clxxxiii dari pemda Surabaya dan DKI Jakarta Dewan Kesenian Jawa Timur menyatakan
festival ini sudah membuktikan diri sebagai event budaya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendidikan di Kota Malang. Pertemuan Dewan Kesenian
se Indonesia dilaksanakan ditengah-tengah berlangsungnya festival, agar para peserta mendapatkan pengalaman secara langsung. Selain itu terdapat beberapa kelemahan.
Misalnya kelemahan koordinasi dengan pemandu acara, sehingga ada kesan merasa dianaktirikan, adanya dualisme kedua institusi penyelenggara bertalian klaim gagasan
festival dari tiap institusi.
4. Partisipasi Mahasiswa Pendidikan Sejarah dalam Festival Malang Tempo Doeloe
Mengenai partisipasi dalam Festival Malang Tempo Doeloe, penelitian ini menemukan pelbagai macam bentuk partisipasi. Partisipan dari kalangan mahasiswa
Pendidikan Sejarah yang berkunjung ke festival pada umumnya atas inisiatif sendiri, sehingga tidak terikat oleh tanggung-jawab menyukseskan eksistensi festival.
Partisipasi seperti ini cenderung bebas dari suasana primordial. Alasan yang mendorong partisipasi mereka antara lain ingin memperoleh gambaran mengenai
perkembangan Malang tempo dulu, seperti tema-tema sejarah dan budaya yang divisualisasikan di arena festival, perjuangan melawan penjajah yang terjadi Kota
Malang. Selain itu, sebagai mahasiswa pendidkan Sejarah, ingin mengetahui sejarah lokal Malang.
clxxxiv Bentuk partisipasi mahasiswa bermacam-macam. Partisipsi pengamatan
terfokus dilakukan partisipan terhadap satu atau lebih objek visual seperti pengamatan khusus terhadap suatu objek sejarah, budaya. Bentuk partisipasi
pengamatan dan penilaian, muncul dalam wujud pengamatan lebih mendalam terhadap objek partisipasi. Bentuk partisipasi pengamatan, pembandingan dan
penilaian. Partisipasi semacam ini dimulai dari pengamatan mendalam dan terfokus pada suatu visualisasi festival, kemudian membandingkan antar visualisasi dan atau
dengan pengetahuan dan pengalaman di luar arena festival. Sesudah itu partisipan menilai mana yang lebih bermutu.
5. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Sejarah terhadap Festival Malang Tempo Doeloe
Festival Malang Tempo Doeloe dipersepsikan dari konteks yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, festival dipersepsikan sebagai sarana pendidikan secara
visual. Dalam konteks memori kolektif, festival dipersepsikan sebagai sarana mengingatkan masyarakat kembali akan sejarah Kota Malang. Dalam konteks event
tahunan, festival ini dipersepsikan sebagai acara sekali setahun yang melibatkan segenap lapisan masyarakat. Dalam konteks ekonomi, festival dipersepsikan sebagai
wahana membuka peluang berusaha bagi segenap lapisan masyarakat. Persepsi mahasiswa Pendidikan Sejarah terhadap Festival Malang Tempo
Doeloe, dikategorikan menjadi persepsi terhadap sejarah local Malang, dan persepsi terhadap festival. Berdasarkan perspektif sejarah Malang masa kuno ada beberapa
clxxxv persepsi, yakni Malang kehidupannya makmur karena pertanian merupakan sumber
utama kerajaan, salah satu peradaban sungai dengan berdirinya dua kerajaan yang menjadi embrio kerajaan Majapahit, sangat berpotensi dilihat dari segi geografis,
berfungsi sebagai bengkel pertahanan yang sangat bagus sehingga dijadikan pusat kekuasaan politik masa Kuno, Malang sudah menjadi kota penting yang pernah jaya
di Nusantara dan banyak dikunjungi sejak masa Kuno. Itu semua dibuktikan dengan tinggalan Hindu Budha.
Persepsi dari perspektif masa Kolonial ada beberapa persepsi, yakni Malang memiliki tata pemerintahan sangat baik, kedisplinan Belanda sangat patut dicontoh
karena memberi kemajuan dalam pembangunan perkotaan, tonggak awal pembangunan perkotaan dengan segala fasilitasnya, . memantapkan tata-kota Malang
yang kemudian diwariskan pada generasi sekarang sehingga banyak bangunan Belanda yang masih dipertahankan, pembangunan kota Malang sekarang hanya
meneruskan bahkan banyak merusak warisan kolonial, kondisi kota Malang yang sekarang: bisa dikatakan semrawut karena banyaknya gedung-gedung bertingkat
membuat Malang menjadi panas dan banjir ketika hujan. Sungguh hal yang ironis dibandingkan masa kolonial
Persepsi dari perspektif masa Kemerdekaan ada beberapa macam pula, yakni masa perjuangan orang Malang sebagai bagian Indonesia mempertahankan hak
asasinya, masa kota Malang mewujudkan nasionalisme dalam bentuk penataan pemerintahan dan kehidupan ekonomi, merupakan bagian dari heroisme romantis
sebab dengan semangat yang tinggi mereka memperjuangkan Indonesia, dan
clxxxvi sengitnya pertempuran di Malang masa kemerdekaan merupakan perwujudan
semangat kepahlawanan rakyat Indonesia di Malang Persepsi mahasiswa terhadap Festival Malang Tempo Doeloe didasarkan atas
beberapa macam perspektif yang digunakan informan. Persepsi dari perspektif pendidikan adalah sebagai media pembelajaran untuk sejarah, seni dan budaya,
karena memvisualisasikan dan menampilkan atraksi yang dapat langsung diamati secara santai bagi segenap lapisan masyarakat, menumbuhkan lagi semangat
nasionalisme warga kota Malang, meski hanya menampilkan lima puluh persen sejarah kota Malang.. menggambarkan tentang zaman lampau seperti masa kolonial,
masa perjuangan, dan tentang kebudayaan, penyegaran untuk warga Malang tentang sejarah kota Malang, menggali juga mengingatkan orang-orang tentang sejarah
Malang masa dulu pada masa penjajahan, sebelum penjajahan; mempunyai nilai pendidikan bagi kota Malang dan dapat membuat masyarakat lebih antusias untuk
menggali nilai sejarah; sarana pendidikan nilai bagi generasi muda, yang diperoleh melalui sejarahnya sendiri, karena banyak orang Malang asli belum tentu tahu
tentang sejarah Malang; . penyelenggaraannya kurang efektif untuk menyebarluaskan pesan-pesan sejarah, seni dan budaya, karena waktunya cuma empat hari.
Persepsi dari
perspektif sejarah
ada beberapa
yakni visualisasi
menggambarkan kehidupan Malang tempo dulu, menggambarkan tentang zaman lampau seperti masa kolonial, masa perjuangan, dan tentang kebudayaan; menguak
tentang sejarah kota Malang khususnya masa Hindu Budha, Kolonial, Islam sampai Modern. Yang menarik karena dipadukan dengan budaya; penyegaran untuk warga
clxxxvii Malang tentang sejarah kota Malang, gambaran perjuangan Kota Malang, sejak
pembentukan kota Malang pada masa kolonial; arena penyajian barang-barang kuno, yang menjadi daya tarik utama tingginya animo pengunjung.
Dari perespektif benda peninggalan sejarah, menampilkan secara visual semua potensi sejarah, seni dan budaya Malang masa lampau, untuk dapat diketahui
dan diambil maknanya oleh masyarakat; wahana mengangkat kebudayaan masa lalu yang sekarang sudah menjadi langka dan unik; melihat bagaimana peninggalan masa
lalu termasuk masa kolonial khususnya perkembangan tekhnologi zaman dulu, Dari perspektif ekonomi, dipersepsikan sebagai media bisnis karena tersedia
banyak peluang berjualan dan berbelanja; di balik layar banyak aktivitas bisnis; dimensi ekonomi bisnis yang paling menonjol; lama-lama kawasan industri terus
bertambah menggeser kawasan lainnya; lama kelamaan, tahun ke tahun kurang menyajikan tentang sejarah kota Malang. Malah yang meningkat dari faktor
ekonominya. Contohnya, banyaknya pedagang kuliner yang berjejer di arena festival; kebanyakan nilai bisnis tinggi, akibatnya penyajian Malang dari jaman kuno hingga
kemerdekaan, pesannya kurang bisa ditangkap oleh wisatawan, apalagi yang berasal dari luar Malang; festival bergeser atau disalahgunakan untuk kepentingan
komersial, apalagi adanya kebudayaan yang tidak ada di Malang menjadi diada- adakan. Telah terjadi tindakan menyalahgunakan nila-nilai pendidikan sejarah yang
berdasarkan jatidiri Malang sebab lama kelamaan, tahun ke tahun kurang menyajikan tentang sejarah kota Malang. Malah yang meningkat dari faktor ekonominya, antara
lain banyak pedagang kuliner yang berjejer di arena festival.
clxxxviii
6. Klarifikasi Nilai Pendidikan Sejarah pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah