yang terdapat pada bangunan gedung tersebut. Penilaian dilakukan berdasarkan dengan survei di lapangan yang selanjutnya hasil survei dianalisis menurut nilai
kriteria keandalan bangunan suatu gedung.
2.5. Penialaian Keandalan Bangunan
Pada penilaian keandalan bangunan gedung terdapat 5 aspek pengamatan yang dinilai untuk menjamin keandalannya, yaitu penialaian aspek arsitektur,
struktur, utilitas, aksesibilitas, dan tata bangunan dan lingkungan.
2.5.1. Penilaian Aspek Aristektur
Nilai kondisi arsitektur merupakan suatu nilai tertentu yang berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian arsitektur bangunan. Nilai kondisi dapat
menjelaskan mengenai kwalitas dan kwantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
Terdapat 2 komponen yang dinilai secara visual pada aspek arsitektur dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu komponen ruang dalam dan
komponen ruang luar. a.
Komponen Ruang Dalam 1.
Kesesuaiaan penggunaan fungsi Kondisi yang menjamin bentuk dan dimensi serta organisasi ruang,
sirkulasi dalam bangunan dan hubungan antar ruang sesuai dengan fungsinya.
2. Pelapis muka lantai
Kondisi dimana pelapis muka lantai dalam kondisi baik tidak retak rambut, terbelah ataupun terpecah.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelasteran lantai
Kondisi dimana plesteran lantai dalam kondisi baik tidak retak, terbelah atupun pecah.
4. Pelapis muka dinding
Kondisi dimana pelapis muka dinding dalam kondisi baik tidak terkelupas, hilang ataupun tak tampak.
5. Pelapis muka dinding
Kondisi dimana pelpis muka dinding dalam kondisi baik tidak pudar, lembab, berlumutberjamur, terkelupas hilang atau pun tidak tampak.
6. Kosen pintu dan jendela
Kondisi dimana kosen pintu dan jendela masih berfungsi dengan baik tidak lapuk, rapuhkeropos, retak, berlubang, bagian pintu dan jendela ada yang
patah, sambungan lepas, melengkung dan rusak. 7.
Lapisan muka langit-langit Kondisi dimana lapisan muka langit-langit tidak rusak, kotorbebercak,
pudar, panil hilang, ataupun terkelupas. b.
Komponen Ruang Luar 1.
Penutup atap Kondisi dimana penutup atap tidak retak, pecah, rembes, bocor, hilang,
korosi, berlumutberjamur, ditumbuhi tanaman, paku lepas, flshing rusak, dilatasi rusak.
2. Pelapis muka idnding luar
Kondisi dimana pelapis muka dinding dalam kondisi baik tidak pudar, lembab, berlumutberjamur, terkelupas, hilang atau pun tidak tampak.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelasteran dinding luar
Kondisi dimana pelasteran dinding dalam kondisi baik tidak terkelupas, hilang ataupun tidak tampak.
4. Pelapis muka lantai luar
Kondisi dimana plesteran dinding dalam kondisi baik tidak terkelupas, hilang ataupun tidak tampak.
5. Plesteran lantai luar
Kondisi dimana plesteran lantai dalam kondisi baiktidak retak, terbelah ataupun pecah.
6. Pelapis muka langit-langit
Kondisi dimana lapisan muka langit-langit tidak rusak, kotorbebercak, pudar, panil hilang, ataupun terkelupas.
Pengamatan dilapangan dilakukan secara visual kemudian dilakukan penilaian pada bangunan gedung dalam formulir penilaian keandalan bangunan mengacu
pada Pajak Bumi Bangunan, dll. Data dianalisis dengan menggunakan panduan Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, tahun 1998,
Departemen PU, dan Peraturan Permen PU No.29PRTM2007, Permen PU No.26PRTM2008 dan Dinas Tarukim Kota Medan menerapkan sistem
penilaian keandalan arsitektur dengan ketentuan seperti terlihat pada Tabel 2. 1.
Tabel 2.1 Penilaiaan Aeandalan Arsitektur
Kompo nen
Kondisi Kefungsian Komponen
Nilai Maks
Kriteria Penilaian Nilai
Total Andal
95-100 Nilai
K Kurang
andal 75- 94
Nilai K
Tida k
75 Nilai
K
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penilaiaan Aeandalan Arsitektur lanjutan Tabel 2.1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ruang dalam
80
Kesesuaian penggunaan fungsi Pelapis muka lantai
Pelapis muka dinding Plesteran dinding
Kosen pintu dan jendela Lapisan muka langit
Sub Total Ruang
Luar 20
Penutup atap Pelapis muka dinding luar
Plesteran dinding luar Pelapis muka lantai luar
Plesteran lantai luar Pelapis muka langit langit
Sub Total Total Nilai
Sumber : Dinas Tarukim Kota Medan, 2011 Keterangan :
a. Nilai pada kolom 10 di dapat dari hasil penyelesaiaan pada tiap-tiap
komponen dengan tahapan dan persamaan sebagai berikut. Faktor reduksi kerusakan
� =
�� �
2.1 Dimana, r = faktor reduksi kerusakan
nr = jumlah komponen rusak bh n = jumlah komponen yang tiap lantai bh
tingkat keandalan tereduksi �� = �� − �
2.2 Dimana, Ka
= Tingkat keandalan awal komponen Ri
= Faktor reduksi posisi Ri = 1 Nilai keandalan awal
�� =
� ∑ �
. K max 2.3
Universitas Sumatera Utara
Dimana, Ka = keandalan awal komponen
∑n = total jumlah komponen pada gedung bh K max = nilai maksimum keandalan komponen
Nilai keandalan reduksi kerusakan Kr = r . Ka 2.4
Dimana, Kr = nilai keandalan reduksi kerusakan
Nilai keandalan komponen Klt = Kt . Ka 2.5
Dimana, Klt = nilai keandalan komponen tiap lantai Nilai total keandalan komponen ∑K = Klt1+Klt2+.....+Kltn
2.6 Dimana, ∑K = nilai total keandalan komponen
b. Nilai pada kolom 5, 7, dan 9 merupakan nilai presentase tingkat
keandalan K pada masing-masing komponen yang didapat dari hasil perhitungan =
3
. 100 2.5.2.
Penilaiaan Aspek Struktur
Nilai kondisi struktur merupakan suatu nilai tertentu yang berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian struktur bangunan. Nilai kondisi dapat
menjelaskan mengenai kwalitas dan kwantitas suatu elemen bila terjadi kerusakan.
terdapat 2 komponen yang dinilai secara visual pada aspek struktur dalam pemeriksaan keandalan bangunan yaitu struktur utama dan struktur pelengkap,
a. Struktur utama
1. Pondasi
Kondisi dimana pondasi berfungsi dengan baik tidak terjasi kerusakan seperti deformasipenurunan pondasi, retak pondasi, rapuh atau bocor bila pengguna
pondasi pelat atau basement.
Universitas Sumatera Utara
2. Kolom struktur
Kondisi dimana kolom tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, retak rambut, retak atau patah.
3. Balok struktur
Kondisi dimana balok struktur tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, retak rambut, retak atau patah.
4. Joint kolom-balok
Kondisi dimana joint kolom-balok tidak terjadi kerusakan seperti retak rambut, retak atau patah.
5. Plat lantai
Kondisi dimana plat lantai tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, rusak atau patah.
6. Plat tap
Kondisi dimana plat atap tidak terjadi kerusakan seperti bocor, melengkung, retak atau patah.
7. Penggantung langit-langit
Kondisi dimana penggantung langit-langit tidak terjadi kerusakan seperti penggantung hilang, kendur, dan patah.
b. Struktur pelengkap
1. Platbalok tangga
Kondisi dimana balok anak tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, retak rambut, retak dan patah.
2. Balok anak
Universitas Sumatera Utara
Kondisi dimana balok anak terjadi kerusakan seperti melengkung, retak rambut, retak atau patah.
3. Lain-lain balok canopy, balok laufel
Kondisi dimana komponen pelengkap struktur lainnya dalam kondisi baik. Pengamatan dilakukan dilapangan secara visual kemudian dilakukan penilaian
pada bangunan gedung dalam formulir penilaian keandalan bangunan mengacu pada Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, tahun 1998,
Departemen PU, dan Peraturan Permen PU No.29PRTM2007, Permen PU No.26PRTM2008 dan Dinas Tarukim Kota Medan menerapkan sistem
penilaiaan keandalan struktur dengan ketentuan seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel penilaian keandalan struktur
No Kondisi Kefungsian
Komponen Struktur K
max
Faktor Reduksi Nilai keandalan Bagian
komponen.Str Akibat
kegagalan Sesuai
posisitingkat 1
2 3
4 5
6 I
STRUKTUR UTAMA 1
Pondasi 25.00
2 Kolom struktur
20.00 3
Balok struktur 15.00
4 Joint kolom-balok
15.00 5
Plat lantai 4.50
6 Plat atap
0.50 7
Penggantung langit-langit 5.00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Tabel penilaian keandalan struktur lanjutan tabel 2. 2
No Kondisi Kefungsian
Komponen Struktur K
max
Faktor Reduksi Nilai keandalan Bagian
komponen.Str Akibat
kegagalan Sesuai
posisitingkat 1
2 3
4 5
6 Sub total
85.00 II
STRUKTUR PELENGKAP
1 Platbalok tangga
6.00 2
Balok anak 5.00
3 Lain-lain
4.00 Sub total
15 Total nilai
100 Total Nilai Keandalan
Struktur
Sumber : Dinas Tarukim Kota Medan, 2011 Keterangan :
a. Nilai pada kolom 6 di dapat dari hasil penyelesaiaan pada tiap-tiap
komponen dengan tahapan dan persamaan sebagai berikut. Faktor reduksi kerusakan
� =
�
�
�
2.7 Dimana, r
= faktor reduksi kerusakan A
r
= luas komponen rusak m
2
A = luas komponen yang ada tiap lantai m
2
Tingkat keandalan tereduksi Kt = Ri – r
2.2 Dimana, Kt
= tingkat keandalan tereduksi Ri
= faktor reduksi posisi Ri=1 Nilai keandalan awal
�� =
� ∑�
. ���� 2.8
Universitas Sumatera Utara
Dimana, Ka = Keandalan awal komponen ∑A = total luas komponen pada gedung m
2
K
max
= nilai maksimum keandalan komponen Nilai keandalan komponen K
Lt
= Kt . Ka 2.5
Dimana, K
Lt
= nilai keandalan komponen Nilai total keandalan komponen ∑K = K
Lt1
+ K
Lt2
+...+ K
Ltn
2.6 Dimana, ∑K= nilai total keandalan komponen
b. Nilai pada kolom 4 merupakan nilai presentasi tingkat keandalan K
pada masing-masing komponen yang didapat dari hasil perhitungan =
3
. .
2.5.3. Penilaiaan Aspek Utilitas dan Proteksi Kebakaran