Ancaman Bagi Orang yang Meninggalkan Hijrah

C. Ancaman Bagi Orang yang Meninggalkan Hijrah

Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa pujian dan janji bagi orang-orang yang melaksanakan hijrah di jalan Allah yang bertujuan menegakkan nilai ajaran dari Allah swt. adalah balasan yang besar serta keistimewaan yang tinggi

52 Al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, (Cairo: Musthâfâ Bâb al-Halabi, t.th), Juz IV, h. 167.

di sisi-Nya. Selain janji dan pujian, gaya bahasa al-Qur’an juga mengetengahkan ancaman bagi orang-orang yang melanggar dan enggan melakukan hijrah di jalan Allah swt.

Di dalam al-Qur’an terdapat redaksi yang mengetengahkan lawan antara satu perbuatan dengan perbuatan yang lain, seperti halal dan haram, dosa dan pahala, begitu pula janji dan ancaman. Semuanya ini bertujuan untuk memberikan motivasi

kepada umat Islam untuk berlomba-lomba melaksanakan segala kebaikan dan senantiasa komitmen terhadapnya.

Ancaman adalah satu dari sekian banyak uslub yang ditampilkan al-Qur’an. Penampilannya terangkat ketika seseorang melanggar suatu perintah dan kewajiban kepada Allah swt. Hal tersebut dibuktikan bagi orang-orang yang tidak mau melaksanakan hijrah di jalan Allah sedangkan mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Ancaman itu berupa tidak dilimpahkannya pertolongan serta Allah akan mengembalikannya ke jurang kebinasaan.

Di antara redaksi ancaman yang diperuntukkan kepada orang yang melanggar dan enggan melaksanakan hijrah di jalan Allah swt. di antaranya:

a. Tidak Mendapat Pertolongan dari Allah Pertolongan dari Allah swt. tidak akan datang kepada orang-orang yang enggan dan melanggar segala perintah-Nya. Hal ini berlaku secara umum atas semua ibadah yang diperintahkan, termasuk masalah hijrah. Allah swt. akan memberikan ancaman kepada orang-orang yang tidak mau berhijrah ketika hijrah diwajibkan kepada orang-orang beriman. Keengganan itu berdampak buruk terhadap diri mereka a. Tidak Mendapat Pertolongan dari Allah Pertolongan dari Allah swt. tidak akan datang kepada orang-orang yang enggan dan melanggar segala perintah-Nya. Hal ini berlaku secara umum atas semua ibadah yang diperintahkan, termasuk masalah hijrah. Allah swt. akan memberikan ancaman kepada orang-orang yang tidak mau berhijrah ketika hijrah diwajibkan kepada orang-orang beriman. Keengganan itu berdampak buruk terhadap diri mereka

Artinya: Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah

kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong. (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 89)

At-Thabari mengatakan bahwa dalam ayat ْﺍﻭﺮِﺟﺎﻬﻳ ﻰﱠﺘﺣ ﺀﺎﻴِﻟﻭَﺃ ﻢﻬﻨ ِﻣ ْﺍﻭُﺬِﺨﱠﺘَﺗ ﻼَﻓ

berarti sampai mereka berhijrah dari daerah syirik, berpisah dengan keluarganya yang masih dalam keadaan syirik kepada Allah swt. menuju daerah Islam yang

penduduknya seluruhnya mengharap ridha-Nya. 53 Sedangkan Imam ar-Razi mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan

jaminan sampai mereka masuk Islam secara kâffah dan berhijrah di jalan Allah. Oleh karena hijrah di jalan Allah tidak mungkin terealisasi kecuali mereka telah beragama

Islam. Jadi, Islam merupakan syarat utama untuk berhijrah di jalan Allah swt. 54 Pertolongan tidak akan datang dari Allah dan Rasul-Nya sampai mereka

melakukan hijrah meninggalkan daerah kufur juga meninggalkan seluruh syariatnya

53 At-Thabari, Tafsir at-Thabari, Juz IX, h. 17. 54 Al-Râzî, Tafsîr al-Kabîr, Juz X, h. 221.

yang hanya mementingkan urusan dunia semata serta hanya memberikan tekanan kepada mereka.

Penegasan Allah swt. kepada orang-orang yang enggan itu dengan menangkap mereka atau membunuhnya disebabkan keengganan mereka (fa in tawallaw fa iqtulû hum haytsu wajadtumû hum). Keenggangan itu disebabkan tidak menganggap sebuah keharusan untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Olehnya itu, janganlah engkau

jadikan mereka sebagai wali untuk memimpin kalian dalam berbagai urusan serta memohon bantuan atau memberi bantuan kepada mereka karena mereka memberikan

pertolongan kepada musuh-musuhmu. 55

b. Memperoleh Tempat Kembali yang Buruk Di antara sanksi atas orang-orang yang menolak untuk berhijrah di jalan Allah adalah mereka akan dikembalikan ke tempat yang paling buruk di akhirat. Ganjaran tersebut sesuai dengan hasil perbuatannya yang mengingkari petunjuk dari Rasulullah untuk bersama-sama mempertahankan diri dan keyakinan kepada Allah swt. dan menyelamatkan diri dari berbagai upaya penindasan dan penekanan. Namun, hal tersebut tidaklah berlaku bagi orang-orang lemah, wanita dan anak-anak yang tidak

mampu melakukan perjalanan jauh, sebagaimana firman Allah swt.: ْﺍﻮْﻟﺎَﻗ ِﺽﺭَﻷﺍ ﻲِﻓ ﲔِﻔﻌْﻀَﺘﺴﻣ ﺎﻨُﻛ ْﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﻢُﺘﻨُﻛ ﻢﻴِﻓ ْﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﻢِﻬِﺴُﻔْﻧَﺃ ﻲِﻤِﻟﺎَﻇ ُﺔَﻜِﺋﻶﻤْﻟﺍ ﻢﻫﺎﱠﻓﻮَﺗ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻥِﺇ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-

55 Al-Marâghî, Tafsîr al-Marâghi, Juz V, h. 116.

orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 97)

Ayat ini mengisyaratkan tentang perbuatan menganiaya diri sendiri ketika enggan melakukan hijrah. Sewaktu kewajiban hijrah belaku atas orang-orang beriman, pelanggaran tersebut tidak dapat ditolerir. Namun kewajiban ini tidak

berlaku atas orang-orang yang lemah dan tidak mampu melakukan perjalanan jauh. Hal tersebut disebabkan mereka memiliki uzur, yaitu lemah.