Fungsi Kesinambungan Kebudayaan Fungsi Lembaga Sosial Fungsi Hiburan Pertunjukan

terjampa-jampa berumu mengkuso kusoi bage manuk medemken berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna, Bisa saja nanti putrimu ini merasa bingung karena tidak tau apa yang akan ku perbuat.

3.6.4. Fungsi Reaksi Jasmani

Bagian akhir dari frasa teks tangis beru si jahe umumnya selalu diakhiri dengan isakan tangis. Hal ini diakibatkan kesedihan yang mendalam yang dirasakan si beru jahe. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap orang yang mendengarkan, jika mereka benar-benar memahami apa yang di ungkapkan beru jahe tersebut maka mereka juga akan ikut mengeluarkan air mata seolah-olah mereka ikut merasakan kesedihan si beru jahe tersebut. Demikian juga terhadap orang yang ditangisi. Mimik, ekspresi dan tangisan si beru jahe akan mempengaruhi pendengar seolah-olah memberitahukan betapa sedihnya perasaannya pada masa itu.

3.6.5. Fungsi norma-norma sosial

Paman memiliki kedudukan tertinggi dalam upacara adat masyarakat Pakpak. Apabila paman membatalkan untuk menikahkan seorang keponakannya maka tidak ada yang bisa melarang. Hal tersebut menandakan bahwa Paman memiliki hak mutlak dalam adat.

3.6.6. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Adanya festival dan pertunjukan tangis beru si jahe menjadi salah satu wujud dari kesinambungan kebudayaan. Kelanjutan dari tangis beru si jahe ini Universitas Sumatera Utara menjadi salah satu wacana untuk mengangkat kembali, melestarikan dan mengenalkan seperti apa tangis beru si jahe tersebut kepada msyarakat khususnya masyarakat Pakpak.

3.6.7. Fungsi Lembaga Sosial

Lembaga sosial yang menyangga kebiasaan-kebiasaan adat dapatdisahkan oleh lagu-lagu yang ikut menyangga kebiasaan adat dan untuk mentaati peraturan-peraturan adat merriam Dalam hal ini tangis yang ditujukan kepada orang tua, paman, bibi dan kerabat selain sebagai ungkapan perasaan juga merupakan permohonan dukungan dari mereka melalui nasehat, materi sebagai bekal perkawinan yang akan diberikan kepada beru si jahe tersebut. Melalui pemberian-pemberian tersebut diatas sudah merupakan salah satu pertanda bahwa secara adat kelompok sosial tersebut sudah memberikan pengesahan melalui apa yang mereka berikan masing-masing kepada beru si jahe.

3.6.8. Fungsi Hiburan Pertunjukan

Tangis beru si jahe sudah mengalami pergeseran fungsi yang dahulunya berfungsi sebagai upacara adat namun saat sekarang sudah dipertunjukkan di depan umum sebagai bentuk hiburan bahkan sudah berkali-kali difestivalkan yang mana pemenang festival mendapat hadiah dan penghargaan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan adalah penampilan dan keindahan dari apa yang mereka pertunjukkan. Universitas Sumatera Utara BAB IV KAJIAN TEKSTUAL DAN MUSIKAL TANGIS BERU SI JAHE 4.1 Kajian Tekstual Tangis Beru Si Jahe 4.1.1 Analisis Semiotik Terhadap Teks Tangis Beru Si Jahe menangisi inangna dan menangisi puhunna oleh Ibu Tamma Br.Bancin Penyaji tangis : Tamma Br.Bancin Tempat Rec. : Desa Sukaramai, Pakpak Bharat Tanggal Rec. : 25 juli 2014 Oleh : Erni Juita BN Sebelum menganalisis bagaimana makna dan struktur dari teks tangis beru si jahe, penulis lebih dahulu akan menuliskan teks dari nyanyian tersebut. Berikut merupakan isi teks yang disajikan oleh Ibu Tamma Br. Bancin menangisi inangna yang saya terjemahkan dibantu oleh Ibu Sekdes Sukaramai Br.Solin ke dalam bahasa Indonesia dari hasil rekonstruksi ulang yang penulis lakukan. P : Nang...nggom nggo mo ko peahen kono menuman berumu le nang ni beruna I : Ibu...apakah engkau telah bosan mengasuh putrimu, tidakkah engkau mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku P : Nang...padan mo ko kepeken mengayak oles deba metem engket emas nggersing asa berumu i penuman numan kono inang ni beruna I : Mengapa ibu hanya menginginkan kain yang mahal dan emas yang begitu banyak tanpa mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku P : O...kepeken bage memurpurken lae mbergoh kono karinana mendahi daging simelala I : O...sepertinya Ibu hanya menginginkan kemewahan itu tanpa memikirkan perasaan Putrimu. Dan menganggap bahwa aku sudah mati P : Nang...padin mo kepeken inang ni beruna engket bapani beruna mengayaki oles deba metem, emas deba nggersing sa berumu i penuman numan ko inang ni beruna Universitas Sumatera Utara I : Ternyata lebih bagi Bapak dan Ibu menginginkan kain yang mahal, dan emas yang banyak tanpa memikirkan bagimana perasaan putrimu ini P : O...molo padinken enda tah terjampa-jampa mo berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna I : O..kalaulah aku sudah pergi kekampung yang akan kutuju, aku bagaikan seseorang yang tidak tau arah dan tujuan P : Nang...mela kalak menuman berumu tah tertingkah lae nciho si cegen, tertingkah lae meletuk molo cibon berumu i ladang ni kalak le inang ni beruna I : akan merasa malulah aku nantinya jika aku tidak tau tujuan mereka. Apabila nanti aku dikampung orang, aku salah tingkah dan tak tau apa yang harus kukerjakan P : Nang...mela kono menuman berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu, ulang ko sondat mermari mangan taba berumu le nang ni beruna I : Ibu..ketika aku sudah berada dikampung orang maka ingatlah putrimu ini hari demi hari P : Nang...mela kalak menuman berumu tah bage pilian mencalit sora ni kalak bage renggur mesora I : padahal, bagaimana perasaanmu jika putri orang lain merasakan apa yang aku rasakan ini dimana engkau mengeluarkan suara sekuat bunyi petir ketika dia tidak tau harus berbuat apa dan mengerjakan apa P : Nang...mela podinken enda berumu, tah terjampa-jampa berumu mengkuso kusoi bage manuk medemken berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna I : Bisa saja nanti putrimu ini merasa bingung karena dia tidak tau apa yang akan dia perbuat P : Nang...tah mengkuso kusoi mo berumu dalan mi juma, tah dalan mi lae mo berumu podinken enda ladang ni kalak inang ni beruna I : karena kebingungannya maka putrimu bagaikan seseorang yang tidak tau jalan menuju ladang, dan jalan menuju sungai P : Nang...menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu menadingken si nggo ramah mendapatken lako ki tutur berumu le nang ni beruna I : Ibu...aku akan meninggalkan semua kebiasaanku saat masih bersamamu dan akan menjumpai hal yang baru serta memulai kehidupan dari awal P : O...mela berumu podinken enda tah bage biah merdokar mo i ladang ni kalak ibaen deba berumu le nang ni beruna I : O..kalaulah aku dipaksakan menikah, apakah kamu pernah memikirkan bahwa mereka nantinya hanya menjadikanku untuk memperbanyak keturunan mereka Universitas Sumatera Utara P : Nang...cemal kin ngo i bere kono berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu oda ko sondat mermari ko mangan tabah berumu le nang ni beruna I : Ibu..ketika aku sudah berada dikampung orang maka ingatlah putrimu ini hari demi hari, ingatlah bagaimana selama ini engkau menyediakan apa yang aku perlukan. P : Nang...mela podinken enda mela kalak menuman berumu tah bage renggur mencalit me sora ni kalak menergang berumu inang ni beruna I : lebih baik aku tinggal saja dirumah ini daripada nantinya aku diperlakukan tidak baik dirumah orang lain P : O...padin mo ko kepeken mengayaki emas deba nggersing, oles deba metem asa berumu i penuman numan ko le nang ni beruna I : Mengapa ibu hanya menginginkan kain yang mahal dan emas yang begitu banyak tanpa mengingat bagaimana sakitnya melahirkan aku P : Nang...menisi nisi mo berumu bage sira si kurang mbue sili sili tah menisi nisi mo berumu sili so sili bage sira si kurang mbue le nang ni beruna I : dirumah yang akan aku tuju, aku akan terasing selalu karena aku belum mengenal mereka P : O...tah bage biahat merdokar me sora ni kalak ndahi berumu le nang ni beruna I : seperti suara harimau yang akan menerkam mangsanya lah nantinya suara mereka kepadaku jika aku tidak tau apa yang akan aku kerjakan P : Nang...ipurpurken kono pe berumu i tabah berumu perosongenna sirang tanoh mate I : Sama saja engkau menyuruh aku untuk bunuh diri jika aku jadi dengan pilihanmu P : Nang...mela kono menuman berumu batang-batang si kurang monggal, uruk-uruk si kurang dates bekas berumu tertabah bekas berumu kabar- kabar oda ko sondat merborih lako mangan bage ntualuh kebonen ari, sora berumu mendok mangan le inang ni beruna I : padahal nanti putrimu seperti salah duduk dan salah berdiri dalam mengerjakan segala pekerjaan di keluarga yang kutuju. Ingatlah putrimu ini selalu Ibu, yang memanggil-manggilmu pada saat kelaparan. P : O...mela kalak menuman berumu tah bage pulian cu merpari bage renggur mencalit sora ni kalak inang ni beruna I : padahal, bagaimana perasaanmu jika putri orang lain merasakan apa yang aku rasakan ini dimana engkau mengeluarkan suara sekuat bunyi petir ketika dia tidak tau harus berbuat apa dan mengerjakan apa P : Nang...tah bage tertingkah lae nciho mela cibon, tertingkah lae meletuk mo beru mu le nang ni beruna Universitas Sumatera Utara I : merasa malulah nantinya aku, seolah-olah aku tidak tahu ke mana arah dan tujuan hidupku. Berikut isi teks tangis beru si jahe menangisi Puhunna P : Nang...nggo mo kepeken Bapani bere berena menuman daging si melala 12 Jika dilihat dari makna dan struktur teks yang tertera diatas, penulis meyakini bahwa ada beberapa pesan yang terkandung didalamnya. Mulai dari perpisahan: I : Paman ternyata aku sama saja seperti orang yang sudah meninggal P : Nang padin mo ko kepeken bapani bere berena menuman kalak asa beremu i penuman numan kono bapani bere berena I : Ternyata engkau Paman sama saja seperti orang lain yang sama sekali tidak memperdulikan perasaan keponakanmu P : Nang mela kono menuman beremu, nggo kepe peahen kono menuman beremu bapa ni bere berena I : Engkau merasa malu memiliki keponakan seperti ku, dan ternyata engkau tidak memperdulikan apa yang ku rasakan P : Nang...nggo mo kepeken karinana memurpurken daging si melala inang ni beruna dekket bapani berruna puhun ni turang dekket bapani bere berena I : Ternyata orang tuaku menganggap aku seperti orang sudah mati demikian halnya dengan engkau paman P : Nang...bage memurpurken lae mbergoh mo ko kepeken menuman daging si melala bapa ni bere berena I : Engkau seperti hanya menginginkan kemewahan tanpa tahu bagaimana perasaanku paman P : Nang...karinana ke kepeken nggo peahen menuman daging si melala sa memurpurken lae mbergoh mo kepeken kene tabah daging si melala bapa ni bere berena I : Semua sudah menganggap bahwa aku sudah mati dan tidak seorangpun memikirkan perasaanku paman

4.1.2 Isi Teks