Penilaian Aspek Aksesibilitas Penialaian Keandalan Bangunan

Tabel 2. 4. Contoh Perhitungan Faktor Reduksi Komponen Instalasi Listrik lanjutan Tabel 2. 4 Komponen Instalasi Listrik Rusak Bobot Fungsi 100 Nilai Tingkat Keandalan Nilai 7. Daily Tank 6.00 100 8. Panel Kontak 6.00 100 Sub total 50.00 Total Bobot Maksimal 100 Nilai Keandalan Utiltas : Instalasi Listrik Sumber: Dinas Tarukim Kota Medan, 2011 Pada kolom nilai tingkat keandalan reduksi diidi berdasarkan dari rusak atau tidaknya komponen penyusun. Nilai presentasi factor reduksi didapat dari hasil perkalian antara bobot fungsi dan nilai tingkat keandalan reduksi. c. Pada kolom 8 merupakan kolom yang menystsksn tingkst keandalan tiap bagian komponen utilitas yang didapat dari hasil perhitungan = 6 x 7. d. Pada kolom 9 merupakan kolom yang menytakan tingkat keandalan total kompopnen yang didapat dari hasil penjumlahan masing-masing tingkat keandalan dari kolom 8.

2.5.4. Penilaian Aspek Aksesibilitas

Nilai kondisi aksesibilitas merupakan suatu nilai tertentu yamg berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian aksesibilitas bangunan. Nilai kondisi Universitas Sumatera Utara dapat menjelaskan mengenai kwalitas dan kwantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan. Terdapat 9 komponen yang dinilai secara visual pada aspek aksesibilitas dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu ukuran dasar ruangan, jalur pedestrian dan ram, area parkir, perlengkapan dan peralatan kontrol, toilet, pintu, lift aksesibilitas, telepon, dan lift tangga. Persyaratan aksesibilitas telah diatur dalam Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 30PRTM2006. a. Ukuran Dasar Ruangan Ukuran dasar ruang tiga dimensi panjang, lebar, tinggi mengacu kepada ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakan penggunanya. b. Jalur pedestrian dan Ram Jalur pedistrian memiliki esensi jalur yang digunkan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang cacat secara mandiri yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, mudah, nyaman, dan tanpa hambatan. Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. c. Area parkir Area parkir adalah empat parkir kendaraan yang dikendarai oleh pengendara termasuk penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik turun kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk menaik-turunkan penumpang Passenger Loading Zones adalah tempat Universitas Sumatera Utara bagi semua penumpang termasuk penyandang cacat, untuk naik turun dari kendaraan. d. Perlengkapan dan Peralatan Kontrol Perlengkapan dan peralatan kontrol dapat dinilai pada kondisi kelengkapan yaitu : 1. Perlengkapan dan peralatan kontrol pencahayaan 2. Perlengkapan dan peralatan peringatan darurat e. Toilet Esensi toilet yaitu sebagai fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang, termasuk penyandang cacat dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum lainnya. f. Pintu Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruangan yang merupakan tempat untuk masuk dan keluar dan pada umumnya dilengkapi dengan penutup daun pintu. g. Lif aksesibilitas Lif adalah alat mekanis elektris untuk membantu pergerakan vertikal didalam bangunan, baik yang digunkan khusus bagi penyandang cacat maupun yang merangkap sebagai lif barang. Untuk bangunan gedung lebih dari 5 lantai harus menyediakan minimal 1 satu buah lif yang aksesibel, kecuali untuk rumah sakit dan kebutuhan khusus. h. Telepon Universitas Sumatera Utara Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum. i. Lif Tangga Lif tangga adalah alat mekanis elektrik untuk membantu pergerakan vertikal dalam bangunan, yang digunkan khusu bagi penyandang cacat secara individu. Untuk bangunan dengan jumlah lantai minimal 3tiga, dengan perbedaan ketinggian lantai minimal empat meter, harus memilii minimal 1 satu buah lift tangga, yang terdapat pada jalur tangga di salah satu sisi pada dinding dan memenuhi standar teknis yang berlaku. Pengamatan aksesibilitas dilakukan dilpangan secara visual kemudian dilakukan penilaiaan pada bangunan gedung dalam formulir penilaiaan keandalan bangunan mengacu pada Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, tahun 1998, Departemen PU, dan Peraturan Permen PU No.29PRTM2007, Permen PU No.26PRTM2008 dan Dinas Tarukim Kota Medan menerapkan sistem penilaiaan keandalan aksesibilitas dengan ketentuan seperti yang terlihat pada Tabel 2. 5. Tabel 2. 5 Formulir penilaiaan keandalan aksesibilitas No.Kom ponen Jenis Komponen Aksesibilitas gedung Nilai Maks Bobot Kriteria penilaian Nilai Keandalan terfaktor Keandalan K Andal 95-100 Kurang 75-95 Tidak 75 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Ukuran Dasar Ruangan 20.00 100 20.00 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. 5 Formulir penilaiaan keandalan aksesibilitas lanjutan Tabel 2. 5 No.Kom ponen Jenis Komponen Aksesibilitas gedung Nilai Maks Bobot Kriteria penilaian Nilai Keandalan terfaktor Keandalan K Andal 95-100 Kurang 75-95 Tidak 75 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 Jalur Pedestrian dan Ram 20.00 100 20.00 3 Area Parkir 20.00 100 20.00 4 Perlengkapan dan peralatan 5.00 100 5.00 5 Toilet 20.00 100 20.00 6 Pintu 15.00 100 15.00 7 Lift aksesibilitas 0.00 X 0.00 8 Telepon 0.00 X 0.00 9 Lift Tangga 0.00 X 0.00 Sub Total 100 100 Total Nilai Keandalan Aksesibilitas Sumber : Dinas Tarukim Kota Medan, 2011 Keterangan : a. Kolom 5, , dan 7 merupakan kolom kreteria penilaian keandalan yang didapat dari hasil perhitungan nilai keandalan masing-masing komponen. b. Kolom 9 merupakan presentasi keandalan komponen dari nilai keandalan terfaktor yang didapat dari hasil perhitungan = , , � Universitas Sumatera Utara

2.5.5. Penilaian Aspek tata Bangunan dan Lingkungan