tempat penjualan dan selalu menyiram meja setiap kali kotor dapat meminimalkan kontaminasi Salmonellasp. pada daging ayam.
Adanya pengetahuan yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan, selain itu
pengetahuan mempunyai peranan penting untuk dapat membuat hidup sejahtera dan berkualitas Sediaoetama, 2000.
5.5 Hubungan Sikap Pedagang dengan Keberadaan Salmonella sp. pada
Daging Ayam Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara sikap pedagang dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru dengan p value 0,059 0,05. Sehingga
didapatkan informasi bahwa 22 responden memiliki sikap yang sedang, 1 sampel daging ayam ditemukan Salmonella sp. dan 21 sampel lainnya tidak ditemukan
keberadaan Salmonella sp. sedangkan 11 responden yang memiliki sikap yang baik, 3 sampel ditemukan keberadaan Salmonella sp. dan 8 sampel lainnya tidak
ditemukan Salmonella sp. Menurut Notoatmodjo 2007, sikap adalah respon tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat, dan emosi yang bersangkutan senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,
dan sebagainya. Menurut Purnawijayanti 2001 bahwa tangan yang kotor atau
terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen dari tubuh, feces, atau sumber lain ke makanan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 20
responden setuju bahwa kebersihan tangan adalah hal yang penting untuk
Universitas Sumatera Utara
menghindari kontaminasi bakteri pada daging ayam. Menurut Widyati dan Yuliarsih 2002, tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang vital untuk
mengerjakan sesuatu dalam penyelenggaraan makanan, dan melalui tangan pula makanan banyak terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan perlu mendapat
prioritas tinggi. Menurut Lesmana 2006, Salmonellasp. ditemukan pada daging bukan
dibagian dalamnya karena biasanya yang menyebabkan kontaminasi dari daging tersebut adalah flora normal usus hewan yang bersangkutan pada saat disembelih.
Dari hasil penelitian, 30 responden setuju bahwa tempat pencucian daging ayam dan
ampela seharusnya
dipisahkan. Hal
tersebut dapat
mengindari terkontaminasinya daging ayam oleh Salmonella sp. yang merupakan flora normal
usus ayam dan biasanya melekat pada ampela. Dari hasil penelitian didapatkan 24 responden tidak setuju dengan
pernyataan bahwa pisau yang digunakan untuk menyembelih dapat digunakan kembali memotong karkas. Karena ketika mereka menyembelih ayam
menggunakan pisau yang berbeda dengan pisau untuk memotong karkas. Hal ini sama juga menurut Priyatno 2000, pisau yang digunakan harus kuat dan tajam.
Pisau untuk penyembelihan hanya digunakan untuk penyembelihan saja karena pada proses penyembelihan merupakan tingkat pencemaran biologik, kimiawi,
dan fisik yang tinggi. Faktor lain yang mendukung tidak ditemukannya Salmonella sp. pada
daging ayam adalah sikap pedagang terhadap mengganti kain lap sesering mungkin dengan yang bersih untuk menghindari kontaminasi. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian didapatkan 20 responden setuju terhadap pernyataan tersebut. Sebagian besar pedagang mengatakan bahwa mengganti kain lap merupakan hal yang
penting, karena kain lap yang digunakan untuk membersihkan meja tempat penjualan dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang dapat mengontaminasi
daging ayam apabila terus digunakan. Sehingga perlu diganti apabila kain lap tersebut kotor.
5.6 Hubungan Tindakan Pedagang dengan Keberadaan Salmonella sp.