Persiapan Festival Malang Tempo Doeloe

cxxvi

2. Penyelenggaraan Festival Malang Tempo Doeloe

Festival Malang Tempo Doeloe dapat di bagi menjadi 3 tahap penyelenggaraan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

a. Persiapan Festival Malang Tempo Doeloe

Institusi penyelenggara Festival Malang Tempo Doeloe adalah Pemkot Malang melalui Disbudpar Kota Malang dan Yayasan Inggil Kota Malang. Kedua institusi ini membangun kesepakatan dalam suatu perjanjian kerjasama menyelenggarakan festival Malang Tempo Doeloe. Eva Nordiana menyatakan festival ini ada MOU-nya, karena menggunakan dana APBD wawancara tanggal 24 Mei 2009. Mengenai bagaimana mekanisme pihak Yayasan Inggil memperoleh dana, Khalid Ari menyatakan diperoleh dari sponsor, dan kontribusi pemkot Malang. Untuk kepentingan itu, tahun-tahun awal harus membikin proposal dulu. Tetapi mulai tahun 2008 sampai sekarang tidak begitu. Pemerintah bahkan juga meminta festival diadakan setiap tahun, karena dianggap sebagai ikon dari kota Malang. wawancara tanggal 08 Oktober 2009. Perjanjian kerjasama memposisikan Pemkot Malang sebagai pengambil kebijakan penyelenggaraan festival, Yayasan Inggil sebagai pelaksana teknis peyelenggaraan festival. Berdasarkan butir-butir perjanjian kerjasama, kedua belah pihak membuat persiapan festival. Pemkot Malang membentuk panitia festival, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Walikota Malang tentang pembentukan panitia pelaksana kegiatan cxxvii Malang Tempo Dulu. Panitia ini diketuai oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Struktur kepanitiaan meliputi pembina, pengarah dan pelaksana. Pelaksana terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, koordinator keamanan, ketertiban, parkir dan pertamanan, koordinator acara pembukaan penutupan, konsumsi dan perlengkapan, serta koordinator acara publikasi dan dokumentasi. Personal yang dilibatkan dalam struktur kepanitiaan berasal dari internal dan eksternal Pemkot Malang Tugas panitia adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan Festival Malang Tempo Dulu; menjaga dan mengamankan taman kota di sepanjang jalan Ijen berserta kebersihannya selama kegiatan berlangsung; menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan bagi warga sekitar Ijen dan pengunjung kegiatan Malang Tempo Dulu; melaksanakan dan mensukseskan pelaksanaan kegiatan Malang Tempo Dulu Tahun 2009 sesuai dengan bidang dan tanggungjawab masing-masing Keputusan Walikota Malang, tanggal 18-03-2009 . Yayasan Inggil tidak membentuk panitia secara formal, tetapi merekrut 10 orang yang memiliki keahlian dan siap bekerja untuk mendisain suatu festival. Untuk desain kreatif, stand, panggung, properti, kesenian, acara, dan lain-lain, ada pengurusnya sendiri-sendiri. Misalnya, seksi konsep desain Khalid Ari, seksi stand Jon Ali, seksi properti Rozak, seksi kesenian Sunari, seksi administrasi Joko. Semuanya berada di bawah koordinasi dan komando Pak Dwi Cahyono sebagai Ketua Yayasan Inggil. Menurut Khalid Ari, mereka memiliki latar kehlian di bidang seni-rupa, teknologi, disain dan komunikasi visual. Personal berkeahlian demikian cxxviii sangat dibutuhkan Inggil untuk mendisain awal seluruh rencana festival. wawancara tanggal 08 Oktober 2009. Paling sedikit ada 3 orang personil yang bekerja setiap hari mendisain awal pelbagai rencana festival pengamatan tanggal 6 Pebruari 2009 Mengingat masing-masing pihak membentuk panitia sendiri, kemungkinan terjadi hambatan komunikasi. Menurut Eva Nordiana hubungan kedua pihak bersifat koordinatif, artinya yang berperan sebagai lembaga koordinatif dalam konteks festival adalah pihak Pemkot Malang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Yayasan Inggil selalu diundang dalam rapat koordinasi, untuk membahas pelbagai hal terkait dengan festival wawancara tanggal 24 Mei 2009 . Yayasan Inggil sebagai pelaksana teknis festival, harus kerja keras melaksanakan mandat tersebut, sebagaimana dikemukakan Dwi Cahyono, harus kerja ekstra dengan melibatkan generasi muda yang peduli dengan sejarah, seni dan budaya. Kerjasama dijalin dengan berbagai pihak, seperti kelompok-kelompok seni, instansi pemerintah seperti Dinas Pendidikan, Telkomsel untuk sponsor, dan sebagainya. Untuk penentuan tema dan substansi, Dwi Cahyono dan tim termasuk dari pakar melakukan surveiriset. Jika hanya pentingkan hiburan dan bisnisnya, buat apa membuat perencaanaan yang menekankan pada aspek pembelajaran, dan ini dipersiapkan dengan matang melalui pengumpulan referensi, diksusi dan riset wawancara tanggal 24 Pebruari 2010. Namun hal itu semua disadari sebagai tanggung-jawab dan konsekwensi dari kecintaan kepada sejarah dan budaya Malang. Yayasan Inggil dapat disebut sebagai “dapur” yang menggodok festival Malang Tempo Doeloe. Aktivitas yang berlangsung di “dapur festival”, yang berada cxxix di rumah makan Inggil kota Malang. Memasuki suatu ruang di depan yang menghadap ke toko souvenir di rumah makan tersebut, langsung dihadapkan pelbagai foto atau gambar Malang Tempo Doeloe, denah jalan Ijen tempat berlangsung festival, satu meja rapatpertemuan, dan dua perangkat komputer. Tiap hari selalu ada aktifitas panitia yang sedang bekerja untuk festival pengamatan tanggal 06 Pebruari 2009. Mengenai persiapan konsep, tema dan penjabarannya menjadi kelompok kelompok visualisasi sejarah, seni dan budaya Malang tempo dulu, dikemukakan Khalid Ari, yakni penentuan tema, konsep dan materi festival dilakukan melalui serangkaian pengkajian dalam bentuk studi referensi, survei, dan diskusi. Contohnya, ketika tema festival tentang kerajaan, harus survei ke beberapa situs, paling tidak dua bulan sebelum festival diselenggarakan. Yang bergerak sepuluh orang tenaga inti tadi wawancara dengan 08 Oktober 2009. Mengenai koordinasi persiapan dengan pemkot Malang, Khalid Ari menyatakan: dari pihak pemerintah yang juga berpatisipasi menyiapkan acara misalnya dari Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, dan lain-lain. Dinas Pendidikan sangat membantu karena ketika diselenggarakan festival, mulai dari TK hingga SMA mengadakan pengumpulan data di Festival Malang Tempo Doeloe. Sentuhan kemanusiaan guru dalam mengajar sudah meluntur. Festival Malang Tempo Doeloe bisa dijadikan sebagai sarana untuk belajar wawancara tanggal 08 Oktober 2009. Pernyataan ini sesuai dengan surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang kepada panitia festival nomor 421.9282535.75.3072009, tanggal 1 Mei 2009, perihal cxxx rekomendasi, yang isinya mendukung dan menyetujui rekomendasi bagi partisipasi sekolahlembaga di lingkangan Dinas Pendidikan Kota Malang, dengan ketentuan dilakukan secara koordinatif, tidak ada unsur paksaan, tidak ada unsur politik, dan tidak mengganggu kegiatan sekolah. Disbudpar mengadakan beberapa kali rapat koordinasi khusus dengan mengundang pihak Yayasan Inggil. Koordinasi juga dilakukan dengan pelbagai dinas terkait yang berada di bawah pemkot, seperti dinas pendidikan, bagian Humas pemkot, dinas perindustrian, pertamanan, satpol PP, dan lain-lain. Selain itu, koordinasi dengan luar juga dilakukan, seperti dengan Polresta Malang, dinas perindustrian, wartawanmas-media, perwakilan penghuni rumahfasilitas umum di jalan Ijen, dan lain-lain wawancara dengan Eva Nordiana tanggal 24 mei 2009.

b. Pelaksanaan Festival Malang Tempo Doeloe