membangun kepercayaan pihak-pihak luar yang akan berinvestasi untuk pembangunan desa mereka.
Keragaman keanggotaan di dalam asosiasi lokal, tidak ada perbedaan yang nyata antara Desa Beurandeh dan Desa Kajhu. Perbedaan yang nyata yaitu antara
Desa Beurandeh dan Desa Lamkrut dengan Desa Kajhu dan Desa Lamkrut. Keragaman keanggotaan dalam asosiasi lokal yang paling tinggi yaitu di Desa
Beurandeh dan yang paling rendah di Desa Lamkrut Tabel 7. Banyaknya keterlibatan anggota rumah tangga di Desa Beurandeh dalam asosiasi taninelayan
menjadi penyumbang terbesar terhadap tingginya keberagaman keanggotaan di dalam asosiasi lokal di desa tersebut, karena asosiasi taninelayan merupakan
salah satu asosiasi lokal dengan keragaman keanggotaan yang tinggi. Sedangkan di Desa Lamkrut anggota rumah tangganya lebih banyak terlibat di dalam asosiasi
keagamaan dan wanita, kedua asosiasi itu tingkat keragamannya paling rendah Tabel 9.
Keragaman keanggotaan di dalam asosiasi lokal memiliki dampak yang positif dan negatif terhadap modal sosial. Dampak positif karena memudahkan
anggota kelompokasosiasi untuk saling percaya satu sama lain, berbagi informasi dan mencapai kesepakatanmembuat keputusan. Dampak negatif, karena lebih
sedikit manfaat yang diperoleh dari pertukaran informasi, sehingga proses pengambilan keputusan di tingkat desa menjadi lebih sulit Grootaert and van
Bastaeler 2002. Keragaman organisasi yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah
berkaitan dengan kemampuan serta keahlian yang dimiliki oleh anggota masyarakat di wialayah tersebut. Misalnya di Desa Beurandeh, keikutsertaan
masyarakat di dalam kelompok pendidikan tidak sebanyak dalam kelompok taninelayan. Masyarakat Desa Beurandeh lebih banyak terlibat dalam kelompok
taninelayan karena masyarakat umumnya bekerja sebagai petani dan nelayan.
4.3.1.3. Partisipasi Dalam Pembuatan Keputusan
Partisipasi dalam pembuatan keputusan dinilai dari sejauhmana proses pembuatan keputusan dari 3 asosiasi lokal yang dianggap penting bagi anggota
rumah tangga, apakah dalam suatu organisasi setiap keputusan ditentukan sendiri oleh pemimpinya, melalui musyawarah tetapi yang memutuskan adalah
pemimpinnya atau keputusan diambil dari hasil musyawarah anggotanya. Jika suatu keputusan yang diambil dari hasil musyawarah seluruh anggota
asosiasiorganisasi, maka organisasi tersebut menganut pola yang demokratis. Asosiasi atau organisasi yang menganut pola demokratis diasumsikan akan lebih
efektif dibandingkan dengan pola lainnya. Namun demikian, tidak semua masyarakat menganggap bahwa pola demokratis akan lebih efektif.
Di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur, desa-desa terbentuk dari interaksi yang berulang-ulang, dan di bawah pengaruh
kepemimpinan lokal dan tuntunan sejarah, beberapa komunitas asli indigenous community yang berdekatan kemudian membentuk sebuah desa Laba 2006.
Dengan demikian kepemimpinanan lokal terutama dalam asosiasi agama dan suku masih sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Masyarakat masih
berkeyakinan bahwa keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya merupakan keputusan yang terbaik bagi kepentingan bersama. Kepercayaan itu tentunya
merupakan hasil dari interaksi masyarakat dengan pemimpinnya dalam waktu yang lama dan kemudian membuahkan pemimpin yang layak dipercaya worthly
oleh anggota asosiasi. Indeks partisipasi dalam pembuatan keputusan di Desa Beurandeh lebih
tinggi dibandingkan dengan di Desa Kajhu dan di Desa Lamkrut Tabel 7. Uji beda rataan menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang sangat nyata antara
beurandeh dengan kajhu, beurandeh dengan lamkrut dan kajhu dengan lamkrut. Dengan demikian, asosiasiorganisasikelompok yang ada di Desa Beurandeh
dapat dikatakan menganut pola yang lebih demokratis, sehingga proses pembuatan keputusan di dalam kelompok akan lebih efektif.
Masyarakat di Desa Beurandeh lebih banyak terlibat dalam kelompok- kelompok taninelayan sebagai salah satu dari 3 asosiasikelompok yang dianggap
penting bagi rumah tangga di bandingkan dengan masyarakat di Desa Kajhu dan Desa Lamkrut. Asosiasikelompok tersebut dibentuk atas dasar kebutuhan untuk
memenuhi persayaratan yang di wajibkan oleh pihak-pihak yang akan membantu masyarakat pasca tsunami, dan proses pembentukannya juga dilakukan oleh
pihak-pihak tersebut sehingga setiap proses pengambilan keputusan dalam
kelompok harus melalui musyawarah anggotanya. Hal inilah yang menyebabkan tingkat partisipasi dalam pembuatan keputusan lebih tinggi atau lebih demokratis.
4.3.1.4. Dukungan di Dalam Situasi Krisis