Fasilitas Pelayanan Kesehatan Angka Harapan Hidup

Tabel 4.6 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka KabupatenKota NTT Tahun 2004-2010 No Nama Kabupaten 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata 1 Sumba Barat 1,13 4,03 2,78 4,99 3,82 5,16 4,09 3,00 2 Sumba Timur 6,29 6,72 2,45 2,97 2,34 4,79 3,38 4,14 3 Kupang 7,66 10,01 5,36 3,72 2,79 3,57 1,91 5,22 4 TTS 1,85 6,25 3,01 3,24 3,88 2,80 1,69 3,24 5 TTU 3,25 5,77 2,27 2,83 2,99 4,12 1,69 3,27 6 Belu 2,64 5,39 3,97 3,13 3,10 3,13 2,02 3,34 7 Alor 6,14 6,50 4,32 4,28 2,88 4,35 3,66 6,01 8 Lembata 4,05 6,19 3,25 3,10 2,76 3,73 2,03 3,59 9 Flores Timor 4,83 4,84 4,72 6,30 4,94 4,75 3,70 4,87 10 Sikka 2,23 5,27 2,71 3,41 3,92 3,32 1,70 3,36 11 Ende 1,44 4,12 2,88 2,88 3,14 3,85 3,69 3,14 12 Ngada 2,43 4,70 1,63 2,37 3,98 3,10 2,33 2,89 13 Manggarai 3,36 3,48 3,21 1,75 2,49 2,88 1,43 2,87 14 Rote Ndao 3,68 3,77 3,88 3,67 5,02 5,75 5,08 4,41 15 Kota Kupang 22,22 14,55 10,29 14,14 11,99 14,28 8,82 13,70 16 NTT 5,54 6,11 3,78 4,24 3,98 4,46 3,40 4,47 Sumber : BPS diolah NTT 2004-2010 Namun,pada tahun 2010 tingkat pengangguran terbuka di NTT mengalami penurunan kembali dari 4,46 persen menjadi 3,40 persen. Tingkat Penganguran Terbuka tertinggi berada di Kota Kupang, karena Kota Kupang sebagai ibukota provinsi NTT, banyak penduduk yang ingin bekerja di kota ini, dengan segala macam fasilitas yang ada, namun pertambahan pekerja ini tidak diikuti oleh lahan kesempatan kerja yang ada, yang membuat pengangguran terjadi. Secara umum terjadinya pengangguran dapat disebabkan beberapa faktor antara lain : terbatasnya jumlah lapangan kerja yang tersedia, pertumbuhan penduduk yang relative cepat, iklim usaha yang kurang kondusif, dan kualitas SDM yang tidak linear dengan pendidikan yang dicapai.

4.1.7 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Ketersediaan fasilitas atau sarana kesehatan yang memadai dan tenaga medis yang berkualitas merupakan faktor pendukung utama keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Data statistik menunjukan fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas di Nusa Tenggara Timur NTT merupakan tempat rujukan berobat jalan yang paling banyak dimanfaatkan penduduk di provinsi NTT, yaitu mencapai 67,79 persen pada tahun 2010, yang artinya setiap 100 penduduk NTT yang menderita sakit, sebanyak 68 orang memilih berobat ke puskesmas dibandingkan dengan fasilitas lainnya seperti, rumah sakit, praktek dokter, petugas kesehatan,dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa puskesmas paling banyak dipilih oleh masyarakat dikarenakan puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang biayanya murah dan mudah dijangkau dimana saja. Tabel 4.7 Indikator Kesehatan NTT Uraian 2007 2008 2009 2010 Rumah sakit 8,16 7,09 8,97 8,90 Praktek Dokter 8,78 8,60 10,45 9,79 Puskesmas 65,10 70,34 68,48 67,79 Petugas Kesehatan 11,01 7,68 6,57 8,39 BatraDukun 0,52 0,52 0,40 0,71 Lainnya 6,45 5,77 5,12 4,42 Jumlah 100 100 100 100 Sumber : BPS NTT 2011

4.1.8 Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup e merupakan perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup secara rata-rata BPS,2010. Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikatorharapan hiudp pada saat lahir life espectancy at birth . Angka Harapan Hidup AHH untuk tingkat provinsi yang disajikan merupakan hasil perhitungan secara tidak langsung indirect technique dengan menggunakan paket program Mortpack berdasarkan data rata-rata jumlah anak lahir hidup dan rata-rata jumlah anak masih hidup menurut kelompok umur ibu 15-49 tahun, yang bersumber dari data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS . Tabel 4.8 Angka Harapan Hidup NTT Tahun 2004-2010 No Nama Kabuaten 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata 1 Sumba Barat 62,50 63,40 63,10 63,38 64,50 63,89 64,09 63,57 2 Sumba Timur 60,75 61,30 61,40 61,45 61,60 61,78 61,94 61,46 3 Kupang 64,25 64,60 63,85 64,80 65,00 65,19 65,41 64,72 4 TTS 65,95 66,30 66,35 66,45 66,60 66,75 66,90 66,47 5 TTU 66,65 66,95 66,95 67,35 67,70 68,11 68,52 67,46 6 Belu 64,25 64,40 64,65 64,80 65,30 65,65 66,00 65,00 7 Alor 64,35 65,20 65,65 65,95 66,30 66,68 66,92 65,86 8 Lembata 65,35 65,90 66,15 66,25 66,30 66,46 66,58 66,14 9 Flores Timor 66,25 66,60 66,95 67,25 67,50 67,81 68,12 67,21 10 Sikka 66,75 67,25 67,85 68,15 68,40 68,71 69,01 68,02 11 Ende 63,55 63,80 64,05 64,20 64,40 64,61 64,82 64,20 12 Ngada 65,35 65,70 66,60 66,85 66,90 67,05 67,16 66,52 13 Manggarai 65,05 65,83 66,10 66,25 66,45 66,91 67,12 66,32 14 Rote Ndao 63,60 65,90 66,45 66,85 67,20 67,64 68,06 66,52 15 Kota Kupang 70,75 71,10 71,05 71,55 71,90 72,34 67,50 70,88 16 NTT 65,06 65,61 65,81 66,10 66,40 66,63 65,54 66,02 Sumber : BPS NTT 2004-2010 Tabel 4.8 memperlihatkan perkembangan angka harapan hidup selama kurun waktu tujuh tahun terkahir. Pada tabel tersebut terlihat, selama periode 2004-2010 perkembangan angka harapan hidup menunjukan peningkatan. Peningkatan yang tertinggi terjadi pada tahun 2004-2005, angka harapan hidup di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari angka 65,06 tahun hingga 65,61 tahun kenaikan sebesar 0,55 tahun Semakin lama rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang ketika dilahirkan maka menunjukan derajat kesehatan di suatu wilayah tersebut semakin membaik. . Indikator ini sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan. Kenaikan yang cukup signifikan ini menunjukan perbaikan pembangunan di bidang kesehatan. Semakin tinggi nilai angka harapan hidup di suatu wilayah, maka mengindikasikan pembangunan sosial ekonomi terutama yang terkait dengan fasilitas kesehatann di wilayah tersebut semakin maju.

4.1.9 Perkembangan Pembangunan Manusia