kesehatan mental. Kesehatan mental mencakup kesedihan, insomnia, kegelisahan dan sifat tempramental.
Penelitian Brata 2004, lebih menekankan pada keterkaitan antara modal sosial dan kredit perdesaan di Yogyakarta. Penelitian tersebut dilakukan di Dukuh
Sanden, Prambanan, Yogyakarta dan menyimpulkan bahwa modal sosial memberi dampak yang berbeda-beda terhadap tipe kredit pedesaan yang dapat diakses oleh
setiap individu. Aspek modal sosial yang diamati meliputi kepadatan organisasi jumlah keanggotaan, kehadiran dalam rapat dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan. Kehadiran anggota dalam pertemuan kelompok berpengaruh positif terhadap jumlah kredit formal yang diperoleh, sedangkan kepadatan organisasi
berpengaruh negatif. Selain itu, elit pedesaan memiliki akses yang lebih besar terhadap kredit formal. Penelitian ini bersifat sangat situasional karena tidak
mempertimbangkan variabel karakteristik wilayah. Selain itu penggunaan OLS untuk menganalisis dampak sosial tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya
keterkaitan yang erat antara jumlah dan tipe kredit yang dipinjam dengan tingkat modal sosial seseorang sifat endogeneity
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kebijakan dan strategi yang ditetapkan pemerintah dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami merupakan langkah awal untuk
membangun kembali tatanan kehidupan masyarakat yang telah hancur. Kebijakan yang memprioritaskan pada pembangunan kembali perumahan
dengan memberi bantuan langsung kepada masyarakat dan memulihkan pendapatan masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja dan penyediaan
modal usaha, merupakan kebijakan untuk membangun kembali infrastruktur dan membangun kembali ekonomi masyarakat. Pemerintah dengan dibantu oleh
lembaga-lembaga non pemerintah akan membangun seluruh rumah yang hancur dan yang rusak oleh tsunami dan memberikan modal-modal usaha bagi
masyarakat yang ingin melakukan kembali aktivitas ekonominya.
Modal sosial yang terbangun dari rasa saling percaya, jaringan kerja dan norma yang kondusif akan mengurangi biaya kontak, kontrak dan kontrol
sehingga dapat meniadakan biaya transaksi yang tinggi. Terbangunnya rasa saling percaya juga akan memudahkan adanya jaringan kerja yang efisien
dimana jaringan kerja sosial memberi manfaat pada proses produktif dalam pembangunan wilayah. Modal sosial juga berperan dalam peningkatan
pertumbuhan dan percepatan pembangunan desa melalui peningkatan penyediaan akses masyarakat terhadap bantuan rumah, modal usaha, pendidikan,
kesehatan dan keamanan. Stok modal sosial yang besar akan memfasilitasi terjadinya transaksi antar individu, rumah tangga dan kelompok melalui tiga
bentuk, yaitu: a. tersedianya informasi dengan biaya rendah; b. terdapat kemudahan bagi semua pihak untuk mencapai keputusan kolektif; c
berkurangnya perilaku oportunistik dari anggota masyarakat. Disamping itu interaksi sosial dalam suatu struktur sosial yang kuat dapat menjadi alat untuk
meredam konflik yang mungkin terjadi di masyarakat yang dapat menghambat proses pembangunan Narayan 1999.
Modal sosial yang kuat akan menekan berkembangnya perilaku oportunistik dari masyarakat. Perilaku oportunistik dapat menghambat proses
pembangunan yang efisien dan berkeadilan. Modal sosial yang kuat mampu membangun sistem kontrol masyarakat, sehingga biaya yang akan ditimbulkan
dari perilaku oportunistik dapat ditekan Svendsen dan Svendsen 2004. Stok modal sosial masyarakat dapat memfasilitasi aksi kolektif
masyarakat yang kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap proses percepatan pembanguna desa pasca tsunami. Percepatan pembangunan dapat
dilihat dari tingkat pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, seperti pembangunan rumah dan pemulihan pendapatan keluarga. Dalam hal ini,
percepatan pembangunan sangat tergantung dari stok modal sosial serta investasi rumah tangga dalam struktur sosial yang ada di wilayah desanya.
Peluang masyarakat untuk lebih cepat memiliki rumah dan peningkatan pendapatan keluarganya sangat tergantung pada stok modal sosial yang dimiliki,
karakteristik individu kepala rumah tangga, karakteristik wilayah dan keberadaan pihak-pihak penyedia bantuan baik lembaga pemerintah maupun
lembaga non pemerintah dari dalam maupun luar negeri. Pasca tsunami masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri untuk membangun kembali
rumah-rumahnya yang telah hancur. Pemerintah bekerjasama dengan lembaga- lembaga non pemerintah akan membantu membangun seluruh rumah yang
dibutuhkan masyarakat. Disini masyarakat hanya dibutuhkan kemampuan untuk akses kepada sumber-sumber bantuan yang tersedia. Modal sosial yang tinggi
memudahkan masyarakat untuk akses ke sumber-sumber bantuan untuk perumahan dan sumber-sumber pendapatan tersebut, seperti mudah
mendapatkan modal usaha dan pekerjaan. Semakin tinggi stok modal sosial masyarakat disuatu wilayah, peluang masyarakat untuk memiliki rumah semakin
besar dan cepat, begitu juga dengan pendapatan. Kesenjangan pembangunan antar desa yang terjadi pasca tsunami diduga
berkaitan erat dengan keberadaan modal sosial masyarakat di masing-masing desa tersebut. Desa yang laju pembangunan lebih cepat memiliki stok modal
sosial masyarakatnya lebih tinggi, sebaliknya desa yang stok modal sosial masyarakatnya lebih rendah maka laju pembangunannya relatif lebih lamban.
Keterkaitan antara modal sosial masyarakat dengan peluang masyarakat untuk lebih cepat memiliki rumah dan peningkatan pendapatan pasca tsunami
menjadi landasan utama penelitian ini. Pengembangan model analisis mempertimbangkan adanya sifat keterkaitan antar variabel-variabel tersebut
sehingga mempengaruhi pemilihan metode analisis yang digunakan. Metode analisis regresi model logit dapat menjelaskan hubungan saling mempengaruhi
antara variabel modal sosial dengan peluang masyarakat untuk lebih cepat memiliki rumah. Sedangkan hubungan saling mempengaruhi antara modal sosial
dengan pendapatan masyarakat dijelaskan dengan analisis regresi linier.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Metode Penelitian. 3.2.1. Lokasi Penelitian