Hubungan status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada Hubungan masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja

Universitas Sumatera Utara intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan dirumah, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi.

5.4 Hubungan status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada

pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016 Berdasarkan hasil pengukuran, didapat hasil Pvalue sebesar 0,451 dari uji Chi Square dengan pilihan exact yang artinya tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya karena p 0,05. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amelia 2013 yang mendapatkan Pvalue berdasarkan uji statistik dengan uji Chi Square sebesar 0,387 yang artinya tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada pekerja. Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerja yaitu 61,2 memiliki status perkawinan sudah menikah. Namun berdsarkan hasil analisis bivariat dengan chi square tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan kelelahan pada pekerja. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Maulidi 2009, dimana didapatkan Pvalue sebesar 0,045 yang berarti terdapat hubungan antara status perkawinan dengan kelelahan. Menurut Puspita 2009 seseorang yang sudah menikah akan mengalami kelelahan yang penyebabnya adalah waktu setelah bekerja digunakan untuk melayani anak dan istrinya, bukan untuk istirahat. Pekerja wanita cenderung mengalami kelelahan, hal ini disebabkan setelah pulang dari bekerja, wanita atau Universitas Sumatera Utara istri lebih memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga, seperti mengurus anak serta melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan menyapu. Perbedaan hasil temuan ini bisa terjadi dikarenakan data yang kurang bervariasi. Data yang tidak bervariasi ini yang mungkin dapat menyebabkan tidak terlihat adanya hubungan antara status kawin dengan kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.

5.5 Hubungan masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja

Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016 Masa kerja erat kaitannya dengan kemampuan beradaptasi antara seorang pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya. Proses adaptasi dapat memberikan efek positif yaitu dapat menurunkan ketegangan dan peningkatan aktivitas atau performasi kerja, sedangkan efek negatifnya adalah batas ketahanan tubuh yang berlebihan akibat tekanan yang didapatkan pada proses kerja. Hal tersebut yang menjadi sebab timbulnya kelelahan yang membawa pada penurunan fungsi psikologi dan fisiologi. Tekanan melalui fisik pada suatu waktu tertentu akan mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan dapat berupa makin rendahnya gerakan, hal tersebut tidak hanya disebabkan karena beban kerja yang berat namun lebih pada tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang Januar, 2014. Dari hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square dengan pilihan exact didapatkan Pvalue sebesar 0,048 yang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya. Dari tabel 4.10 didapatkan bahwa pekerja dengan Universitas Sumatera Utara masa kerja ≤ 6 tahun mengalami kelelahan dengan kategori menengah dan berat lebih banyak daripada pekerja dengan masa 6 tahun. Hal ini dapat dikarenakan pekerja yang memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung sudah memiliki pengalaman dan mengetahui cara-cara yang efektif dalam bekerja dilingkungan kerja. Hal sama dalam pernyataan Sutjana dalam penelitian yang dilakukan Monica 2010 yang menyatakan bahwa masa kerja berhubungan dengan tingkat pengalaman seseorang dalam suatu pekerjaan. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi kejadian kelelahan seseorang, semakin berpengalaman orang tersebut dalam pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga meningkat. Orang tersebut akan dapat mengatur besarnya tenaga yang dikeluarkan. Selain itu, pekerja telah mengetahui posisi kerja yang terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga produktivitasnya juga terjaga . Suma’mur 2009 menyatakan bahwa tingkat keterampilan dan kemampuan tenaga kerja yang tinggi. Masa kerja juga dapat mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin lama masa kerja, tenaga kerja semakin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga telah terbiasa dengan pekerjaannya.

5.6 Hubungan status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja