percepatan perekonomiannya. Hal ini berarti bahwa deengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi mengindikasikan adanya kenaikan permintaan akan barang
dan jasa, artinya kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa akan meningkat . sehingga secara tidak langsung dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
mampu mengurangkan kemiskinan yang selalu diidentikan dengan tidak mampunya masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan.
Laju pertumbuhan ekonomi daerah dapat didorong melalui peningkatan investasi daerah. Untuk meningkatkan investasi daerah, pemerintah seharusnya
turut andil dalam hal itu dengan melalui perbaikan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang aktivitas tersebut. Misalnya dengan perbaikan
infrastruktur maupun fasilitas publik seperti jalan, jembatan,dll. Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat merupakan prasyarat untuk
mengurangi kemiskinan dan hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat miskin
merupakan syarat cukup untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam menurunkan tingkat kemiskinan adalah
pertumbuhan yang berkualitas yaitu menyebar merata pada seluruh lapisan masyarakat dan mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
4.5.2 Jumlah Penduduk Tamatan SMP
Pendidikan tamat SMP didefinisikan sebagai persentase penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang lulus SMP. Variabel pendidikan tamat SMP yang
mewakili faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di bidang pendidikan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di NTT. Hal ini menunjukan
bahwa hasil estimasi sesuai dengan teori dan signifikan yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah penduduk yang lulus pendidikan SMP, maka akan
menurunkan tingkat kemiskinan. Dari hasil estimasi didapatkan nilai koefisien sebesar -0,020604 artinya
jika terjadi peningkatan jumlah penduduk yang lulus pendidikan SMP sebesar 1 persen maka akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 0,020604 persen.
Dari nilai probabilitas 0,0273 signifikan pada taraf nyata 10 persen. Sehingga peningkatan jumlah penduduk yang lulus pendidikan SMP berepengaruh nyata
terhadap pengurangan penduduk miskin. Sebagian besar penduduk NTT memiliki pendidikan yang rendah
dibuktikan banyaknya penduduk yang hanya menamatkan pendidikan nya di sekolah dasar, sehingga mereka memiliki produktifitas yang rendah pula. Hal ini
sesuai teori mengenai lingkaran setan kemiskinan yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang maka akan berpengaruh pula
terhadap tingkat pendapatan dan pruduktifitas seseorang yang semakin meningkat pula dan akhirnya akan menurunkan tingkat kemiskinan yang ada
4.5.3 Pengangguran Terbuka
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT terdiri dari mereka yang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan, serta sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Dari hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal yang menunjukan bahwa
TPT berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di NTT dengan nilai koefisien sebesar 0,013440 artinya jika TPT meningkat sebesar 1 persen maka
jumlah penduduk miskin juga akan meningkat. Dari hasil penelitian ternyata
variabel TPT tidak signifikan terhadap peningkatan kemiskinan di NTT, karena lapangan pekerjaan yang merupakan penampung terbesar tenaga kerja di NTT
yaitu sektor pertanian dan sebagian besar status pekerjaan utama sebagai pekerja keluargatak dibayar diikuti buruh tidak tetap. Sehingga walaupun mereka bekerja
mereka akan tetap kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan pendapatan mereka yang kecil.
4.5.4 Jumlah Penduduk