Universitas Sumatera Utara
CV. Rezeki Jaya Desa Panombean Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun. Hasil analisis yang dibaca bukan pearson chi square, tetapi fisher
exact test pada baris dan exact sig.2-sided Aris, 2015.
4.3.1 Hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar umur pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil uji chi square umur pekerja dengan kejadian kelelahan
kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016 Kelelahan
Umur Tahun
Kelelahan Ringan
Kelelahan Menengah
Kelelahan Berat
Jumlah Exact Sig.2
sided N
N N
N p
≤ 36 2
11,1 11
61,1 5
27,8 18
100 36
7 53,8
4 30,8
2 15,4
13 100
0,048 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada usia ≤ 36 tahun kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 11,1,
kelelahan menengah yaitu 11 orang 61,1, dan kelelahan berat yaitu 5 orang 27,8, sedangkan untuk umur 36 tahun kategori kelelahan ringan yaitu 7 orang
53,8, kategori kelelahan menengah yaitu 4 orang 30,8, dan kategori kelelahan berat yaitu 2 orang 15,4.
Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara umur dengan
kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,048 dimana p 0,05, artinya ada
hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Hubungan jenis kelamin dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar jenis kelamin pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Hasil uji chi square jenis kelamin pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Jenis
Kelamin Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided
N N
N N
p
Laki-laki 7
35 9
45 4
20 20
100 Perempuan
2 18,2
6 54,5
3 27,3
11 100
0,698 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan jenis kelamin laki-laki kategori kelelahan ringan
yaitu 7 orang 35, kelelahan menengah yaitu 9 orang 45, dan kelelahan berat yaitu 4 orang 20, sedangkan untuk pekerja dengan jenis kelamin
perempuan kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 18,2, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 54,5, dan kategori kelelahan berat yaitu 3 orang
27,3. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara jenis kelamin
dengan kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,698 dimana p 0,05,
artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.3 Hubungan status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada
pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antar status perkawinan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Hasil uji chi square status perkawinan pekerja dengan
kejadian kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Status
Perkawinan Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided N
N N
N p
Sudah Menikah
7 36,8
9 47,4
3 15,8
19 100
Belum Menikah
2 16,7
6 50
4 33,3
12 100
0,451 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan status pernikahan sudah menikah kategori
kelelahan ringan yaitu 7 orang 36,8, kelelahan menengah yaitu 9 orang 47,4, dan kelelahan berat yaitu 3 orang 15,8, sedangkan untuk pekerja
dengan status pernikahan belum menikah kategori kelelahan ringan yaitu 2 orang 16,7, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 50, dan kategori
kelelahan berat yaitu 4 orang 33,3. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara status perkawinan
dengan kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,451 dimana p 0,05,
artinya tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.4 Hubungan masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antara masa kerja pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Hasil uji chi square masa kerja pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Masa Kerja
Tahun Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2sided
N N
N N
p
≤ 6 2
11,1 11
61,1 5
27,8 18
100 6
7 53,8
4 30,8
2 15,4
13 100
0,048 Total
9 29
15 48,4
7 22,6
31 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan masa kerja ≤ 6 tahun kategori kelelahan ringan
yaitu 2 orang 11,1, kelelahan menengah yaitu 11 orang 61,1, dan kelelahan berat yaitu 5 orang 27,8, sedangkan untuk pekerja dengan masa kerja 6
tahun kategori kelelahan ringan yaitu 7 orang 53,8, kategori kelelahan menengah yaitu 4 orang 30,8, dan kategori kelelahan berat yaitu 2 orang
15,4. Pada hasil uji chi square dengan fasilitas exact antara masa kerja dengan
kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,048 dimana p 0,05, artinya ada
hubungan antara masa kerja dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Hubungan status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja
Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Hubungan antara status giziIMT pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya dengan kejadian kelelahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11 Hasil uji chi square status giziIMT pekerja dengan kejadian
kelelahan kerja pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016
Kelelahan Status
GiziIMT Kelelahan
Ringan Kelelahan
Menengah Kelelahan
Berat Jumlah
Exact Sig.2
sided N
N N
N p
Normal 8
42,1 9
47,4 2
10,5 19
100 Kelebihan
Berat Badan 1
8,3 6
50 5
41,7 12
100 0,046
Total 9
29 15
48,4 7
22,6 31
100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran, dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan pada pekerja dengan status giziIMT normal kategori kelelahan ringan
yaitu 8 orang 42,1, kelelahan menengah yaitu 9 orang 47,4, dan kelelahan berat yaitu 2 orang 10,5, sedangkan untuk pekerja dengan status giziIMT
kelebihan berat badan kategori kelelahan ringan yaitu 1 orang 8,3, kategori kelelahan menengah yaitu 6 orang 50, dan kategori kelelahan berat yaitu 5
orang 41,7. Pada hasil uji chi square antara status giziIMT dengan kejadian kelelahan
dapat diketahui nilai p = 0,046 dimana p 0,05, artinya ada hubungan antara
status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya.
Universitas Sumatera Utara BAB V
PEMBAHASAN 5.1 Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata kelelahan
visual, kelelahan fisik umum, kelelahan saraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai faktor
secara menetap. Pendapat lain mengatakan bahwa kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan kerja merupakan fenomena yang sering dialami oleh tenaga kerja namun hal ini tidak bisa diabaikan karena
berkaitan dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja. Bahkan dari hasil penelitian disebutkan bahwa dari 80 human error, 50 nya disebabkan oleh
kelelahan kerja Tarwaka, 2004. Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.
Kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan, sehingga meningkatkan kesalahan dalam melakukan
pekerjaan dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah,
motivasi menurun, memperlambat waktu reaksi, dan kesulitan dalam mengambil keputusan yang menyebabkan menurunnya kinerja dan menambahnya tingkat
kesalahan kerja. Sehingga dengan meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri Santoso, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kelelahan pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner menurut skala Industrial Fatigue Research Committe yaitu menggunakan 30 item
pertanyaan. Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut terbagi menjadi 4 kategori besar yaitu sangat sering SS dengan diberi nilai 4, sering S dengan diberi nilai
3, kadang-kadang K dengan diberi nilai 2, dan tidak pernah TP dengan diberi nilai 1. Hasilnya akan menunjukkan bahwa semakin besar nilai total yang didapat
maka semakin tinggi tingkat kelelahan yang dialami pekerja. Hasil penelitian kelelahan pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya
menunjukkan bahwa dari 31 pekerja yang diteliti seluruhnya masuk kedalam kategori kelelahan yang meliputi kategori kelelahan ringan sebanyak 9 orang
29, kategori kelelahan menengah sebanyak 15 orang 48,4 , kategori kelelahan berat sebanyak 7 orang 22,6.
Kelelahan ringan merupakan tingkat kelelahan yang terjadi dengan frekuensi gejala 1-2 hari terasa dalam seminggu dengan skor nilai berdasarkan
skala IFRC sebesar 31-60. Kelelahan menengah merupakan tingkat kelelahan dengan frekuensi gejala kelelahan 3-4 hari terasa dalam seminggu dengan skor
nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 61-90. Kelelahan berat merupakan tingkat kelelahan dengan frekuensi gejala kelelahan hampir setiap hari terasa dalam
seminggu dengan skor nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 91-120. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat rata-rata nilai pada
pelemahan kegiatan yaitu sebesar 31,8, pelemahan motivasi sebesar 24,3 , dan kelelahan fisik sebesar 29,1. Pada pelemahan kegiatan, kategori sangat sering
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada gejala kelelahan frekuensi menguap, mengantuk, mata terasa berat ingin dipejamkan, dan merasa ingin berbaring.
Timbulnya kondisi lelah pada diri pekerja merupakan hasil dari adanya berbagai penyebab kelelahan baik yang berasal dari pekerja ataupun lingkungan
pekerja. Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya kelelahan, diperlukan upaya untuk menghilangkan atau mengurangi penyebab-penyabab kelelahan yairu
dengan cara memberikan pelatihaninformasi secara lebih mendalam mengenai kelelahan, penyebab-penyebab, dampak dan cara menanggulangi kelelahan akibat
kerja untuk pekerja.
5.2 Hubungan umur dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang