Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Operasionalisasi Variabel

51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat kausal antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan variabel independen variabel yang memengaruhi dan variabel independen variabel yang dipengaruhi Sugiyono, 2012:56.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media internet dengan mengakses situs resmi Otoritas Jasa Keuangan yaitu www.ojk.go.id. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2016 sampai dengan Agustus 2016.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Market Timing Ability X 1 , Stock Selection Skills X 2 , Expense Ratio X 3 , dan Tingkat Risiko X 4 . 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Reksa Dana Saham Y. 3. Objek penelitian yang diteliti adalah Reksa Dana Saham yang terdaftar di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan yaitu www.ojk.go.id selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2015. Universitas Sumatera Utara 52

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja reksa dana yang dihitung menggunakan metode perhitungan kinerja portofolio Sharpe’s Index. Indeks Sharpe digunakan karena metode ini menggunakan data masa lalu untuk memprediksi kinerja portofolio masa datang average return masa lalu dianggap sebagai return prediksi masa datang dan deviasi standar return masa lalu dianggap sebagai prediksi risiko masa datang Samsul, 2006:364. Standar deviasi adalah risiko total yang merupakan hasil dari risiko sistematik dan risiko tidak sistematik. Jika portofolio sangat terdiversifikasi maka total risiko hampir sama dengan risiko sistematik, karena risiko tidak sistematik mendekati nol. Dengan demikian metode Sharpe merupakan model yang memberikan informasi yang lebih baik karena memperhitungkan risiko total Winingrum, 2011. Rumus dari metode perhitungan kinerja portofolio Sharpe’s Index adalah: ��� = ��� − �� ��� di mana : Spi = Indeks Sharpe portofolio i Rpi = Rata-rata return portofolio i Rf = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko σ = Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i Universitas Sumatera Utara 53 Menurut Pradani, et al.2012 menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Sharpe maka semakin baik pula kinerja reksa dana saham. Selain itu, reksa dana saham dinilai memiliki kinerja yang baik ketika return yang diberikan oleh reksa dana lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan dari investasi bebas risiko. Untuk menghitung Sharpe Ratio, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mencari return per unit penyertaan masing-masing reksa dana, dengan menggunakan rumus berikut Hartono, 2014:705: � � = ��� � − ��� �−1 ��� �−1 di mana : R p = Return portofolio reksa dana pada periode sekarang t NAB t = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode sekarang t NAB t-1 = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode lalu t-1 b. Mencari return pasar. Menurut Rodoni dan Ali 2010: 183 indeks pasar merupakan alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di bursa yang digunakan oleh bursa–bursa dunia. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG digunakan untuk mengukur kinerja saham. Fungsinya juga sebagai benchmark kinerja portofolio, indikator trend pasar, indikator tingkat keuntungan dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif. Return pasar merupakan perubahan indeks pasar yang dinyatakan dalam persentase, yaitu indeks pasar sekarang dibandingkan dengan indeks pasar kemarin, atau indeks pasar bulan ini dibandingkan dengan indeks pasar bulan Universitas Sumatera Utara 54 lalu dan perubahannya dinyatakan dalam persentase. Secara matematis dapat ditulis Samsul, 2006: 373: � � = ���� � − ���� �−1 ���� �−1 dimana: R m = Returnmarket return pasar IHSG t = IHSG bulan ini t IHSG t-1 = IHSG bulan lalu t-1 c. Mencari rata-rata risk free rate reksa dana saham . Menurut Jordan dan Miller 2009: 16 risk free rate merupakan tingkat pengembalian atau tingkat keutungan dari investasi tanpa risiko. Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan surat berharga pasar uang yang menonjol karna berfungsi sebagai aset patokan. Meskipun dalam arti murni tidak ada aset keuangan bebas risiko, secara praktis Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah aset bebas risiko Jones, et al. 2009: 28. Rata-rata risk free rate dapat dihitung sebagai berikut: � � ��� = ∑ ���� ����� ��� � dimana: � � ��� = Rata-rata risk free rate n = Jumlah bulan d. Mencari standar deviasi atau risiko total dari reksa dana. Menurut Lubis 2008:273 risiko adalah kemungkinan keuntungan sebenarnya yang menyimpang dari keuntungan yang diharapkan diestimasikan. Semakin besar kemungkinan menyimpang, maka semakin besar pula risikonya. Universitas Sumatera Utara 55 Tingkat risiko reksa dana dapat dilihat dari standar deviasi dari return reksa dana tersebut. Rumus dari standar deviasi adalah sebagai berikut: � � = �∑ { � � − �� � } 2 � �=1 � Di mana: σ i = Standar deviasi, R i = Nilai return pada periode i, ER i = Nilai expected return, N = Jumlah observasi

3.4.2 Variabel Independen

1. Market Timing Ability X 1 Market timing ability MTA merupakan kemampuan seorang manajer investasi dalam melakukan prediksi akan perubahan harga saham dengan mengambil kebijakan untuk melakukan kegiatan pembelian atau penjualan sekuritas untuk mendapatkan susunan portofolio yang mampu memberikan return melebihi return pasar. Untuk perhitungan MTA dalam penelitian ini digunakan Treynor-Mazuy Model yang juga digunakan oleh Muhadi 2009. Dalam model ini, γ mewakili kemampuan manajer investasi melakukan market timing dan dikatakan memiliki kemampuan ini ketika γ bernilai positif maka hal ini juga mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan return portofolio yang lebih besar bila dibandingkan dengan return pasar. Rumus perhitungan MTA menurut Muhadi 2009 dengan menggunakan Treynor-Mazuy Model adalah: Universitas Sumatera Utara 56 R D – R F = α + βR M – R F + γ R M – R F 2 + ε di mana: R D = Return reksa dana periode t R F = Return bebas risiko pada periode t R M = Return pasar periode t α = Intercept yang merupakan indikasi stock selection skill dari manajer investasi β = Koefisien regresi excess market return atau slope pada saat bearish γ = Koefisien regresi yang merupakan indikasi market timing ability dari manajer investasi ε = Random error 2. Stock Selection Skill X 2 Stock selection skill SSS merupakan kemampuan manajer investasi dalam memilih saham yang tepat ke dalam portofolionya dan diprediksi mampu memberikan return yang baik seperti yang diharapkan oleh investor Muhadi, 2009. Untuk mengukur kemampuan manajer dalam memilih saham yang tepat juga digunakan model Treynor-Mazuy yang direpresentasikan oleh α. Semakin besar nilai α α 0 maka dapat dikatakan manajer investasi memiliki kemampuan stock selection yang baik, begitupun sebaliknya. Rumus perhitungan stock selection skill dengan menggunakan Treynor-Mazuy adalah sebagai berikut Muhadi, 2009: R D – R F = α + βR M – R F + γ R M – R F 2 + ε di mana: R D = Return reksa dana periode t R F = Return bebas risiko pada periode t R M = Return pasar periode t Universitas Sumatera Utara 57 α = Intercept yang merupakan indikasi stock selection skill dari manajer investasi β = Koefisien regresi excess market return atau slope pada saat bearish γ = Koefisien regresi yang merupakan indikasi market timing ability dari manajer investasi ε = Random error 3. Expense Ratio X 3 Menurut Rudiyanto dalam Winingrum, 2011 expense ratio adalah perbandingan antara beban operasional dalam satu tahun dengan rata-rata nilai aset bersih dalam satu tahun yang dirumuskan sebagai berikut: ������������ = � ��� ��� � �=0 di mana: TB t = Total biaya reksa dana i pada tahun t AB t = Aktiva bersih reksa danai pada tahun t Namun perhitungan biaya expense ratio tidak perlu dilakukan sendiri karena besarnya biaya sudah ada pada prospektus masing-masing reksa dana saham Putri, 2014. 4. Tingkat Risiko X 4 Tingkat risiko menurut Martono dan Agus 2008 merupakan penyimpangan hasil return yang diperoleh dari rencana hasil return yang diharapkan. Menurut Lubis 2008:273 risiko adalah kemungkinan keuntungan Universitas Sumatera Utara 58 sebenarnya yang menyimpang dari keuntungan yang diharapkan diestimasikan. Semakin besar kemungkinan menyimpang, maka semakin besar pula risikonya. Tingkat risiko reksa dana dapat dilihat dari standar deviasi dari return reksa dana tersebut. Rumus dari standar deviasi adalah sebagai berikut: � � = �∑ { � � − �� � } 2 � �=1 � di mana: σ i = Standar deviasi, R i = Nilai return pada periode i, ER i = Nilai expected return, N = Jumlah observasi

3.5 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara rinci, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No Variabel Definisi Indikator Skala Ukur 1 Market Timing Ability X 1 Kemampuan manajer investasi dalam membaca harga saham di pasar untuk kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual sekuritas pada saat yang tepat. R D – R F = α + βR M – R F + γ R M – R F 2 + ε Manajer investasi memiliki market timing ability ketika nilai γ positif Rasio Universitas Sumatera Utara 59 Lanjutan Tabel 3.1 No Variabel Definisi Indikator Skala Ukur 2 Stock Selection Skill X 2 Kemampuan manajer investasi dalam memilih efek yang tepat didalam portofolio nya. R D – R F = α + βR M – R F + γ R M – R F 2 + ε Manajer investasi memiliki stock selection skill ketika nilai α positif Rasio 3 Expense Ratio X 3 Total biaya operasional reksa dana Didapatkan dari prospektus masing-masing reksa dana saham Rasio 4 Tingkat Risiko X 4 Penyimpangan antara hasil return yang diharapkan dengan hasil return yang sesungguhnya. � � = �∑ { � � − �� � } 2 � �=1 � Rasio 5 Kinerja Reksa Dana Y Tingkat pengembalian reksa dana kepada investor ��� = ��� − �� ��� Rasio

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian