlah penduduk, AGRISHR adalah
pangsa sektor pertanian, INDTRSHR adalah pangsa sektor industri, INFLASI adalah tingkat inflasi tahunan, SMP adalah jumlah lulusan sekolah SMP, SMA
adalah jumlah lulusan sekolah SMA, DIPLM adalah jumlah lulusan tingkat diploma, dan DUMMYKRISIS adalah dummy krisis ekonomi. Hasil dari
penelitian ini adalah variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatife dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin walaupun pengaruhnya kecil.
Variabel inflasi dan jumlah populasi penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, sedangkan variabel pangsa sektor pertanian
dan industri berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel yang berpengaruh negatif paling besar dan signifikan terhadap
jumlah penduduk miskin yaitu pendidikan. Variabel yang berpengaru negative paling besar dan signifikan terhadap terhadap jumlah penduduk miskin yaitu
variabel pendidikan.
Sitepu dan Sinaga 2005, dalam ejournal economics prisma, volume 1, hal 17-31,
“Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia : Pendekatan Model Compotable General
Equiliberium”, menggunakan metode Compotable General Equiliberium CGE dan Fooster Greer Thorbecke method
. Variabel yang digunakan adalah tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, investasi pendidikan, dan investasi kesehatan.
Hasil dari penelitian ini adalah investasi sumber daya manusia berdampak langsung terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Investasi kesehatan dan
investasi pendidikan sama-sama dapat mengurangi tingkat kemiskinan, namun investasi kesehatan memiliki persentase yang paling besar.
Rizky dan Shaleh 2007, dalam jurnal ekonomi pembangunan volume 12 No. 3, hal 223-233
“Keterkaitan Akses Sanitasi dan Tingkat Kemiskinan Jawa Tengah”, hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
akses sanitasi rumah tangga pada 35 KabupatenKota di Jawa Tengah adalah PDRB per kapita, distribusi pendapatan masyarakat, dan budaya kesehatan
terhadap sanitasikesehatan. Wongdesmiwati
2009 dalam
jurnal ekonomi
pembangunan “Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis
Ekonometrika”, menggunakan metode analisis regesi berganda dari tahun 1990- 2004,LogY
i
=β +β
1
LogXI
i
+β
2
LogX2
i
+β
3
LogX3
i
+β
4
LogX4
i
+β
5
LogX5
i
+β
6
LogX6
i
+ε
i
. DimanaY
i
adalah jumlah penduduk miskin, XI
i
jumlah penduduk Indonesia per tahun, X2
i
adalah PDB yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi, X3
i
adalah angka harapan hidup, X4
i
adalah persentase angka melek huruf, X5
i
adalah persentase penggunaan listrik, X6
i
adalah persentase konsumsi makanan. Hasil penelitian ini adalah variable jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penambahan jumlah penduduk miskin, variable pertumbuhan ekonomi dan variable angka melek huruf berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
jumlah penduduk miskin. Penelitian tentang kemiskinan telah dilakukan, Prasetyo 2010 dengan
judul Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Kemiskinan Studi Kasus di 35 KabupatenKota di Jawa Tengah 2003-2007 menggunakan alat analisis regresi
panel data menyimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di Jawa Tengah dipengaruhi
oleh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan pendidikan berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin, sedangkan variabel pengangguran berpengaruh
positif terhadap jumlah penduduk miskin. Penelitian dari Utami 2011, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan dan Kebijakan Penanggulangannya Di Provinsi Jawa Timur “, dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis data
panel. Faktor-faktor yang digunakan yaitu, kependudukan, PDRB, pendidikan, kesehatan serta pengangguran. Dari lima variabel yang digunakan, semuanya
signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Varibael kependudukan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, variabel Produk Domestik
Regional Bruto PDRB berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, variabel pendidikan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, vaiabel
kesehatan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, dan variabel penggangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan
Penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Provinsi NTT”, memiliki perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, perbedaan terletak pada daerah yang menjadi objek penelitiannya dimana didalam penelitian ini menggunakan data panel seluruh kabupatenkota di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan alat analisis yang digunakan adalah analisis panel data.dan analisis deskriptif.
2.6 Kerangka Pemikiran