Universitas Sumatera Utara BAB III
METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat survei analitik menggunakan desain cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu untuk melihat kondisi kelelahan dan analitik untuk melihat distribusi frekuensi kondisi kelelahan
berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pekerja Kilang Padi CV.Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun
dan waktu penelitian
dilaksanakan pada Februari – Mei 2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun sebanyak 31 orang, yang terbagi
pada beberapa bagian pekerjaan yaitu: bagian penjemuran padi sebanyak 6 orang, supir truk 4 orang, penggilingan padi sebanyak 5 orang, bagian pengepakan
packing sebanyak 5 orang, bagian administrasi 4 orang, kuli angkut 5 orang, penjaga kilang padi 2 orang.
Universitas Sumatera Utara 3.3.2
Sampel
Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah teknik total sampling dimana seluruh anggota populasi menajadi objek penelitian yaitu
sebanyak 31 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh menggunakan metode wawancara dengan teknik kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner pengujian kelelahan umum untuk mengetahui hubungan faktor umur, masa kerja, status perkawinan, status gizi, dan jenis kelamin dengan kejadian
kelelahan pada pekerja kilang padi secara subjektif dengan skala Industrial Fatigue Research Committe IFRC.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data data di Kilang Padi CV. Rezeki Jaya mengenai data karyawan, pengaturan waktu kerja, gambaran umum Kilang Padi
CV. Rezeki Jaya, serta wawancara tidak terstruktur. Data – data pendukung
lainnya tentang informasi yang berkaitan dengan kelelahan diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, artikel, dsb.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variablel Terikatdipengaruhi Dependen variabel
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian kelelahan.
2. Variabel Bebasmempengaruhi Independen variabel
Variabel bebas atau independent adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini
adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, mas kerja, dan status giziIMT.
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan defenisi konsep, maka dibuat beberapa defenisi operasional yang digunakan pada saat penelitian di Kilang Padi CV. Rezeki Jaya sebagai
berikut : 1.
Kelelahan adalah keadaan lelah yang dirasakan responden yang diukur dengan menggunakan skala IFRC.
2. Umur adalah jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner yang
diberikan, terhitung dari lahir sampai waktu pengambilan data responden di Kilang Padi CV. Rezeki Jaya tahun.
3. Jenis kelamin adalah jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner yang
diberikanlaki-lakiperempuan. 4.
Status perkawinan adalah jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner yang diberikankawin,belum kawin.
5. Masa kerja adalah jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner yang
diberikan, yang dihitung dari jumlah waktu yang sudah ditempuh untuk
Universitas Sumatera Utara
bekerja dari awal masuk kerja sampai waktu pengambilan data di Kilang Padi CV. Rezeki Jayatahun.
6. Status giziIMT adalah berat badan Kg dibagi dengan tinggi badan
2
m
2
dinyatakan dengan body mass index BMI indeks massa tubuh. dibuat menjadi kategori Sangat Kurus, jika BMI 17, Kurus bila BMI 17 - 18,4,
Normal bila BMI 18,5-24,9, Kelebihan Berat Badan bila BMI 25-26,9, Gemuk bila BMI 27-28,9, dan Sangat Gemuk bila BMI 29.
3.6 Metode Pengukuran Data
1. Kelelahan diukur dengan metode pengukuran yakni berupa kuesioner
pengujian kelelahan umum atau secara subyektif yang diadopsi dari Industrial Fatigue Research Committee of Japanese Association of Industrial Health
IFRC Jepang. 2.
Umur dijumlahkan terlebih dahulu kemudian dibagi dengan jumlah responden
≤Mean, Mean. 3.
Jenis kelamin dinyatakan dengan jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan laki-laki atau perempuan.
4. Status perkawinan dinyatakan dengan jawaban responden terhadap kuesioner
yang diberikan sudah menikah,belum menikah. 5.
Masa kerja dijumlahkan terlebih dahulu kemudian dibagi dengan jumlah responden
≤ Mean, Mean. 6.
Status giziIMT diukur dengan hasil pembagian antara berat badan Kg dibagi dengan tinggi badan
2
m
2
. Berat badan diukur dengan timbangan berat
Universitas Sumatera Utara
badan manusia dewasa yang sudah dikalibrasi. Tinggi badan diukur dengan meteran tinggi badan yang di temple didinding dengan memperhatikan tumit
kaki responden harus tegak lurus dengan bersandar pada dinding dan memperhatikan posisi kepala harus tegak.
Tabel 2. Tabel Pengukuran variabel penelitian Variabel
Cara dan Alat Ukur Hasil ukur
Skala Variabel dependen
1. Kelelahan Pekerja
Wawancara dan Kuesioner dengan
skala IFRC 1.
Tidak lelah = 30 2.
Kelelahan ringan = 31-60
3. Kelelahan
menengah = 61 – 90
4. Kelelahan berat = 91
– 120 Ordinal
Variabel Independen
1. Umur
Wawancara dan Kuesioner
1. ≤ Mean
2. Mean
Ordinal
2. Jenis Kelamin
Wawancara dan Kuesioner
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
3. Status perkawinan
Wawancara dan Kuesioner
1. Sudah Menikah
2. Belum Menikah
Nominal
4. Masa Kerja Kuesioner dan
wawancara 1.
≤ Mean 2. Mean
Ordinal
5. Status GiziIMT Timbangan dan
Meteran 1. Normal
2. Kelebihan Berat Badan
Ordinal
Universitas Sumatera Utara 3.7
Metode Analisis Data 3.7.1
Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh, dianalisis melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Numbering, memberikan nomor dan kode dari setiap kuesioner yang akan
diberikan. 2.
Editing, melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi pada kuesioner.
3. Coding, mengubah data pada kuesioner dalam bentuk kode kode.
4. Processing, memproses data agar dapat dilakukan analisa dengan cara entry
data kedalam statistik komputer, yakni menggunakan program SPSS. 5.
Analysis, melakukan analisa terhadap hasil pemrosesan data, analisis ini dibantu dengan perangkat lunak statistik komputer.
6. Skoring, masing-masing variabel akan diberi nilai sesuai frekuensi gejala
kelelahan. 7.
Data-data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat.
3.7.2 Teknik Analisis Data
3.7.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang
disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel Notoatmodjo, 2002.
Universitas Sumatera Utara 3.7.3
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Chi-Square X
2
.Jika P value 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1
Gambaran Umum Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
CV. Rezeki Jaya adalah salah satu kilang padi yang terletak di Desa Panombean Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun. Kilang padi
CV.Rezeki Jaya berdiri sejak tahun 1993 yang didirikan oleh bapak J. Manihuruk. Pimpinan Kilang Padi CV. Rezeki Jaya masih di pegang oleh Bapak J. Manihuruk
sampai tahun 2016. Kilang padi ini awalnya hanya melakukan penggilingan padi saja. Seiring perkembangannya Kilang Padi CV. Rezeki jaya kini sudah
memproduksi beras sendiri dengan nama produk Sipisang dan KKB. Hasil lain dari proses produksi adalah abu sekam dan pakan ternak dedak.
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya sekarang memiliki 31 pekerja, yang terbagi pada beberapa bagian pekerjaan yaitu: bagian penjemuran padi sebanyak 6 orang,
supir truk 4 orang, penggilingan padi sebanyak 5 orang, bagian pengepakan packing sebanyak 5 orang, bagian administrasi 4 orang, kuli angkut 5 orang,
penjaga kilang padi 2 orang. Pekerja bekerja setiap hari Senin sampai Sabtu, kecuali penjaga kilang padi yang bekerja setiap harinya, dan apabila ada hal-hal
lain diluar hari yang ditetapkan maka terkadang hari Minggu pekerja juga bekerja dengan dihitung lembur. Pekerjaan dimulai pada pukul 8 pagi dan selesai pada
pukul 5 sore. Selama satu hari bekerja, pekerja mendapat waktu istirahat sebanyak satu jam yaitu pada pukul 11.30 sampai pukul 12.30.
Proses produksi di Kilang Padi CV. Rezeki Jaya diawali dengan pengumpulan gabah padi. Gabah padi yang dikumpulkan kemudian dijemur untuk
mendapatkan kadar air gabah yang diinginkan. Setelah kadar air gabah padi cukup
Universitas Sumatera Utara
proses selanjutnya adalah memasukkan gabah kedalam mesin penggilingan. Proses penggilingan dimulai dari pembersihan, pemecahan kulit, penyosohan,
pemutihan dan pengayakan terakhir. Beras yang sudah keluar dari pengayakan terakhir akan disalurakan untuk proses pengepakan packing. Tahap akhir adalah
pendistribusian dan pemasaran produk beras yang dihasilkan.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Umur Responden
Distribusi umur berdasarkan nilai mean yang didapatkan yaitu 36 sehingga menjadi ≤ 36 tahun dan 36 tahun, maka distribusi umur pekerja Kilang Padi CV.
Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Distribusi umur pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
Tahun 2016 Umur Tahun
NOrang
≤ 36 18
58,1 36
13 41,9
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas, bahwa umur pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang berusia ≤ 36 tahun sebanyak 18 orang 58,1 dan umur yang berusia
36 tahun sebanyak 13 orang 41,9.
Universitas Sumatera Utara 4.2.2 Jenis Kelamin Responden
Distribusi jenis kelamin responden pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi jenis kelamin pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
Tahun 2016
Jenis Kelamin NOrang
Laki-laki 20
64,5 Perempuan
11 35,5
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas, bahwa umur pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang 64,5 dan yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 11 orang 35,5.
4.2.3 Status Perkawinan Responden
Distribusi status perkawinan responden pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Distribusi status perkawinan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki
Jaya Tahun 2016 Status Perkawinan
NOrang
Sudah Menikah 19
61,3 Belum Menikah
12 38,7
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas, bahwa status perkawinan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang sudah menikah sebanyak 19 orang 61,3 dan yang belum
menikah sebanyak 12 orang 38,7.
Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Masa Kerja Responden
Distribusi masa kerja berdasarkan nilai mean yang didapatkan yaitu 6 sehingga menjadi ≤ 6 tahun dan 6 tahun, maka distribusi masa kerja pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi masa kerja pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
Tahun 2016 Masa KerjaTahun
NOrang
≤ 6 18
58,1 6
13 41,9
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas, bahwa masa kerja pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang memiliki masa kerja ≤ 6 tahun sebanyak 18 orang 58,1 dan
yang memiliki masa kerja 6 tahun sebanyak 13 orang 41,9.
4.2.5 Status GiziIMT Responden
Status giziIMT pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi status giziIMT pekerja Kilang Padi CV. Rezeki
Jaya Tahun 2016 Status GiziIMT
NOrang
Normal 19
61,3 Kelebihan Berat Badan
12 38,7
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa status giziIMT pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang masuk dalam kategori normal 19 orang
61,3, kategori kelebihan berat badan 12 orang 38,7.
Universitas Sumatera Utara 4.2.6 Kelelahan Kerja Responden
Kelelahan kerja yang dirasakan oleh pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Distribusi kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV.
Rezeki Jaya Tahun 2016 Kelelahan Kerja
NOrang
Kelelahan Ringan 9
29 Kelelahan Menengah
15 48,4
Kelelahan Berat 7
22,6
Total 31
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya yang termasuk dalam kategori kelelahan ringan 9 orang 29, kategori
kelelahan menengah 15 orang 48,4, dan kategori kelelahan berat 7 orang 22,6.
4.3 Hasil Uji Bivariat
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi variabel responden selanjutnya dilakukan uji chi square . Hasil ouput dari uji chi square menunjukkan adanya
persyaratan yang tidak terpenuhi yaitu ada nilai expected 5 sebanyak 50. Menurut Aris 2015 ada dua cara untuk melihat hubungan dengan uji chi square
untuk tabel kontingensi 2x2 apabila tidak terpenuhi persyaratan sampel besar tidak boeh ada nilai expected 5 melebihi 20 . Pertama sel yang ada
digabung merger dimulai dari sel yang mempunyai nilai expected paling kecil. Kedua dengan cara mengklik memilih fasilitas exact yang sudah ada disediakan
oleh software SPSS. Pada penelitian ini selanjutnya dilakukan uji chi square dengan fasilitas exact untuk melihat apakah ada hubungan antara umur, jenis
kelamin, status perkawinan, masa kerja, status giziIMT pada pekerja Kilang Padi
Universitas Sumatera Utara
CV. Rezeki Jaya Desa Panombean Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun. Hasil analisis yang dibaca bukan pearson chi square, tetapi fisher
exact test pada baris dan exact sig.2-sided Aris, 2015.
4.3.1 Hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar umur pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil uji chi square umur pekerja dengan kejadian kelelahan
kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016 Kelelahan
Umur Tahun
Kelelahan Ringan
Kelelahan Menengah
Kelelahan Berat
Jumlah Exact Sig.2
sided N
N N
N p
≤ 36 2
11,1 11
61,1 5
27,8 18
100 36
7 53,8
4 30,8
2 15,4
13 100
0,048 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada usia ≤ 36 tahun kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 11,1,
kelelahan menengah yaitu 11 orang 61,1, dan kelelahan berat yaitu 5 orang 27,8, sedangkan untuk umur 36 tahun kategori kelelahan ringan yaitu 7 orang
53,8, kategori kelelahan menengah yaitu 4 orang 30,8, dan kategori kelelahan berat yaitu 2 orang 15,4.
Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara umur dengan
kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,048 dimana p 0,05, artinya ada
hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Hubungan jenis kelamin dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar jenis kelamin pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Hasil uji chi square jenis kelamin pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Jenis
Kelamin Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided
N N
N N
p
Laki-laki 7
35 9
45 4
20 20
100 Perempuan
2 18,2
6 54,5
3 27,3
11 100
0,698 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan jenis kelamin laki-laki kategori kelelahan ringan
yaitu 7 orang 35, kelelahan menengah yaitu 9 orang 45, dan kelelahan berat yaitu 4 orang 20, sedangkan untuk pekerja dengan jenis kelamin
perempuan kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 18,2, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 54,5, dan kategori kelelahan berat yaitu 3 orang
27,3. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara jenis kelamin
dengan kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,698 dimana p 0,05,
artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.3 Hubungan status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada
pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar status perkawinan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Hasil uji chi square status perkawinan pekerja dengan
kejadian kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Status
Perkawinan Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided N
N N
N p
Sudah Menikah
7 36,8
9 47,4
3 15,8
19 100
Belum Menikah
2 16,7
6 50
4 33,3
12 100
0,451 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan status pernikahan sudah menikah kategori
kelelahan ringan yaitu 7 orang 36,8, kelelahan menengah yaitu 9 orang 47,4, dan kelelahan berat yaitu 3 orang 15,8, sedangkan untuk pekerja
dengan status pernikahan belum menikah kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 16,7, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 50, dan kategori
kelelahan berat yaitu 4 orang 33,3. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara status perkawinan
dengan kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,451 dimana p 0,05,
artinya tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.4 Hubungan masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antara masa kerja pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Hasil uji chi square masa kerja pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Masa Kerja
Tahun Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2sided
N N
N N
p
≤ 6 2
11,1 11
61,1 5
27,8 18
100 6
7 53,8
4 30,8
2 15,4
13 100
0,048 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan masa kerja ≤ 6 tahun kategori kelelahan ringan
yaitu 2 orang 11,1, kelelahan menengah yaitu 11 orang 61,1, dan kelelahan berat yaitu 5 orang 27,8, sedangkan untuk pekerja dengan masa kerja 6
tahun kategori kelelahan ringan yaitu 7 orang 53,8, kategori kelelahan menengah yaitu 4 orang 30,8, dan kategori kelelahan berat yaitu 2 orang
15,4. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara masa kerja dengan
kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,048 dimana p 0,05, artinya ada
hubungan antara masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Hubungan status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antara status giziIMT pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11 Hasil uji chi square status giziIMT pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Status
GiziIMT Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided N
N N
N p
Normal 8
42,1 9
47,4 2
10,5 19
100 Kelebihan
Berat Badan 1
8,3 6
50 5
41,7 12
100 0,046
Total 9
29 15
48,4 7
22,6 31
100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan status giziIMT normal kategori kelelahan ringan
yaitu 8 orang 42,1, kelelahan menengah yaitu 9 orang 47,4, dan kelelahan berat yaitu 2 orang 10,5, sedangkan untuk pekerja dengan status giziIMT
kelebihan berat badan kategori kelelahan ringan yaitu 1 orang 8,3, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 50, dan kategori kelelahan berat yaitu 5
orang 41,7. Pada hasil uji chi square antara status giziIMT dengan kejadian kelelahan
dapat diketahui nilai p = 0,046 dimana p 0,05, artinya ada hubungan antara
status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara BAB V
PEMBAHASAN 5.1 Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata kelelahan
visual, kelelahan fisik umum, kelelahan saraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai faktor
secara menetap. Pendapat lain mengatakan bahwa kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan kerja merupakan fenomena yang sering dialami oleh tenaga kerja namun hal ini tidak bisa diabaikan karena
berkaitan dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja. Bahkan dari hasil penelitian disebutkan bahwa dari 80 human error, 50 nya disebabkan oleh
kelelahan kerja Tarwaka, 2004. Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.
Kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan, sehingga meningkatkan kesalahan dalam melakukan
pekerjaan dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah,
motivasi menurun, memperlambat waktu reaksi, dan kesulitan dalam mengambil keputusan yang menyebabkan menurunnya kinerja dan menambahnya tingkat
kesalahan kerja. Sehingga dengan meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri Santoso, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kelelahan pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner menurut skala Industrial Fatigue Research Committe yaitu menggunakan 30 item
pertanyaan. Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut terbagi menjadi 4 kategori besar yaitu sangat sering SS dengan diberi nilai 4, sering S dengan diberi nilai
3, kadang-kadang K dengan diberi nilai 2, dan tidak pernah TP dengan diberi nilai 1. Hasilnya akan menunjukkan bahwa semakin besar nilai total yang didapat
maka semakin tinggi tingkat kelelahan yang dialami pekerja. Hasil penelitian kelelahan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
menunjukkan bahwa dari 31 pekerja yang diteliti seluruhnya masuk kedalam kategori kelelahan yang meliputi kategori kelelahan ringan sebanyak 9 orang
29, kategori kelelahan menengah sebanyak 15 orang 48,4 , kategori kelelahan berat sebanyak 7 orang 22,6.
Kelelahan ringan merupakan tingkat kelelahan yang terjadi dengan frekuensi gejala 1-2 hari terasa dalam seminggu dengan skor nilai berdasarkan
skala IFRC sebesar 31-60. Kelelahan menengah merupakan tingkat kelelahan dengan frekuensi gejala kelelahan 3-4 hari terasa dalam seminggu dengan skor
nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 61-90. Kelelahan berat merupakan tingkat kelelahan dengan frekuensi gejala kelelahan hampir setiap hari terasa dalam
seminggu dengan skor nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 91-120. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat rata-rata nilai pada
pelemahan kegiatan yaitu sebesar 31,8, pelemahan motivasi sebesar 24,3 , dan kelelahan fisik sebesar 29,1. Pada pelemahan kegiatan, kategori sangat sering
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada gejala kelelahan frekuensi menguap, mengantuk, mata terasa berat ingin dipejamkan, dan merasa ingin berbaring.
Timbulnya kondisi lelah pada diri pekerja merupakan hasil dari adanya berbagai penyebab kelelahan baik yang berasal dari pekerja ataupun lingkungan
pekerja. Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya kelelahan, diperlukan upaya untuk menghilangkan atau mengurangi penyebab-penyabab kelelahan yairu
dengan cara memberikan pelatihaninformasi secara lebih mendalam mengenai kelelahan, penyebab-penyebab, dampak dan cara menanggulangi kelelahan akibat
kerja untuk pekerja.
5.2 Hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang
Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kelelahan adalah umur. Umur terendah pekerja yang menjadi responden adalah 23 tahun,
sedangkan untuk umur tertinggi responden adalah 67 tahun. Berdasarkan hasil pengukuran didapat bahwa umur pekerja pada usia ≤ 36 tahun dalam kategori
kelelahan ringan yaitu 2 orang 11,1, kelelahan menengah yaitu 11 orang 61,1, dan kelelahan berat yaitu 5 orang 27,8. Sedangkan untuk umur 36
tahun dalam kategori kelelahan ringan yaitu 7 orang 53,8, kategori kelelahan menengah yaitu 4 orang 30,8, dan kategori kelelahan berat yaitu 2 orang
15,4. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Chi Square dengan pilihan exact
didapatkan Pvalue sebesar 0,048 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kelelahan pada pekerja. Hasil peneilitian ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
pnenelitian yang dilakukan oleh Ramadhani 2010 mengenai hubungan beban kerja, status gizi dan usia dengan tingkat kelelahan pekerja operator bagian
dyeing, dengan responden yang berusia sebagian besar lebih dari 30 tahun juga menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian kelelahan
pekerja. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, pekerja ya
ng berumur ≤ 36 tahun lebih cenderung memiliki beban kerja yang banyak dan cenderung lebih
berat. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma 2004 yang mengatakan kejadian kelelahan pada pekerja yang lebih muda dapat
disebabkan oleh lama kerja yang tidak memenuhi syarat 8 jam perhari, dengan beban yang cukup berat. Selain itu, kondisi kesehatan pekerja juga mempengaruhi
seseorang dalam mengalami kelelahan. Tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan seringkali membuat para karyawan mengerjakan sesuatu pekerjaan
yang seharusnya tidak dikerjakan oleh karyawan tersebut kalau dilihat dari sisi keahlian maupun posisi pekerjaan Fajar dan Sanggra Baginda, 2000.
5.3 Hubungan jenis kelamin dengan kejadian kelelahan pada pekerja