Simpulan SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

ccxx

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Festival Malang Tempo Dulu diselenggarakan di jalan Ijen Kota Malang berdasarkan pertimbangan historis dan strategis. Pertimbangan historis berkenaan dengan pelaksanaan Bouwplan pemekaran ekologi gemeente Malang, yang memposisikan Idjen Boulevard sebagai “landmark” dan kawasan elit sampai sekarang. Struktur jalan Ijen dinilai strategis karena membentuk ruang luas sebagai lokasi festival. Latar belakang penyelenggaraan Festival Malang Tempo Doeloe adalah rendahnya apresiasi masyarakat dari kalangan generasi muda terhadap sejarah dan budaya Malang, berbanding terbalik dengan kekayaan warisan sejarahnya, dan seolah berbanding lurus dengan lenyapnya warisan sejarah di kota Malang. Tujuan festival menyebarluaskan informasi sejarah dan budaya Malang, agar masyarakat memiliki memori kolektif sehingga tumbuh kepedulian terhadap masa depan kotanya. Festival Malang Tempo Doeloe diselenggarakan oleh Disbudpar Pemkot Malang sebagai pengambil kebijakan dan Yayasan Inggil sebagai pelaksana teknis festival. Yayasan Inggil mendisain profil festival melalui studi kepustakaan, survei, dan diskusi. “Rekonstroeksi jatidiri”, sebagai tema festival, diimplementasikan menjadi suasana Malang tempo dulu dalam pelbagai visualisasi di baliho dan zona ccxxi festival, meskipun tidak dilengkapi dengan narasideskripsi yang memadai, dan tidak kronologis. Dimensi ekonomik lebih mendominasi melalui gugusan stand pasar rakyat. Evaluasi internal penyelenggara, menilai festival berhasil mencapai tujuannya, namun menyisakan masalah koordinasi kurang efektif, dan adanya fenomena dualisme penyelenggaraan. Partisipasi mahasiswa Pendidikan Sejarah dalam Festival Malang Tempo Doeloe, terintegrasi dengan partisipasi masyarakat. Bentuk-bentuk partisipasinya meliputi sebagai pemandu, melakukan pengamatan, pembandingan dan penilaian terhadap objek partisipasi. Partisipasi mahasiswa sebagai pemandu terikat secara organisatoris dengan institusi penyelenggara. Partisipasi pengamatan sifatnya individual, lepas dari suasana primordial, sebab lebih otonom dan mandiri, tidak terstruktur, serta tidak diikat oleh tanggung-jawab dalam konteks festival. Lewat partisipasi diperoleh memori kolektif, dan konstruksi persepsi Persepsi mahasiswa Pendidikan Sejarah terhadap Festival Malang Tempo Doeloe dipengaruhi oleh partisipasi dalam festival, memori kolektif tentang fakta sejarah lokal Malang. Persepsi terhadap sejarah lokal Malang dalam festival pada umumnya positif, tetapi persepsi terhadap festival bergerak dari festival sebagai wadah pendidikan, ke festival sebagai wadah kegiatan ekonomi-komersial. Dalam hal ini festival belum efektif menjalankan fungsi konsientisasi.sejarah di kalangan generasi muda, karena lebih dominannya aspek ekonomi komersial dibandingkan aspek sejarah. ccxxii Di kalangan mahasiswa Pendidikan Sejarah, klarifikasi nilai menemukan keragaman nilai pendidikan sejarah. Nilai itu secara umum meliputi nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan dan sosial. Pilihan nilai dari mahasiswa Pendidikan Sejarah menunjukkan keseimbangan dari nilai yang ditemukan itu, meskipun ada yang tidak mempertimbangkan konsekwensinya. Sebagian besar belum mempribadikan nilai, meskipun senang terhadap nilai yang dipilih. Nilai yang dipilih dapat memantapkan emosi dan spritual, karena merupakan nilai luhur, dapat menghargai perbedaan, memantapkan membuka lapangan kerja., pedoman hidup, lebih mandiri dan bebas mengembangkan diri, serta menjauhkan diri dari nilai negatif yang menimpa generasi sekarang. Nilai pendidikan sejarah mencerminkan kepemilikan pertumbuhan identitas kolektif berbasis sejarah dan budaya Malang.

B. Implikasi