19
kerja, kerjasama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
Menurut Hariandja 2009:290 bahwa kepuasan kerja adalah merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini di sebabkan kepuasan kerja
dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.
Menurut Rivai 2009:856 pengertian kepuasan kerja adalah Evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah sikap dari karyawan meliputi perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya yang timbul karena beberapa faktor dari luar maupun dari dalam diri
karyawan yang dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawan.
2.1.2.2 Teori-Teori Kepuasan Kerja
Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian karyawan lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada karyawan lainnya. Teori ini
juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Menurut Rivai 2009:856, teori kepuasan kerja antara lain:
Universitas Sumatera Utara
20
1. Teori ketidaksetaraan Discrepancy Theory
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga
apabila kepuasannya diperoleh melebihi yang diterimanya maka orang akan lebih puas lagi, sehingga terdapat kesenjangan tetapi merupakan kesenjangan yang positif.
Kepuasan seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
2. Teori Keadilan Equety Theory
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puastidak puas, tergantung pada adatidak adanya keadilan equity dalam suatu sistem, khususnya
system kerja. Komponen utama dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan. Input adalah faktor bernilai bagi pegawai yang dianggap mendukung
pekerjaanya seperti, pendidikan, pengalaman, dan peralatanperlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaanya. Hasilnya adalah sesuatu yang
dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari pekerjaanya, seperti: upah atau gaji, simbol, status penghargaan, dan aktualisasi diri.
3. Teori dua Faktor Two Factor Theory
Teori ini menunjukan karakteristik pekerjaan menjadi 2 kelompok yaitu satisfieas dan dissatisfieas. Satisfieas Motivator adalah faktor-faktor atau situasi
yang dibutuhkan sebagai sumber yang dibutuhkan. Kepuasan kerja yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi,
kesempatan untuk memeperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor
Universitas Sumatera Utara
21
tersebut akan menimbulkan kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfieas Hegein Factor adalah faktor-
faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan yang terdiri dari gaji atau upah, pengawasan, hubungan antara pribadi, kondisi kerja dan status. Faktor ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawan. Jika faktor ini tidak terpenuhi, karyawan tidak akan puas. Jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, karyawan tidak akan kecewa meskipun belum terpuaskan. Sedangkan menurut Wibowo 2012:502, membagi teori kepuasan kerja
terbagi atas dua teori yaitu sebagai berikut: 1.
Two-Factor Theory. Teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa satisfaction kepuasan dan dissatisfaction ketidakpuasan merupakan bagian
dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan hygiene factors. 2.
Value Theory: Kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan.
Berdasarkan uraian mengenai teori kepuasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan sebuah ungkapan perasaan yang dirasakan oleh
pegawai terhadap apa yang telah dicapai dari ruang lingkup pekerjaan maupun hal yang mampu mendorong tercapainya pekerjaan itu sendiri di luar ruang lingkup
pekerjaan. Di sisi lain, kepuasan kerja dapat dilihat dari usaha pegawai dalam membuat perbandingan mengenai pekerjaan yang telah dihasilkannya dengan
pekerjaan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
22
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja