Berdasarkan pengamatan selama penelitian, pakaian kerja para pedagang dalam keadaan bersih. Hal ini disebabkan sebagian besar para pedagang memakai
celemek yang terbuat dari plastik, sehingga kotoran yang terkena celemek tidak diserap dan pakaian kerja pedagang juga tetap bersih.
Menurut Purnawijayanti 2001 yang mengutip pendapat Colleer, kuku pekerja harus selalu bersih, dipotong pendek, dan sebaiknya tidak dicat. Dari hasil
penelitian didapatkan 15 responden kadang-kadang kukunya dalam keadaan pendek dan bersih, dan 7 responden selalu pendek dan bersih kukunya. Kuku
seringkali menjadi tempat yang subur untuk tumbuh dan berkembangbiak bakteri, sehingga harus dijaga kebersihannya agar tidak memindahkan bakteri yang ada di
kuku ke daging ayam yang ditangani.
5.4 Hubungan Pengetahuan Pedagang dengan Keberadaan Salmonella sp.
pada Daging Ayam Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan pedagang dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru dengan p value 0,426 0,05.
Sehingga dapat diketahui 15 responden memiliki pengetahuan buruk, hanya 2 sampel daging ayam yang ditemukan keberadaan Salmonella sp. dan 13 sampel
daging ayam tidak ditemukan keberadaan Salmonella sp. Sedangkan 15 responden memiliki pengetahuan sedang, hanya 1 sampel daging ayam yang ditemukan
Salmonella sp. dan 14 sampel daging ayam tidak ditemukan keberadaan Salmonella sp. dan 3 responden yang memiliki pengetahuan baik, ditemukan
keberadaan Salmonella sp. pada 1 sampel daging ayam dan 2 sampel lainnya tidak ditemukan Salmonella sp.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan terhadap objek tertentu. Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang
sangat penting dalam bentuk tindakan sesorang overt behavior Notoatmojo, 2007. Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi tidak adanya
Salmonella sp. pada daging ayam diantaranya, pengetahuan pedagang tentang bakteri pada proses pencucian berasal dari kotoran ayam yang menempel pada
ampela, sehingga pedagang tahu bagaimana cara untuk menghindari kontaminasi pada saat pencucian daging ayam. Dari hasil penelitian sebanyak 20 responden
sudah tahu dan 13 responden menganggap bakteri berasal dari darah ayam. Pengetahuan pedagang bahwa bakteri yang mengontaminasi daging ayam berasal
dari kotoran ayam membuat pedagang lebih baik lagi ketika menangani daging ayam. Hal ini dibuktikan dengan pedagang memisahkan tempat pencucian daging
ayam dan ampela. Pengetahuan untuk memisahkan tempat pencucian tersebut dapat meminimalkan kontaminasi Salmonella sp. pada daging ayam.
Faktor lain yang mendukung tidak adanya Salmonella sp. pada daging ayam, yaitu pengetahuan pedagang tentang kebersihan tempat penjualan.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa 27 responden yang menyiram meja tempat penjualan setiap kali kotor. Kebersihan meja tempat penjualan merupakan
hal penting yang harus diijaga karena pada meja bisa saja terdapat kotoran yang terkontaminasi Salmonellasp. pada proses penyembelihan. Selain untuk menjaga
kebersihan daging ayam, pedagang juga mengatakan pentingnya menjaga kebersihan meja tempat penjualan agar tetap bersih sehingga pembeli mau datang
untuk membeli daging ayam. Hal ini memperlihatkan bahwa menjaga kebersihan
Universitas Sumatera Utara
tempat penjualan dan selalu menyiram meja setiap kali kotor dapat meminimalkan kontaminasi Salmonellasp. pada daging ayam.
Adanya pengetahuan yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan, selain itu
pengetahuan mempunyai peranan penting untuk dapat membuat hidup sejahtera dan berkualitas Sediaoetama, 2000.
5.5 Hubungan Sikap Pedagang dengan Keberadaan Salmonella sp. pada