9
mengeksploirasi masa depan dan mengidentifikasi kemungkinan di masa depan. Saat ini telah berkembang fungsi skenario tambahan yaitu membuat para manajer sadar tentang ketidakpastian
lingkungan, membentangkan model mental para manajer, serta memacu dan mempercepat proses pembelajaran organisasi. Istilah-istilah yang digunakan dalam menelaah berbagai bentuk tentang
masa depan sering menimbulkan ragam pengertian di dalam inteprestasinya. Perbedaan konsep- konsep masa depan yang umum digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Konsep-Konsep Tentang Masa Depan
No. Konsep
Definisi
1 Spekulasi
Perkiraan mendatang yang didasarkan pada hipotesis yang memungkinkan.
2 Profetik
Pernyataan masa depan yang umumnya dibuat secara irasional atau inspirasi keutuhan wahyu atau ilham.
3 Proyeksi
Ektrapolasi pola tingkah laku masa lalu evolusi untuk pendugaan kebutuhan masa depan.
4 Prediksi
Peramalan suatu hal secara paranormal Oracle Delphi. 5
Peramalan Prediksi masa depan yang umumnya berdasarkan pada
tingkat kepercayaan tertentu, model kuantitatif dan kepastian tertentu eksplorasi.
6 Futrologi
Penelitian terhadap masa datang yang tidak didasarkan pada suatu kriteria yang jelas kecenderungan belaka.
7 Planifikasi
Perencanaan mendatang yang diinginkan menurut sumber daya yang ada.
8 Skenario
Permainan hipotesis yang bersifat mandiri. 9
Prospektif Multidimensional, kualitatif dan kuantitatif, sikap proaktif
terhadap masa depan, pemilihan dan kemajemukan dari skenario yang dibuat.
Sumber : Pfeifer 2001 dan Hubeis 1991.
E. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wibowo 2005 pada Perusahaan Daerah Perkebunan Kabupaten Jember. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk merumuskan strategi
pengembangan perusahaan dengan menganalisis kinerja dan daya saingnya berdasarkan skenario- skenario yang mungkin terjadi di masa datang. Pengukuran kinerja menggunakan pendekatan
Balanced Scorecard yang dimodifikasi. Analisis daya saing difokuskan pada level internal perusahaan sebagai perusahaan daerah milik pemerintah daerah. Pembobotan indikator-indikator
kinerja dan daya saing menggunakan teknik perbandingan berpasangan. Strategi pengembangan
perusahaan disusun berdasarkan skenario yang dihasilkan dari analisis prospektif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih belum memadai, tetapi perusahaan masih mempunyai daya saing yang cukup baik. Perusahaan termasuk dalam kategori Kuadran I.
Perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya yang diharapkan dapat mendorong posisi daya saing perusahaan menjadi lebih baik, yaitu masuk dalam Kuadran II. Kinerja merupakan faktor
pendorong bagi peningkatan daya saing perusahaan. Berdasarkan skenario yang mungkin akan
terjadi di masa datang, skenario terpilih untuk pengembangan perusahaan adalah skenario optimis menjadi perusahaan profesional. Skenario ini akan terjadi jika semua faktor-faktor kunci daya
saing perusahaan yang meliputi kebijakan pemerintah, kemampuan SDM, kemampuan permodalan, kemampuan manajemen produksi dan operasi, serta kemampuan manajemen
keuangan mengalami perkembangan positif. Rekomendasi operasional untuk skenario terpilih adalah pemerintah daerah perlu mengeluarkan kebijakan yang kondusif untuk pengembangan
10
perusahaan menjadi perusahaan yang profesional, dan secara operasional melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap kinerja kunci perusahaan yang mampu mendorong daya saing.
Panggalih 2006 menganalisis mengenai strategi pengembangan usaha Jamur Tiram Pleurotus Sp. pada perusahaan Lembah Jamur Panyandaan, Kabupaten Bandung. Matriks IE
dan SWOT digunakan untuk menghasilkan beberapa alternatif strategi bagi perusahaan serta QSPM untuk menentukan strategi yang diprioritaskan untuk diimplementasikan. Berdasarkan
QSPM, prioritas strategi yang dihasilkan adalah: 1 strategi peningkatan kapasitas produksi perusahaan melalui penambahan kumbung jamur tiram dan alat-alat produksi media tanam ; 2
strategi pengembangan sistem pemasaran dengan membentuk bagian pemasaran dalam perusahaan ; 3 strategi mempertahankan tingkat produksi yang ada; 4 strategi pengembangan
subsistem dari hulu ke hilir, meliputi pembuatan bibit hingga pengolahan pascapanen ; 5 strategi peningkatan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan ; 6 strategi perbaikan
kegiatan produksi dan operasi melalui peningkatan kualitas dan kapasitas SDM perusahaan. Penelitian mengenai jamur tiram putih yang lain yaitu analisis usahatani dan tataniaga
jamur tiram putih oleh Maharani 2007, studi kasus Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Penelitian tersebut menggunakan alat analisis kualitatif dan kuantitatif, alat
analisis kualitatif yang digunakan adalah keragaman usahatani dan fungsi lembaga tataniaga, sedangkan untuk alat analisis kuantitatif menggunakan analisis pendapatan, analisis fungsi
produksi, analisis margin tataniaga dan farmer’s share. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan
efisiensi usahatani jamur tiram dengan membuka usahatani jamur tiram pada skala usaha menengah. Untuk meningkatkan nilai efisiensi, maka petani jamur tiram sebaiknya lebih
memperhatikan bibit jamur tiram, serbuk kayu dan minyak tanah karena bahan baku tersebut akan mempengaruhi peningkatan produksi jamur tiram. Petani jamur tiram seharusnya membentuk
kelompok tani untuk memperkuat daya tawar.
11
III. METODOLOGI