Hubungan status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kesimpulan

Universitas Sumatera Utara masa kerja ≤ 6 tahun mengalami kelelahan dengan kategori menengah dan berat lebih banyak daripada pekerja dengan masa 6 tahun. Hal ini dapat dikarenakan pekerja yang memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung sudah memiliki pengalaman dan mengetahui cara-cara yang efektif dalam bekerja dilingkungan kerja. Hal sama dalam pernyataan Sutjana dalam penelitian yang dilakukan Monica 2010 yang menyatakan bahwa masa kerja berhubungan dengan tingkat pengalaman seseorang dalam suatu pekerjaan. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi kejadian kelelahan seseorang, semakin berpengalaman orang tersebut dalam pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga meningkat. Orang tersebut akan dapat mengatur besarnya tenaga yang dikeluarkan. Selain itu, pekerja telah mengetahui posisi kerja yang terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga produktivitasnya juga terjaga . Suma’mur 2009 menyatakan bahwa tingkat keterampilan dan kemampuan tenaga kerja yang tinggi. Masa kerja juga dapat mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin lama masa kerja, tenaga kerja semakin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga telah terbiasa dengan pekerjaannya.

5.6 Hubungan status giziIMT dengan kejadian kelelahan pada pekerja

Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.11, hasil analisa statistik dengan uji Chi Square didapatkan nilai Pvalue 0,046 yang artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengukuran, didapat hasil Pvalue sebesar 0,046 dari uji Chi Square dengan pilihan exact yang artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian kelelahan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fandrik 2009 dengan uji Chi Square menyimpulkan bahwa adanya hubungan status gizi dengan kelelahan kerja. Dari penelitian ini diketahui bahwa pekerja yang memiliki status giziIMT lebih mengalami kejadian kelelahan kategori berat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang memiliki status giziIMT normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan Russeng 2009 dalam Syahlefi 2014 yang mengatakan bahwa penggunaan Indeks Masa Tubuh IMT dengan kategori praobesberesiko akan mempengaruhi oksigenasi kejaringan tubuh, termasuk jaringan otak. Hal ini disebabkan karena banyaknya lemak yang berada diperitonium akan mempengaruhi kemampuan penggunaan oksigen oleh tubuh sehingga gejala-gejala kelelahan seperti menguap dan mengantuk sangat mudah dialami oleh pekerja yang memiliki BMI praobes atau beresiko. Menurut Budiono 2003 seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Pada keadaan gizi yang buruk dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta ketahanan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit dan mempercepat timbulnya kelelahan. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 31 pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun Tahun 2016 disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat 18 orang 58,1 yang berumur ≤ 36 tahun, dan 13 orang 41,9 yang berumur 36 tahun. 2. Terdapat 20 orang 64 yang berjenis kelamin laki-laki, dan 11 orang 35,5 yang berjenis kelamin perempuan. 3. Terdapat 19 orang 61,3 yang berstatus sudah menikah, dan 12 orang 38,7 yang berstatus belum menikah. 4. Terdapat 18 orang 58,1 yang memiliki masa kerja ≤ 6 tahun, dan 13 orang 41,9 yang memiliki masa kerja 6 tahun. 5. Terdapat 19 orang 61,3 yang berstatus giziIMT normal, dan 12 orang 38,7 yang berstatus giziIMT kelebihan berat badan. 6. Terdapat 9 orang 29 dengan kategori kelelahan ringan, 15 orang 48,4 dengan kategori kelelahan menengah, dan 7 orang 22,6 dengan kategori kelelahan berat. 7. Adanya hubungan yang bermakna antara faktor umur, masa kerja, dan status giziIMT terhadap kejadian kelelahan pada pekerja. Universitas Sumatera Utara 8. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan status perkawinan dengan kejadian kelelahan pada pekerja.

6.2 Saran