Penelitian tentang Salmonella sp. ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriani 2012 pada daging ayam beku yang dilalulintaskan
melalui pelabuhan penyeberangan merak, menunjukkan bahwa dari 53 sampel yang diuji terdapat 2 sampel positif Salmonella sp. dan 51 sampel negatif. Adanya
bakteri pada 2 sampel ayam beku ini diduga berasal dari higiene penjamah, perlakuan penjual dan pembeli lain, sanitasi lingkungan selama proses
penyembelihan sampai penjualan, serta kontaminasi lain atau kuman dari ayam itu sendiri.
Salmonella sp. adalah organisme yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae.Pada manusia, Salmonella menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti gastroenteritis, bakteriemia, dan septikimia, serta demam enterik. Salmonellosisadalah istilah yang digunakan untuk menyatakan infeksi yang
disebabkan oleh genus Salmonella sp, namun seringkali salmonellosis digunakan secara khusus untuk gastroenteritis yang disebabkan keracunan makanan karena
Salmonella. Infeksi oleh karena Salmonella sp.dapat dibagi menjadi dua yaitu, infeksi
non-tifoid yang paling dominan adalah penyakit diare dan demam tifoid atau demam enterik yang disebabkan oleh Salmonella ser. Typhi dan Salmonella ser.
Paratyphi Lesmana, 2006.
5.3 Hubungan Higiene Perorangan dengan Keberadaan Salmonella sp.
pada Daging Ayam Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara higiene perorangan dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru dengan p value 0,846 0,05. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat diperoleh informasi bahwa 18 responden yang memiliki higiene perorangan yang sedang, daging ayam yang dijual menunjukkan hanya 2 sampel daging ayam
ditemukan keberadaan Salmonella sp. dan 16 sampel daging ayam lainnya tidak ditemukan keberadaan Salmonella sp. Sedangkan 15 responden dengan higiene
perorangan yang buruk, daging ayam yang dijual menunjukkan hanya 2 sampel daging ayam ditemukan keberadaaan Salmonella sp. dan 13 sampel daging ayam
lainnya tidak ditemukan keberadaan Salmonella sp. Higiene perorangan yang menjadi faktor yang mempengaruhi tidak adanya
Salmonella sp. pada daging ayam diantaranya mencuci tangan setelah menyembelih ayam, mencuci pakaian kerja bila kotor, kuku dalam keadaan
pendek dan bersih. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pedagang yang kadang kadang mencuci tangan sebanyak 6 pedagang dan yang selalu mencuci
tangan 10 pedagang. Tangan manusia merupakan tempat kuman berkembang biak. Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan
virus patogen dari tubuh, feces, atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu pencucian tangan merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh pekerja yang
terlibat dalam penanganan makanan. Pencucian tangan, meskipun tampaknya merupakan kegiatan ringan atau sering disepelekan, terbukti cukup efektif dalam
upaya mencegah kontaminasi pada makanan Purnawijayanti, 2001. Menurut Purnawijayanti 2001, pakaian kerja sebaiknya dibedakan dari
pakaian harian. Disarankan untuk mengganti dan mencuci pakaian secara periodik, untuk mengurangi resiko kontaminasi. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa 18 responden mengatakan mencuci pakaian kerja apabila kotor.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan selama penelitian, pakaian kerja para pedagang dalam keadaan bersih. Hal ini disebabkan sebagian besar para pedagang memakai
celemek yang terbuat dari plastik, sehingga kotoran yang terkena celemek tidak diserap dan pakaian kerja pedagang juga tetap bersih.
Menurut Purnawijayanti 2001 yang mengutip pendapat Colleer, kuku pekerja harus selalu bersih, dipotong pendek, dan sebaiknya tidak dicat. Dari hasil
penelitian didapatkan 15 responden kadang-kadang kukunya dalam keadaan pendek dan bersih, dan 7 responden selalu pendek dan bersih kukunya. Kuku
seringkali menjadi tempat yang subur untuk tumbuh dan berkembangbiak bakteri, sehingga harus dijaga kebersihannya agar tidak memindahkan bakteri yang ada di
kuku ke daging ayam yang ditangani.
5.4 Hubungan Pengetahuan Pedagang dengan Keberadaan Salmonella sp.