Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah Lokal

lxxvi meriah, antara lain berasal dari tradisi festival Yahudi, dan festival berdirinya kota Roma Lewis, 2009:52-54. Peristiwa penting dalam sejarah suatu bangsa perlu diperingati dan dirayakan untuk mempertebal rasa kebangsaan. Ada 3 faktor yang mendorong perlunya peringatan hari sejarah yaitu faktor kognitif-intelektual, faktor etis-moral, dan faktor relegius, ketiga hal itu dilembagakan dalam historical mindedneees Helius Syamsuddin, Andi Suwirta, 2003:68. Dengan kata lain. Taufik Abdullah 1996:5 menegaskan “sejarah berperan sebagai sumber inspirasi. Bukanlah peristiwa sejarah itu yang penting, tetapi pelajaran yang bisa dipantulkannya. Sejarah menjadi simbol dan landasan integratif. Dalam suasana pemikiran seperti ini yang dipentingkan ialah pesan sejarah, bukan kepastian sejarah”. Melalui peringatan hari-hari bersejarah, dapat ditumbuhkan identitas kolektif dari memori kolektif yang berbasis nilai-nilai pendidikan sejarah. Menurut Sartono Kartodirdjo 1990:54, identitas bangsa Indonesia serta kapasitasnya untuk bertahan hidup dalam dunia yang kompleks, dapat “diperkuat apabila mereka merasa menjadi bagian dari kebudayaan kolektivitasnya, dimana mereka dapat mencari makna dalam masa lampau untuk kepentingan masa kini”. Seharusnya kegiatan-kegiatan dalam peringatan hari bersejarah, merupakan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan penjabaran dan pengaktualisasian dari makna nilai yang dikandung oleh peristiwa sejarah yang diperingati itu.

6. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah Lokal

lxxvii Secara harfiah, kata lokal dalam sejarah lokal berarti tempat, ruang. Sejarah lokal berkenaan dengan sejarah suatu tempat. Dengan demikian sejarah lokal merupakan salah satu unit sejarah yang didasarkan pada lingkup spatial Sartono Kartodirjo, 1992. Kata lokal dalam sejarah lokal bertalian dengan lokalitas tertentu yang dihadapkan pada kategori lain dalam konteks sejarah nasional dan sejarah global. Sejarah lokal adalah “sejarah dari suatu tempat yang batasnya ditentukan kelompok- kelompok masyarakat dalam lingkup geografis yang terbatas ditentukan oleh ‘perjanjian’ yang diajukan sejarawan” Taufik Abdullah, 1979:11. Lingkup geografis terbatas tersebut secara prinsipil membedakan ruang kajian sejarah lokal dengan unit sejarah lainnya, seperti sejarah dunia, dan sejarah nasional. Lingkup geografis yang terbatas disamakan dengan komunitas dari “suatu lingkungan sekitar neighborhood”, sebagaimana diajukan GdeWidja 1991. Permasalahan untuk menetapkan lingkup geografis yang terbatas dalam pengertian sejarah lokal di atas, ialah sejauh mana suatu ruang bisa dikategorikan sebagai lokal. Kata lokal sinonim dengan kata daerah, meskipun Taufik Abdullah tidak setuju dengan penggunaan “sejarah daerah” sebagai sinonimpengganti sejarah lokal. Dalam konteks historis, lokal daerah dalam sebagai unit administratif tidak selalu identik dengan lokal daerah dalam pengertian historis. Pembedaan sejarah lokal dan sejarah nasional menurut Djoko Suryo 2001:8 berkenaan dengan “pembedaan unit analisis yang didasarkan pada konsep ruang- lingkup spasial kajian sejarah Indonesia berdasarkan perspektif geo-politik lxxviii Indonesia”. Ruang lingkup sejarah lokal tidak identik dengan sejarah nasional, baik lingkup spatial maupun temporalnya. Demikian pula periodesasinya. Menurut Sartono Kartodirdjo, 1992: 73 “Lingkup spatialnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sejarah nasional, yaitu terbatas pada peristiwa-peristiwa dalam lokasi kecil, bisa pada tingkat desa atau kota kecil” . Berdasarkan pendapat Jordan, I Gede Widja 1991 menyimpulkan ruang lingkup Sejarah Lokal meliputi keseluruhan lingkungan sekitar berupa kesatuan wilayah seperti desa, kota kecil, kota kebupaten dan lain-lain kesatuan wilayah seukuran itu beserta unsur-unsur institusi sosial dan budaya yang berada di suatu lingkungan, seperti: keluarga, pola pemukiman, teknologi, pertanian, monumen dan lain- lain. Mengenai lingkup temporalnya, tergantung pada kurun waktu pertumbuhan dan perkembangan sosial-budaya dari obyek kajian sejarah lokal yang bersangkutan. Dua hal tersebut, menjadikan periodesasi sejarah lokal tidak senantiasa sama dengan sejarah nasional. Meskipun ruang lingkup dan periodesasinya berlainan, tetapi bukan berarti bahwa keduanya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Berdasarkan perspektif sejarah nasional, “sejarah lokal merupakan bagian dari sejarah nasional. Keduanya memiliki keterkaitan dan kesinambungan komplementer” Djoko Suryo, 2001:8-9. Artinya, latar dan arah perkembangan sejarah dalam sejarah lokal mempunyai hubungan komplementatif, kausalistik, atau korelatif dengan peristiwa sejarah dalam sejarah nasional. lxxix Substansi peristiwa sejarah pada sejarah lokal, seperti pada sejarah nasional, dapat dipelajari berdasarkan pendekatan tertentu. Diantaranya pendekatan sejarah tematis, meliputi sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah sosial ekonomi, sejarah peradaban, sejarah teknologi, sejarah agraria, sejarah perkotaan, sejarah pedesaan, sejarah industrikerajinan, sejarah perkebunan, sejarah maritim, sejarah kebudayaan, sejarah kepariwisataan, sejarah keagamaan, sejarah pendidikan, sejarah kesenian, pertunjukan tradisional Djoko Suryo, 2001:13-14. Sejarah tematik bersentuhan bahkan bagian integral dari sejarah nasional, sehingga sejarah lokal sulit dapat dipelajari atau kurang menjadi jelas, apabila tanpa dihubungkan dengan peristiwa sejarah nasional. Akan tetapi sejarah nasional bukan semata-mata kumpulan dari sejumlah sejarah lokal, sebab keduanya termasuk dalam dua kategori yang berlainan. Perhatian terhadap sejarah lokal tidak untuk membangkitkan sentimen daerah atau etnisitas yang sempit, apalagi memecahbelah sebagai bangsa yang berdaulat. Menurut Haryati Soebadiyo 1983 pengetahuan sejarah lokal justru menampilkan manfaat edukatif sebagai warga bangsa yang memiliki keberagaman, namun terikat oleh kesamaan dasar-dasar sejarah dan budayanya.

B. Penelitian Yang Relevan

Kajian pendidikan sejarah yang ada selama ini lebih difokuskan pada lembaga pendidikan formal, masih kurang semarak dilakukan di luar pendidikan formal. Bertalian dengan nilai pendidikan, nilai pendidikan sejarah banyak diteliti