Universitas Sumatera Utara
dengan diberi nilai 1. Dalam menentukan tingkat kelelahan, jawaban dari setiap pertanyaan dijumlahkan kemudian disesuaikan dengan kategori
tertentu.
Kategori yang diberikan antara lain: Nilai 30
= Tidak lelah Nilai 31-60
= Kelelahan ringan Nilai 61-90
= Kelelahan menengah Nilai 91-120 = Kelelahan berat
5. Uji mental
Menurut Kroemer dan Grandjean yang dikutip oleh Amelia 2013 konsep awal dari uji mental hampir sama dengan uji psikomotorik. Uji ini dapat
memacu seseorang untuk menentukan dan mengeluarkan tanda-tanda kelelahan. Apabila uji terus dilakukan maka gejala kelelahan akan muncul
dengan sendirinya. Uji mental merupakan pengukuran kelelahan yang meliputi :
a. Masalah aritmatika b. Uji konsentrasi crossing-out test
c. Uji estimasi dengan uji estimasi interval waktu d. uji memori atau ingatan
2.8 Penanggulangan Kelelahan Kerja
Kelelahan yang terus menerus setiap hari akan mengakibatkan keadaan kronis. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kelelahan disebabkan banyak
faktor yang sangat kompleks dan saling terkait antara faktor yang satu dengan yang lain Untuk itu, kelelahan harus dikurangi seminimal mungkin..
Menurut Setyawati 2010 kelelahan kerja dapat ditangani dengan:
1. Promosi kesehatan kerja
2. Pencegahan kelelahan kerja terutama ditujukan kepada upaya
menekan faktor-faktor yang berpengaruh secara negatif pada kelelahankerja dan meningkatkan faktor-faktor yang berpengaruh
secara positif.
3. Pengobatan kelelahan kerja dengan terapi kognitif dan perilaku
pekerja bersangkutan, penyuluhan mental dan bimbingan mental, perbaikan lingkungan kerja, sikap kerja dan alat kerja diupayakan
berciri ergonomis, serta pemberian gizi kerja yang memadai.
4. Rehabilitasi kelelahan kerja, maksudnya melanjutkan tindakan dan
program pengobatan kelelahan kerja serta mempersiapkan pekerja tersebut bekerja secara lebih baik dan bersemangat.
Menurut Fitrihana 2008 kelelahan kerja dapat diatasi dengan cara, yaitu 1.
Lingkungan kerja yang bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi, maupun
pengaturan udara yang adekuat, bebas bising, getaran serta ketidaknyamanan.
2. Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan.
3. Kesehatan umu dijaga dan dimotori
4. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan
dan beban kerja.
Universitas Sumatera Utara
5. Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
6. tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja
kalau perlu bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari perusahaan.
7. Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka
stabilitas kerja dan kehidupan. 8.
disediakan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan istirahat dilaksanakan dengan baik.
9. Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya.
10. Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti
tetangga kerja beda usia, pekerja wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir dimalam hari dan tenaga kerja baru
maupun pindahan.
11. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba dan obat
obatan terlarang.
2.9 Kerangka Konsep